Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-342 Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) jatuh pada tanggal 19 Oktober 2011. Mengapa tahun ini Sulsel sudah menginjak 342 tahun padahal Indonesia sendiri sebagai pemersatu daerah (provinsi) sebagai suatu negara utuh baru menginjak usia 66 tahun ? Apa yang menjadi dasar ulang tahun Sulsel jatuh pada tanggal 19 Oktober 342 tahun yang lalu ? Pertanyaan ini sering muncul dan tentu saja saya berusaha mencari jawabannya secara online walaupun hasil searching saya masih belum memuaskan.
Jika ditelusuri ke belakang, 342 tahun sebelum tahun 2011 adalah tahun 1669. Tahun ini sangat bersejarah bagi warga Sulawesi Selatan karena ditahun tersebut warga Sulawesi Selatan yang terdiri dari berbagai suku bangsa bersatu melawan penjajah belanda. Suku bangsa utama adalah Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar (Belakangan, Mandar memisahkan diri dan membentuk Provinsi sendiri, Sulawesi Barat). Hari lahir ini diambil dari peristiwa heroik yang dilakukan oleh rakyat Sulsel yang bersatu menentang penjajahan Belanda. Di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin dengan pasukan “tubarani” (pasukan orang berani mati) dan rakyat Sulsel bertempur habis-habisan selama 40 hari 40 malam melawan Belanda di Laut Flores. Meskipun akhirnya Belanda memenangkan pertempuran itu, dalam catatannya Belanda mengakui kegigihan perlawanan pasukan Hasanuddin dan menjulukinya sebagai “Ayam Jantan dari Timur”.Karena mulai bersatunya rakyat Sulsel pada tahun 1669 untuk melawan penjajah Belanda, maka untuk mengenang semangat tersebut agar tetap ada hingga sekarang maka disepakati dan ditetapkanlah hari tersebut sebagai hari lahir Sulsel walaupun Sulsel sebagai propinsi dalam wilayah kesatuan RI baru ditetapkan pada tanggal 19 Agustus 1945, dua hari setelah Proklamasi.Lalu mengapa tanggal 19 Oktober ? ini belum saya dapatkan jawabannya, ada yang tahu?
Tema peringatan hari jadi Sulsel tahun ini mengambil tema "Pilar Utama Nasional". Tema tersebut dipilih karena Sulsel saat ini merupakan salah satu pilar kuat nasional dengan pertumbuhan ekonominya yang tinggi, memiliki komoditas bersaing, stabilitas politik yang aman dan kehidupan sosialnya yang relatif baik.Pemerintah provinsi Sulsel berharap, posisi sebagai penyokong pilar nasional diikuti keberpihakan nasional untuk memperkuat Sulsel sebagai pilar utama. Provinsi Sulsel diklaim sebagai pilar utama karena kondisi ekonomi makro Sulsel bagus dan sejumlah penghargaan telah membuktikannya.Maskot Sulsel "Baso Besse" yang sebelumnya telah diluncurkan pada peringatan hari jadi ke-341, kembali jadi maskot pada peringatan hari jadi ke-342 tahun ini. Jika sebelumnya, maskot "Baso Besse" menggunakan baju adat, kini maskot tersebut menggunakan jas dan dasi serta membawa dokumen kerja namun tanpa meninggalkan ciri lokal seperti topi khas Sultan Hasanuddin yang digunakan "Baso" sebagai maskot pria-nya. Wajah baru maskot ini bertujuan untuk menggambarkan bahwa Sulsel telah mengalami kemajuan dari sisi ekonomi dan kesejahteraan yang bekerja secara profesional namun tetap menjaga identitas lokal.Slogan tahun lalu yang berbunyi "Saya Sulsel, Saya Bangga, Saya Maju" kini slogan tersebut menjadi "Banggamako Karena Maju Maki" yang berarti berbanggalah karena sekarang Sulsel sudah maju.
Puncak peringatan hari jadi Sulsel diisi oleh berbagai kegiatan seperti sepeda santai dengan jumlah peserta sebanyak 34.200 orang, donor darah oleh 3.402 pendonor dan pemecahan rekor terjun payung dengan membentangkan 342 bendera di udara terdiri atas bendera provinsi, 24 kabupaten dan kota dan bendera negara-negara sahabat.Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Lingkungan Hidup, empat duta besar yakni Singapura, Malaysia, Arab Saudi dan Korea serta dua ketua Kadin dijadwalkan menghadiri puncak peringatan.Proyek inti yang diresmikan pada puncak peringatan hari jadi Sulsel adalah Pembangkit Listrik Karebe serta sejumlah ekspor komoditas ke Singapura, India, Korea dan Malaysia serta peluncuran mobil nasional "Moko". Semangat Hari Ulang Tahun Sulsel ke 342, semoga makin maju, sukses, dan sehat selalu.
sumber: catatanjempol
Jika ditelusuri ke belakang, 342 tahun sebelum tahun 2011 adalah tahun 1669. Tahun ini sangat bersejarah bagi warga Sulawesi Selatan karena ditahun tersebut warga Sulawesi Selatan yang terdiri dari berbagai suku bangsa bersatu melawan penjajah belanda. Suku bangsa utama adalah Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar (Belakangan, Mandar memisahkan diri dan membentuk Provinsi sendiri, Sulawesi Barat). Hari lahir ini diambil dari peristiwa heroik yang dilakukan oleh rakyat Sulsel yang bersatu menentang penjajahan Belanda. Di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin dengan pasukan “tubarani” (pasukan orang berani mati) dan rakyat Sulsel bertempur habis-habisan selama 40 hari 40 malam melawan Belanda di Laut Flores. Meskipun akhirnya Belanda memenangkan pertempuran itu, dalam catatannya Belanda mengakui kegigihan perlawanan pasukan Hasanuddin dan menjulukinya sebagai “Ayam Jantan dari Timur”.Karena mulai bersatunya rakyat Sulsel pada tahun 1669 untuk melawan penjajah Belanda, maka untuk mengenang semangat tersebut agar tetap ada hingga sekarang maka disepakati dan ditetapkanlah hari tersebut sebagai hari lahir Sulsel walaupun Sulsel sebagai propinsi dalam wilayah kesatuan RI baru ditetapkan pada tanggal 19 Agustus 1945, dua hari setelah Proklamasi.Lalu mengapa tanggal 19 Oktober ? ini belum saya dapatkan jawabannya, ada yang tahu?
Tema peringatan hari jadi Sulsel tahun ini mengambil tema "Pilar Utama Nasional". Tema tersebut dipilih karena Sulsel saat ini merupakan salah satu pilar kuat nasional dengan pertumbuhan ekonominya yang tinggi, memiliki komoditas bersaing, stabilitas politik yang aman dan kehidupan sosialnya yang relatif baik.Pemerintah provinsi Sulsel berharap, posisi sebagai penyokong pilar nasional diikuti keberpihakan nasional untuk memperkuat Sulsel sebagai pilar utama. Provinsi Sulsel diklaim sebagai pilar utama karena kondisi ekonomi makro Sulsel bagus dan sejumlah penghargaan telah membuktikannya.Maskot Sulsel "Baso Besse" yang sebelumnya telah diluncurkan pada peringatan hari jadi ke-341, kembali jadi maskot pada peringatan hari jadi ke-342 tahun ini. Jika sebelumnya, maskot "Baso Besse" menggunakan baju adat, kini maskot tersebut menggunakan jas dan dasi serta membawa dokumen kerja namun tanpa meninggalkan ciri lokal seperti topi khas Sultan Hasanuddin yang digunakan "Baso" sebagai maskot pria-nya. Wajah baru maskot ini bertujuan untuk menggambarkan bahwa Sulsel telah mengalami kemajuan dari sisi ekonomi dan kesejahteraan yang bekerja secara profesional namun tetap menjaga identitas lokal.Slogan tahun lalu yang berbunyi "Saya Sulsel, Saya Bangga, Saya Maju" kini slogan tersebut menjadi "Banggamako Karena Maju Maki" yang berarti berbanggalah karena sekarang Sulsel sudah maju.
Puncak peringatan hari jadi Sulsel diisi oleh berbagai kegiatan seperti sepeda santai dengan jumlah peserta sebanyak 34.200 orang, donor darah oleh 3.402 pendonor dan pemecahan rekor terjun payung dengan membentangkan 342 bendera di udara terdiri atas bendera provinsi, 24 kabupaten dan kota dan bendera negara-negara sahabat.Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Lingkungan Hidup, empat duta besar yakni Singapura, Malaysia, Arab Saudi dan Korea serta dua ketua Kadin dijadwalkan menghadiri puncak peringatan.Proyek inti yang diresmikan pada puncak peringatan hari jadi Sulsel adalah Pembangkit Listrik Karebe serta sejumlah ekspor komoditas ke Singapura, India, Korea dan Malaysia serta peluncuran mobil nasional "Moko". Semangat Hari Ulang Tahun Sulsel ke 342, semoga makin maju, sukses, dan sehat selalu.
sumber: catatanjempol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar