14 Okt 2015

Tak Ada Belanda di Piala Eropa 2016, Puk Holland Puk

Belanda akan absen di Piala Eropa 2016 karena tak mampu melewati babak kualifikasi. Inilah kali pertama sejak 1984 mereka gagal menembus putaran final Piala Eropa.

Belanda dipastikan gagal lolos usai dikalahkan Republik Ceko 2-3 dan pada saat bersamaan Turki mengalahkan Islandia 1-0. Padahal, untuk lolos ke putaran final, Belanda wajib menang atas Republik Ceko dan Turki harus kalah dari Islandia.

Di klasemen akhir Grup A, Oranje menempati posisi keempat. Juara Piala Eropa 1988 itu cuma mengumpulkan 13 poin dalam 10 pertandingan. 

Sementara itu, Turki yang mengoleksi 18 poin lolos otomatis sebagai tim peringkat ketiga terbaik. Mereka menyusul Islandia dan Republik Ceko yang menempati dua posisi teratas.

Terakhir kali Belanda absen di perhelatan Piala Eropa adalah pada tahun 1984 silam. Saat itu, mereka juga gagal melewati babak kualifikasi karena kalah bersaing dengan Spanyol.

Uniknya, ada kesamaan di antara Piala Eropa 1984 dan Piala Eropa 2016 yang tak akan diikuti oleh Belanda, yaitu digelar di Prancis. Saat Piala Eropa pertama kali digelar pada 1960 di Prancis, Belanda juga absen meski saat itu mereka memang tak mengikuti babak kualifikasi.

Bisa dipastikan Piala Eropa Prancis 2016 bakalan tak seru tanpa kehadiran tim Oranje Belanda, tim yang mestinya bermain cantik dengan total footballnya. Adios so long Holland, Puk Holland Puk.

13 Okt 2015

Asal Usul Gelar Nama Haji

Musim haji 2015 baru saja usai. Masing-masing jemaah sudah mulai meninggalkan tempat haji dan siap kembali ke Tanah Air. Meskipun sempat diselimuti tragedi duka yang mendalam, ibadah haji akan selalu menjadi keinginan, khususnya bagi muslim yang mampu.

Tapi pernahkah kita berpikir, sekembalinya ke Tanah Air mengapa lantas gelar haji menjadi nama depan mereka? Bahkan ada yang sengaja menulis nama haji di dokumen penting seperti KTP, KK, SIM, dan sebagainya. Konon katanya, pemakaian gelar haji menjadi nama depan hanya ada di Indonesia. Ya, Indonesia. Pertanyaan berikutnya adalah, sejak kapan?

Dahulu, orang Indonesia sekalipun melakukan ibadah haji, tidak dipanggil haji. Misalnya, pahlawan-pahlawan besar seperti Pangeran Diponegoro tidak dipanggil Haji Diponegoro. Kiai Mojo juga tidak dipanggil Kia Haji Mojo. Imam Bonjol tidak dipanggil Haji Imam Bonjol.

Usut punya usut, konon kebiasaan menggunakan gelar haji muncul pada zaman penjajahan kolonial Belanda. Pemakaian gelar haji, tepatnya ditengarai sejak adanya perlawanan umat Islam di Nusantara. Pada waktu itu, setiap pemberontakan selalu dipelopori oleh seorang guru, ulama, dan haji.

Para kolonialis akhirnya jengah, karena setiap ada warga pribumi pulang dari tanah suci Mekah selalu terjadi pemberontakan. Untuk memudahkan pengawasan, pada 1916, penjajah mengeluarkan keputusan Ordonansi Haji, yaitu setiap orang yang pulang dari haji, wajib menggunakan gelar “haji” di depan namanya. Tujuannya jelas, agar pelaku pemberontakan mudah diidentifikasi oleh Belanda. 

Namun penambahan nama "haji" tidak berhenti sampai penjajahan kolonial saja, namun berlanjut saat kemerdekaan hingga sekarang ini. Gelar haji bukan lagi jadi penanda oleh kolonialis, namun berubah fungsi menjadi penanda orang sudah menunaikan ibadah haji, sebagai pembeda strata sosial.

Apa kabar pak Haji? Sudahkah anda berbuat baik hari ini?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...