4 Apr 2012

Menjejak Surga di Sulawesi Selatan

Saya adalah pencinta wisata (a.k.a jalan-jalan alias pajokka). Kemanapun asal murah, meriah (dan tidak mencret) jika ada kesempatan pasti akan saya jabani. Saya membatin, seandainya saya punya kesempatan berkeliling Sulawesi Selatan, mengelilingi propinsi ini karena janji-janji akan keeksotisannya di dunia maya. Selain eksotis, letak Sulawesi Selatan sangat strategis menjadikannya layak menjadi wisata impian. 

Di pantai, di laut dan di dasar laut Sulsel menjanjikan pemandangan surgawi yang membuat pengunjungnya akan betah karena menemukan pesona yang tiada bandingnya. Di darat dengan pemandangan persawahan, perkebunan, pegunungan, udara sejuk bersih dan alami semuanya dapat dinikmati di Sulsel. Kita juga bisa menyaksikan gua-gua arkeologi peninggalan masa lalu dengan sejuta misteri alam lainnya. ataupun bangunan peninggalan zaman penjajahan sebagai saksi sejarah perlawanan rakyat Sulsel terhadap kolonialisme. Aktifitas Budaya pun tak kalah mempesonanya, mulai dari upacara tradisi sampai pada kehidupan tradisional masyarakat di pedesaan. Andapun dapat mengikuti proses budaya masyarakat Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja hanya di Sulsel. Janji surga, bukan?



Sayangnya, saya adalah orang asli Bugis Makassar yang belum sempat mengarungi surga dunia di pusat kepulauan Nusantara ini. Pun jika suatu saat diizinkan keliling Sulawesi Selatan selama 30 hari, saya bermimpi menulis diary nya seperti berikut ini. 


Hari 1 : Kota Makassar * Mendarat di Bandara Udara Sultan Hasanuddin Makassar * Dengan bus airport, mencari penginapan murah dekat pantai Losari (adakah?) * Cari tempat sewa/ rental motor selama 30 hari. (adakah?) * Benteng Fort Rotterdam * Pantai Losari 

Hari 2 : Kabupaten Gowa * Benteng Somba Opu * Istana Raja Gowa “Balla Lompoa” * Makam Sultan Hasanuddin * Malino, dengan pemandangan Hutan pohon Pinus, melewati pemandangan pegunungan dan Kebun Teh * Air terjun Malino 

Hari 3 : Kabupaten Takalar * Pantai Tope Jawa 

Hari 4 : Kabupaten Jeneponto * Pantai Pasir Putih Kassi * Cagar Budaya Makam Raja-raja Binamu * Panorama Alam Loka Jenetallasa * Bungun Salapang di Toroang Batang 

Hari 5 : Kabupaten Bantaeng * Permandian Eremerasa * Loka Camp * Pantai Marina Korong Batu, berkeliling disepanjang pantai dengan perahu nelayan. 

Hari 6 : Kabupaten Bulukumba * Kawasan Adat Ammatoa Kajang * Tana Beru, Tempat Pembuatan Perahu Tradisional Pinisi * Pantai Bira * Pulau Kambing 

Hari 7 : Kabupaten Selayar * Taka Bonerate * Desa Wisata Jammeng * Pantai Baloyya 

Hari 8 : Kabupaten Sinjai * Taman Bersejarah Batu Pake Gojeng * Pulau Sembilan - Hutan Mangrove * Benteng Balangnipa (Balangnipa Fortrees)

Hari 9 : Kabupaten Bone * Tanjung Pallette 

Hari 10 : Kabupaten Soppeng * Permandian Air Panas Lejja * Pemandian Alam Ompo * Menikmati langit penuh kelelawar * Rumah 1000 tiang (Bola seratue) * Gua Coddong Cita * Makan tape ketan hitam Soppeng 

Hari 11 : Kabupaten Wajo * Agro Wisata Sutera di Sabbang Paru * Danau Tempe 

Hari 12 dan 13 : Kabupaten Luwu dan Kota Palopo * Masjid Jami, masjid tertua di Sulawesi Selatan * Museum Batara Guru, istana kerajaan Luwu 

Hari 14 : Kabupaten Luwu Timur * Pulau Bulupoloe * Industri Nikel INCO * Pantai Lemo * Sungai Malili 

Hari 15 : Kabupaten Luwu Utara * Air terjun Sarambu Alla * Penangkaran Buaya Radda 

Hari 16 dan 17 : Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara * Upacara rambu solo (bila ada) * Tongkonan Pallawa * Bukit peti mati Londa * Ke’te Kesu * Batu menhir Batu Tumonga di * Pemakaman Lemo 

Hari 18 : Kabupaten Enrekang * Kaki Gunung Latimojong * Buttu Kobobong (Gunung Bambapuang) * Desa tanpa asap rokok Bone-Bone 

Hari 19 : Kabupaten Sidrap * Sanggar Kerajinan Tenun Sutra 

Hari 20 : Kabupaten Pinrang * Permandian Air Panas Sulilie * Pantai Ujung Tape * Air Terjun Kalijodoh * Permandian Air Panas “Lemo Susu” * Pulau Kamarrang * Permandian Air Terjun Karawa * Rumah Makan Terapung * Benteng Paremba * Bendungan Benteng * Monumen Lasinrang * Permandian Balaloang Permai 

Hari 21 : Kota Pare-Pare * Hutan Kota (Jompie) * Pantai Lumpue * Pantai Cempae Sumur Jodoh * Hunting barang loakan di pasar Cakar Hari 22 : Kabupaten Barru * Pulau Dutungeng * Air Terjun Waesay 

Hari 23 : Kabupaten Pangkep * “Waterboom” di kaki bukit Karst Mattampa * Pulau Kapoposang * Taman Purbakala Sumpang Bita 

Hari 24 : Kabupaten Maros * Menikmati Pemandangan Alam Air Terjun Bantimurung, masuk ke Goa Jodoh dan Goa Mimpi * Taman Prasejarah Leang-Leang 

Hari 25 sampai Hari 30 : Kota Makassar * Pulau Kayangan dan Samalona * Trans Studio Makassar * Shopping mencari oleh-oleh khas Makassar di Pusat Perbelanjaan Souvenir di kawasan Jalan Somba Opu * Menikmati Sunset di Akkarena * Makam Pangeran Diponegoro * Makam Raja-raja Tallo * Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat * Mall Panakkukang  * Monumen Korban 40.000 Jiwa * Lapangan Karebosi dan Karebosi Link * Pelabuhan Paotere * Museum Kota * Masjid Raya Makassar * Masjid Al Markaz Al Islami (Masjid M. Yusuf). 

Ini baru ke lokasi wisata yang diketahui, belum soal tempat wisata tersembunyi yang hanya penduduk lokal yang tahu, belum juga soal kisah mencicipi kuliner Sulsel yang khas dan menggugah selera. Tapi saya yakin 30 hari tidak akan cukup keliling Surga wisata di Sulsel. Surganya terlalu luas! 

Mimpi saya kemudian adalah saya bisa keliling Sulsel dengan budget yang terbatas. Kasihan kan orang Sulsel sendiri jika tidak tahu bahwa di tanahnya ada gambaran surga hanya gara-gara keterbatasan dana? Surganya hanya dinikmati turis lokal luar Sulsel dan Mancanegara. 

Itulah mimpi saya, namun ada beberapa hal yang sangat saya butuhkan untuk mewujudkan mimpi ini antara lain. 
  1. Akses transportasi yang aman, murah dan nyaman... Saya membutuhkan alat transportasi umum berupa bus atau kereta api, bukan taksi ataupun mobil wisata agar dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat Sulsel (konon masyarakat Sulsel berkarakter keras namun ramah, karakter yang sangat menarik untuk diselami). Namun kereta api belum ada di Sulsel, Cuma ada bus atau pete-pete (angkot mikrolet). Pilihan selanjutnya untuk berkeliling adalah motor. Saya teringat dengan Bali dan rental motornya. Tak sulit mendapatkan transportasi murah berupa rental motor di Bali ini. Tentunya turis pengendara motor butuh rasa aman dan nyaman berupa etika berlalulintas yang baik dari masyarakat lokal dan fasilitas jalan yang memadai.
  2. Peta Objek Wisata... Masih dengan Bali, saya takjub dengan informasi akurat yang tersaji dalam bentuk peta objek wisata dalam bentuk selebaran. Peta ini disediakan oleh asosiasi hotel di Bali sehingga seluruh hotel jenis apapun mempunyai peta wisata Bali. Perlu dicatat, peta ini mudah didapatkan dan gratis. Andai pengelolaan wisata Sulsel seperti Bali. 
  3. Masyarakat yang ramah... Sepertinya masyarakat Sulsel terkenal ramah. Baguslah. Namun perlu lagi sosialisasi mengenai letak objek wisata di masyarakat lokal agar wisatawan yang sekedar bertanya tidak tersesat karena tidak segan bertanya pada masyarakat lokal. Bagaimana kita mau bertanya jika masyarakat lokal sendiri tidak tahu lokasi wisatanya? 
  4. Fasilitas tarik tunai ATM... Sepertinya semua Kabupaten di Sulsel telah memiliki fasilitas ini. Baguslah. 
Saya percaya sepenuhnya dengan pemerintah pusat maupun daerah mengenai komitmen pengembangan wisata di Sulawesi Selatan. Ini terbukti dengan terbitnya berbagai peraturan untuk mendukung hal tersebut, antara lain : 
  • Undang-Undang nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan 
  • Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.59/pw.007/MKP/2010 tentang Penetapan Benda Cagar Budaya di Makassar (Sulawesi Selatan) 
  • Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 – 2029. 
Namun demikian, sedikit saya sarankan agar pemerintah propinsi dan kabupaten/kota lebih bersinergi dalam pengembangan obyek wisata ini. Jangan ada tumpang tindih pengelolaan yang ujung-ujungnya membuat obyek wisata menjadi terbengkalai dan salah urus. Belum lagi soal akses transportasi yang aman, nyaman, dan murah bagi wisatawan perlu dibenahi oleh sektor lain di luar Dinas Pariwisata. Memang butuh kerja keras untuk mengesplorasi dan membangun obyek wisata di Sulsel, namun dengan kemauan keras dan komitmen semua pihak termasuk masyarakat Sulsel, surga di Sulawesi Selatan dapat diwujudkan.

Salam Mimpi Surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...