11 Sep 2010

Bangunkan Saya Saat September Berakhir



911


Tepat pukul 8.45 pagi waktu New York, hari Selasa, 11 September 2001, pesawat Boeing 767 milik maskapai American Airlines menghantam menara utara gedung World Trade Center di New York City, Amerika Serikat (AS). Saat evakuasi tengah berlangsung, pesawat kedua, Boeing 767 milik United Airlines dengan nomor penerbangan 175, muncul di langit, berbelok tajam mengarah ke World Trade Center, dan menghantam menara selatan WTC di sekitar lantai 60. Tabrakan itu menyebabkan ledakan hebat. Reruntuhan bangunan berjatuhan ke gedung-gedung sekitarnya dan jalanan di bawahnya.

Saat jutaan orang menyaksikan peristiwa memilukan di New York, sebuah pesawat milik American Airlines dengan nomor penerbangan 77 berputar mengarah ke Washington dan menabrak sisi timur gedung kantor pusat Pentagon, pukul 9.45 waktu Washington. Bahan bakar pesawat jet menyebabkan kobaran api hebat. Sebanyak 125 personel militer dan warga sipil tewas di Pentagon bersama 64 orang di dalam pesawat.

Jumlah korban di World Trade Center dan sekitarnya mendekati 4.000 orang, termasuk 343 petugas pemadam kebakaran dan 23 personel kepolisian yang berusaha mengevakuasi dan menyelamatkan para pegawai yang terjebak di lantai atas. Hanya enam orang di menara WTC yang selamat tanpa luka. Sebanyak 10.000 orang lainnya mengalami luka-luka, sebagian besar menderita luka parah.

Banyak kemudian kontroversi dibalik kejadian ini. Indikasi kontroversi yang saya maksud satu diantaranya yang pernah disebut adalah tidak satu pun dari 3.000 pegawai Yahudi yang bekerja di WTC masuk kerja pada hari itu. Tidak mungkin 3.000 orang sakit atau cuti secara bersamaan, tanpa ada sesuatu di baliknya. Terlepas dari kontroversi kejadian ini, Islam menjadi korban dan tertuduh paling besar.

Peristiwa (atau tepatnya tragedi) ini sangat mengusik rasa kemanusiaan saya. Islam kemudian dituduh sebagai biang keladi dengan Osama Bin Laden dengan Al-Qaedah nya sebagai sutradara tragedi ini. Tragedi ini juga menjadi tonggak perang terhadap teroris yang membabi buta di seluruh dunia. Contoh penangkapan Udztas Abu Bakar Baasyir yang ditangkap di Indonesia dan dijebloskan ke penjara tanpa dasar hukum yang kuat.

Ribuan warga sipil di Afghanistan dan Irak yang menjadi korban balas dendam militer AS dan sekutunya. Belum lagi jutaan warga sipil di berbagai belahan bumi yang dicekam rasa ketakutan luar biasa karena setiap saat dapat dikenai tuduhan (tanpa bukti) terkait dengan jaringan para teroris pelaku tragedi 911. Bahkan Tentara AS dan sekutu yang tewas di Afghanistan dan Irak telah melebihi korban 911!!!

Diperingati tiap tahun untuk mengenang tragedi ini, namun menurut saya cuma ingin mengingatkan dan semakin menanam kebencian terhadap Islam. Masih segar issu Internasional terkini tentang seorang pendeta yang memproklamirkan acara membakar Al-Quran (yang kemudian ditentang di seluruh penjuru bumi). Umat Islam New York yang berniat membangun masjid di dekat pusat tragedi WTC jadi alasan rencana pembakaran Al-Qur'an.

Ada apa? bukankah Amerika Serikat merupakan negara paling toleran di bumi ini?
Pertanyaannya sekarang, jika tak ada peristiwa 911, apakah semuanya rela masjid dibangun disana?

Akankah panggung sandiwara ini berakhir damai? Dengan segala intrik dan trauma mendalam akibatnya? Saya jadi teringat lagunya Green Day, tolong bangunkan saya saat September sudah berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...