Hari ini test ujian masuk CPNS digelar di erentak di seluruh kabupaten/kota seluruh Sulawesi Selatan. Entah berapa pelamar yang berproses didalamnya yang entah (juga) berebut berapa kursi (formasi). Banyak kemudian cerita yang mengiringinya, yang menandakan test CPNS itu PENTING, sekali lagi, PENTING. Saya jadi tak peduli dengan anggapan selentingan teman yang menganggap ini tidak penting. Negara ini bisa hancur jika mempunyai aparatur yang buruk dan korup, dan tentu saja begitupula dengan sebaliknya. Buruknya aparatur dapat dilihat dari seberapa buruk proses dan hasil rekruitmen CPNS. Cerita tentang ujian CPNS ini yang sempat singgah di benak saya antara lain.
Penjatahan itu sudah biasa
Penjatahan CPNS di Pare-pare merebak, pagi tadi saya membaca koran selasa lalu bahwa ada anggota dewan yang ditawari jatah CPNS oleh oknum pegawai BKD setempat. Jatah ini diberikan 1 orang tiap anggota dewan. Menurut rumor yang beredar, penjatahan ini juga dilakukan hampir di semua daerah, paling tidak, 1 orang per bupati, wakil bupati, dan sekda. Jika begini, saya sangat yakin akan kerendahan kualitas PNS dimasa mendatang.
Perjokian itu dimana-mana
Joki ujian sudah me mafia di negeri ini. Jika tidak tanggap (karena kelalaian atau kesengajaan) pengawas ujian, maka periksalah, sebenarnya banyak joki di ujian CPNS, di daerah manapun. Modus operandinya pun beragam, mulai joki yang menggantikan secara langsung, oknum yang memberikan kunci jawaban, hingga oknum yang "mengatur kedalam".
Waspada penipu
Ada oknum PNS yang menjanjikan kelulusan langsung, tanpa joki atau "usaha" lain. Padahal oknum ini untung-untungan saja. Jika saja kliennya betul-betul lulus (tanpa usaha si oknum), langsung meraup untung. Tak ada ruginya, modal omong kosong, kepercayaan dan kebodohan klien saja.
Waspada pensil 2B palsu
Di koran saya baca mengenai pensil 2B palsu yang beredar di pasaran. Jika dulu hanya ada 1 pensil 2B yang terpercaya (staedtler, warna biru), sekarang bermacam-macam (ada Faber Castell dan Stabilo). sekarang, yang mana yang palsu? ataukah issu ini dihembuskan oleh pihak tertentu yang membuat peserta ujian panik dan membeli merk tertentu. Ataukah ini memang betul di setting agar banyak peserta cerdas yang gugur karena LJK-nya tak terbaca di komputer ?
Kembali ke judul, saya ingat (entah hadist atau pepatah) yang mengatakan "Kejarlah Ilmu Hingga ke Negeri Cina". Jika dulu soal ilmu, sekarang soal PNS, andai saja ada test CPNS di Cina, mungkin peserta pun akan berbondong-bondong kesana dengan perhitungan peluang tentunya. Menjadi PNS seakan menjadi "cita-cita" mulia. Banyak orang yang banting setir dan ingin menjadi PNS dengan pemikiran Instan. PNS memang bergaji minim namun penghasilannya tetap, hingga yang berpikiran lebih konyol, jadi PNS masuk atau tidak masuk kantor, sibuk atau tidak, tokh tidak dipecat bahkan digaji.
Begitupun hari ini, karena melihat peluang di daerah lain lebih besar, banyak yang rela "buang badan", keluar jauh dari kampung halamannya demi menjadi PNS. Mau di kota atau pelosok kek, yang penting PNS, pun kalau tak suka, pindah tugas menjadi harapan selanjutnya. Setelah hari ini, ada juga (mungkin banyak) yang buang badan di propinsi lain berhubung waktu test CPNS tiap propinsi berbeda-beda. Sepengetahuan saya, Gorontalo tanggal 12 Desember, Sulawesi Tengah 18 Desember, entah dengan Cina (hehehe). Saya jadi penasaran kira-kira siapa yah peserta test CPNS tahun ini yang mendaftar test paling banyak ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar