Published with Blogger-droid v1.7.4
31 Okt 2011
Risiko Stroke Lebih Tinggi Bagi Penduduk Negara Miskin
Meski stroke banyak dikaitkan dengan gaya hidup modern seperti pola makan tinggi lemak dan kalori, namun ternyata orang yang tinggal di negara- negara miskin punya risiko stroke lebih tinggi dibandingkan dengan orang di negara kaya. Penelitian yang telah diterbitkan dalam edisi terbaru Journal Stroke, menunjukkan bahwa orang yang tinggal di negara miskin dan di negara-negara yang menghabiskan lebih sedikit uang untuk perawatan kesehatan lebih mungkin untuk menderita stroke fatal, dibandingkan dengan negara kaya. Temuan baru ini juga menunjukkan bahwa lebih banyak upaya pencegahan yang dibutuhkan, terutama di negara- negara berkembang. "Tidak hanya tingkat ekononi negara yang penting, tetapi juga berapa proporsi produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP) yang mereka keluarkan untuk kesehatan. Sangat penting untuk mengembangkan strategi perawatan kesehatan untuk mencegah penyakit stroke dan pembuluh darah lainnya," jelas Dr Luciano Sposato, direktur departemen neurologi di Vascular Research Institute di INECO Foundation, Buenos Aires, Argentina, seperti dilansir Health24 , Senin (31/ 10/2011 ). Dalam penelitian ini, peneliti mempelajari 30 studi dari 22 negara dan mengidentifikasikan hubungan antara stroke dan tiga indikator ekonomi yang banyak digunakan, yaitu produk domestik bruto (PDB), pengeluaran kesehatan per orang dan tingkat pengangguran. Hasilnya, meskipun tingkat pengangguran ditemukan tidak berpengaruh pada risiko stroke, penelitian ini menemukan PDB lebih rendah dikaitkan dengan risiko 32 persen stroke lebih tinggi, melonjak 43 persen pada kedua kematian 30 hari setelah stroke dan hemorrhagic stroke (pendarahan dalam atau dekat otak), dan kenaikan 47 persen pada stroke pada orang muda. Sementara itu, peneliti menemukan bahwa pengeluaran yang sedikit pada biaya perawatan kesehatan dikaitkan dengan risiko stroke 26 persen lebih tinggi, meningkat 45 persen dalam kematian 30 hari setelah stroke, dan melonjak 32 persen pada stroke hemoragik. Tingkat stroke di antara orang muda juga meningkat 36 persen. "Sangat penting untuk membahas lebih lanjut prioritas kesehatan untuk setiap negara. Ini akan memberikan latar belakang yang diperlukan untuk membantu negara-negara membuat perubahan dalam sumber daya dan uang yang dialokasikan," jelas Dr Gustavo Saposnik, direktur hasil penelitian stroke di St Michael's Hospital, University of Toronto. Inilah beberapa hasil penelitian dan diskusi yang menyimpulkan bahwa risiko terkena stroke lebih tinggi bagi penduduk negara miskin daripada negara kaya atau maju. Masih mau miskin? sumber: detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar