15 Apr 2012

Bangunan dan Gedung Unik di Makassar

Gedung atau bangunan beton sudah menjadi keniscayaan bagi kota Metropolitan, termasuk Makassar. Karena itu, ada yang menyebut Makassar adalah kota Beton, Makassar adalah Kota Ruko, ataupun sebutan unik lainnya. Namun, gedung di Makassar belum se mentereng di Jakarta sebagai ibukota Nusantara. Namun, kota Makassar menunjukkan perkembangan pesat dalam pertumbuhan gedung. Beberapa diantaranya ada gedung ataupun bangunan yang unik dan menarik, menurut pandangan mata dan hati saya antara lain.

Gedung Menara Phinisi UNM


Gedung ini terletak di Kampus Universitas Negeri (UNM) Makassar, Jl Andi Pangerang Pettarani. Saya baru pertama kali melihat secara langsung gedung unik berbentuk layar perahu seperti ini. Gedung ini biasa juga disebut gedung Tellu Cappa (tiga Puncak), atau Phinisi. Konsep dasar gedung ini didesain sebagai ikon baru bagi UNM, kota Makassar dan sekaligus Sulawesi Selatan.



Eksplorasi desain gedung ini mengutamakan pada pendalaman kearifan lokal sebagai sumber inspirasi, yaitu makna Logo UNM, Rumah Tradisional Makassar, falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan (Sulapa Eppa/empat persegi), dan maha karya perahu pinisi sebagai simbol kejayaan, kebanggaan, dan keagungan. Gedung ini menjadi gedung tinggi pertama di Indonesia dengan sistem fasade Hiperbolic Paraboloid. Bangunan ini sebagai perwujudan dari serangkaian makna, fungsi, dan aplikasi teknologi yang ditransformasikan ke dalam sosok arsitektur. Desain gedung ini bermula dari kontes arsitektur gedung UNM tahun 2008 lalu yang dimenangkan oleh Yu Sing. Untuk mewujudkan gedung ini, dibuatlah berbagai macam tim antara lain Arsitek gedung adalah Genesis Principal Architect. Tim desain terdiri dari Benyamin Narkan, Eguh Murthi Pramono, Iwan Gunawan. Gedung ini mulai dibangun tahun 2009 dan masih berlangsung hingga sekarang.

Gedung Miring Telkomsel


Gedung lurus sudah biasa, gedung miring di luar kebiasaan. Itulah uniknya, Gedung Telkomsel Makassar di bilangan Jl. Pettarani Makassar berdesain miring. Nama resmi gedung ini sebenarnya adalah Baruga Telkomsel namun karena keunikannya kerap disebut 'gedung miring'. 


Gedung ini berlantai 5 dengan luas 4.780. Gedung ini pertama dibangun pada 18 Mei 2010 dan selesai pada 1 Juni 2011. Gedung ini didesain khusus dengan konsep High Tech yang futuristik yang mengambil filosofi Logo Telkomsel, berbentuk jajaran genjang yang mencerminkan teknologi Telkomsel bisa memenuhi kebutuhan akses telekomunikasi di wilayah Timur Indonesia secara cepat dan optimal.

Lapangan Karebosi Link




Pusat perbelanjaan atau Mall pada umumnya  ada di gedung pertokoan, namun Mall ini dibangun di bawah lapangan. Awalnya, bangunan ini hanyalah "Lapangan Biasa" yang berfungsi sebagai alun-alun Kota Makassar, Lapangan Karebosi. Namun disulap sedemikian rupa oleh pemerintah kota Makassar menjadi Lapangan dan Mall dalam sebuah upaya revitalisasi. Upaya revitalisasi lapangan yang dilakukan Pemkot Makassar kerjasama dengan investor Kota Makassar, PT Tosan Permai Lestari milik Hasan Basri (Bang Hasan) yang awalnya mendapat tantangan banyak pihak, kini terbukti mampu menghadirkan Karebosi Baru (The New Karebosi) dengan tetap mempertahankan kebanggaan masa silam Karebosi ‘Landmark’ Kota Makassar, sebagai lapangan upacara dan lapangan olahraga milik publik yang berlokasi di jantung kota.

Jika sebelum revitalisasi elevasi permukaan lapangan berada sekitar 80 cm di bawah permukaan jalanan sekitarnya, sehingga di musim hujan selalu digenangi air. Kini kondisi justru sudah menjadi sebaliknya, permukaan 3 lapangan sepakbola sudah di atas 80 cm dari permukaan jalanan sekitarnya. Justru permukaan panggung upacara, helipad, lapangan baseball, futsal, dan arena olahraga sepatu roda yang menjadi atap lantai Karebosi Link – mall bawah tanah, permukaannya lebih tinggi lagi. Karebosi Link merupakan mall bawah tanah pertama di Indonesia. Dari mall ini pun ada terowongan bawah tanah yang dapat dilalui pejalan kaki maupun kendaraan bermotor melintas di bawah Jl. A.Yani ke pusat perbelanjaan MTC. Lahan parkir kendaraan bawah tanah di Karebosi Link merupakan yang pertama di Kota Makassar. Dapat dijadikan model pengembangan dalam upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas akibat penggunaan trotoar dan badan jalan lataran keterbatasan lahan parkir. 

 

Lapangan Karebosi yang sejak masa Kerajaan Gowa – Tallo abad XVI – XVII dalam kondisi lapang sebagai lahan persawahan, plontos tanpa pohon-pohon pelindung. Saat ini sudah menghijau dengan tumbuh suburnya ratusan pohon pelindung sekeliling lapangan. Lintasan seputar 3 lapangan sepak bola yang sejuk, sekarang tampak sepanjang hari tak pernah sepi dari orang-orang yang melakukan jogging atau sekedar relaksasi. Kebanggaan lama Karebosi sebagai lapangan tempat dilakukan Shalat Idul Fitri maupul Idul Adha bagi umat Islam, juga tetap terjaga, ditata lebih cantik. Bahkan Sebuah masjid berkapasitas 500-an jamaah dibangun di pojok barat Lapangan. Pohon Beringin besar yang dahulu menjadi ciri Lapangan Karebosi masih tetap dipelihara penataan taman sekelilingnya yang membuat susana lebih indah dan nyaman. Tujuh Makam tak bernama di tengah lapangan Karebosi pun tetap dipertahankan di tempatnya. Bahkan dilakukan renovasi dengan memberikan pengamanan kotak kawat sekelilingnya.

Menara Balaikota Makassar



Sebenarnya tak ada yang unik dan menarik dari Gedung ini, biasa saja. Dengan desain seperti Gedung Sate Bandung, Menara Balaikota Makassar kalah jauh. Demi menjadikan pemerintahan lebih sehat dan profesional, di tengah Kantor Wali Kota Makassar dibangun sebuah menara yang disebut Menara Balaikota. Apa uniknya? Menara Balaikota Makassar mulai dibangun tahun 2003, hingga sekarang (2012) belum juga rampung. Delapan tahun lebih belum juga rampung, itulah uniknya gedung ini.

Itulah 4 bangunan atau gedung unik di Makassar versi saya, ada beberapa lagi sebenarnya yang dianggap menarik seperti Gedung Graha Pena atau Menara Bosowa. Namun yang lain saya anggap tidak lebih menarik.

[dari berbagai sumber]

5 Apr 2012

Separuh Nafas di Komputer

 Komputer Pertama di Dunia? [Sumber Gambar]

Komputer adalah sebuah perangkat yang dapat mempermudah dan memperindah kehidupan kita. Maka tak saya mengambil judul di atas, separuh nafas saya ada di komputer. Saya sepertinya sulit mengingat kapan tahun pertama saya mengenal komputer. Namun, sepertinya kata “komputer” mulai masuk di benak saya saat jaman SD, awal tahun 1990-an. Komputer diperkenalkan lewat buku pelajaran dan media informasi (cetak maupun elektronik), walaupun saya belum pernah menyentuh fisik komputer. 

Wujud komputer berupa gambar pertama kali saya lihat di buku pelajaran. Mungkin buku pelajaran Bahasa Indonesia antara kelas 4 atau kelas 5 SD sekitar tahun 1993-1994. Saat itu, tema pelajaran adalah soal teknologi mutakhir yang bernama “komputer". Menurut guru, komputer adalah suatu alat yang dapat membantu manusia dalam hal menghitung dan mengetik, sebagai “kalkulator super canggih” dan mesin ketik canggih yang mampu menggantikan kalkulator konvensional dan mesin ketik manual selama ini. Sebatas itu saja, belum ada iming-iming fungsi komputer yang lain, menggambar atau mengirim data misalnya. Walaupun saya bersekolah di SMP dan SMA favorit di kota Makassar, tidak ada mata pelajaran komputer saat SMP ataupun SMA dulu, makanya .saya tidak banyak tahu soal komputer di masa itu.

Wujud "asli" komputer pertama kali saya lihat di Laboratorium Bahasa saat SMA dulu, kelas 2 SMA sekitar tahun 2000-an. Sayangnya, saya hanya bisa melihat fisik komputer dari luar lab. Pandangan pertama hanya lewat jendela, pintu lab ditutup rapat, komputernya pun entah dapat digunakan atau tidak. Menurut guru, komputer tersebut hanya bisa digunakan sesekali saja oleh yang ahlinya, untuk pelajaran Bahasa. Takutnya kalau sembarang orang yang memegang, komputer akan cepat rusak. Menurut saya, itu cuma alasan sang guru karena dia juga mungkin tidak mengerti menggunakan perangkat komputer. 


Lalu kapan pertama kali saya memegang komputer? Saya lupa! Tapi sepertinya saat kepepet mengerjakan tugas ospek dulu. Saya lupa kapan, dimana, dan komputernya siapa. Yang jelas saat itu sudah ada yang namanya warnet untuk mengakses internet. Senior menyuruh mengakses internet selain buku untuk mencari informasi mengenai kesehatan untuk dibuatkan sebuah artikel. ”Cari di internet, biar kalian juga mengerti internet!!”, katanya. Saat itu, awal masuk kuliah sekitar bulan Agustus tahun 2001. Mau tak mau, saya ”terpaksa” menggunakan komputer, demi menyelesaikan tugas. ”Daripada benjol!!”, batin saya. 

Jadilah saya dengan "terpaksa" harus mempelajari komputer saat itu, namun syukurlah saya tak perlu menghafal bahasa-bahasa pemograman ataupun cara mengetik manual (tekan tombol control.......) yang harus dihafal diluar kepala. Saya langsung dimanjakan oleh program Microsoft word, untuk sekedar mengetik. Yang mengajari saya lebih lanjut tentang komputer adalah sepupu yang baru lulus kuliah, awal tahun 2002-an lalu. Saya diajari mengetik dan menggambar. Sejak kecil, saya sangat senang menggambar dan mendesain, namun tetap saja fungsi mengetik adalah hal yang pertama saya gunakan. 

Setelah belajar mengetik, saya kemudian belajar menggambar di komputer dengan WordArt MS Word ataupun dengan program Paint. Saya menikmati masa-masa awal perkenalan dengan komputer tersebut dengan mengetik dan menggambar, walaupun masih jarang berhubungan intim dengan komputer. Paling banyak saya "memegang" komputer dua minggu sekali. 

Perangkat keras pertama yang saya gunakan adalah Floppy Disk. Sebagai penyimpan data, floppy disk berperan besar menyimpan data-data penting tugas kuliah. Tanpa floppy disk, saya tidak berani mengetik, takut data-datanya hilang di komputer. Selanjutnya, perkenalan tersebut semakin berkembang menjadi hobi, tepatnya hobi mengutak-atik perangkat lunak komputer, kalau mengutak-atik perangkat keras komputer hingga sekarang saya masih takut, takut komputernya rusak. Namun hobi komputer tersebut masih sebatas mengetik dan menggambar dengan versi yang lebih maju. 

Saya paling sering berinteraksi dengan komputer saat menyusun skripsi tahun 2005, hampir tiap hari saya di depan komputer demi menuntaskan laporan penelitian skripsi. MS Word, MS Excel, dan SPSS adalah perangkat lunak yang tiap hari saya hadapi. Kadangkala saya juga menggunakan email untuk mengirim tugas. Komputer sepupu yang paling berjasa menyelesaikan skripsi saya, menjadikan saya seorang sarjana. Kalau saya senang utak-atik perangkat lunak komputer, sepupu saya senang dengan perangkat kerasnya sehingga komputernya sering di modifikasi, ganti monitorlah, tambah memori lah, ganti ram lah, dan sebagainya hingga komputer rusak dengan sendirinya. 

Interaksi saya dengan komputer semakin berkembang saat saya memiliki komputer sendiri di rumah tahun 2006 lalu. Semua file data tulisan, tugas, foto, dan video saya simpan di komputer. Jadilah komputer saya semacam diary penyimpan kenangan masa lalu kehidupan saya. Kalau komputer tiba-tiba hilang dan atau rusak, habislah saya. Tidak ada lagi kenangan tersebut yang tersimpan secara fisik. Selain menyimpan file penting, komputer juga memiliki peran penting dalam tugas keseharian saya saat ini. Semua data tugas laporan kerja saya olah dengan komputer. Belum lagi soal kecanduan saya berselancar di dunia maya, mengakses informasi terkini lewat internet. Di era Facebook dan Twitter ini, saya tak dapat membayangkan jika komputer tiba-tiba rusak atau hilang dicuri orang, mungkin saya akan terkena serangan jantung karena separuh nafas saya ada di komputer.

4 Apr 2012

Menjejak Surga di Sulawesi Selatan

Saya adalah pencinta wisata (a.k.a jalan-jalan alias pajokka). Kemanapun asal murah, meriah (dan tidak mencret) jika ada kesempatan pasti akan saya jabani. Saya membatin, seandainya saya punya kesempatan berkeliling Sulawesi Selatan, mengelilingi propinsi ini karena janji-janji akan keeksotisannya di dunia maya. Selain eksotis, letak Sulawesi Selatan sangat strategis menjadikannya layak menjadi wisata impian. 

Di pantai, di laut dan di dasar laut Sulsel menjanjikan pemandangan surgawi yang membuat pengunjungnya akan betah karena menemukan pesona yang tiada bandingnya. Di darat dengan pemandangan persawahan, perkebunan, pegunungan, udara sejuk bersih dan alami semuanya dapat dinikmati di Sulsel. Kita juga bisa menyaksikan gua-gua arkeologi peninggalan masa lalu dengan sejuta misteri alam lainnya. ataupun bangunan peninggalan zaman penjajahan sebagai saksi sejarah perlawanan rakyat Sulsel terhadap kolonialisme. Aktifitas Budaya pun tak kalah mempesonanya, mulai dari upacara tradisi sampai pada kehidupan tradisional masyarakat di pedesaan. Andapun dapat mengikuti proses budaya masyarakat Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja hanya di Sulsel. Janji surga, bukan?



Sayangnya, saya adalah orang asli Bugis Makassar yang belum sempat mengarungi surga dunia di pusat kepulauan Nusantara ini. Pun jika suatu saat diizinkan keliling Sulawesi Selatan selama 30 hari, saya bermimpi menulis diary nya seperti berikut ini. 


Hari 1 : Kota Makassar * Mendarat di Bandara Udara Sultan Hasanuddin Makassar * Dengan bus airport, mencari penginapan murah dekat pantai Losari (adakah?) * Cari tempat sewa/ rental motor selama 30 hari. (adakah?) * Benteng Fort Rotterdam * Pantai Losari 

Hari 2 : Kabupaten Gowa * Benteng Somba Opu * Istana Raja Gowa “Balla Lompoa” * Makam Sultan Hasanuddin * Malino, dengan pemandangan Hutan pohon Pinus, melewati pemandangan pegunungan dan Kebun Teh * Air terjun Malino 

Hari 3 : Kabupaten Takalar * Pantai Tope Jawa 

Hari 4 : Kabupaten Jeneponto * Pantai Pasir Putih Kassi * Cagar Budaya Makam Raja-raja Binamu * Panorama Alam Loka Jenetallasa * Bungun Salapang di Toroang Batang 

Hari 5 : Kabupaten Bantaeng * Permandian Eremerasa * Loka Camp * Pantai Marina Korong Batu, berkeliling disepanjang pantai dengan perahu nelayan. 

Hari 6 : Kabupaten Bulukumba * Kawasan Adat Ammatoa Kajang * Tana Beru, Tempat Pembuatan Perahu Tradisional Pinisi * Pantai Bira * Pulau Kambing 

Hari 7 : Kabupaten Selayar * Taka Bonerate * Desa Wisata Jammeng * Pantai Baloyya 

Hari 8 : Kabupaten Sinjai * Taman Bersejarah Batu Pake Gojeng * Pulau Sembilan - Hutan Mangrove * Benteng Balangnipa (Balangnipa Fortrees)

Hari 9 : Kabupaten Bone * Tanjung Pallette 

Hari 10 : Kabupaten Soppeng * Permandian Air Panas Lejja * Pemandian Alam Ompo * Menikmati langit penuh kelelawar * Rumah 1000 tiang (Bola seratue) * Gua Coddong Cita * Makan tape ketan hitam Soppeng 

Hari 11 : Kabupaten Wajo * Agro Wisata Sutera di Sabbang Paru * Danau Tempe 

Hari 12 dan 13 : Kabupaten Luwu dan Kota Palopo * Masjid Jami, masjid tertua di Sulawesi Selatan * Museum Batara Guru, istana kerajaan Luwu 

Hari 14 : Kabupaten Luwu Timur * Pulau Bulupoloe * Industri Nikel INCO * Pantai Lemo * Sungai Malili 

Hari 15 : Kabupaten Luwu Utara * Air terjun Sarambu Alla * Penangkaran Buaya Radda 

Hari 16 dan 17 : Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara * Upacara rambu solo (bila ada) * Tongkonan Pallawa * Bukit peti mati Londa * Ke’te Kesu * Batu menhir Batu Tumonga di * Pemakaman Lemo 

Hari 18 : Kabupaten Enrekang * Kaki Gunung Latimojong * Buttu Kobobong (Gunung Bambapuang) * Desa tanpa asap rokok Bone-Bone 

Hari 19 : Kabupaten Sidrap * Sanggar Kerajinan Tenun Sutra 

Hari 20 : Kabupaten Pinrang * Permandian Air Panas Sulilie * Pantai Ujung Tape * Air Terjun Kalijodoh * Permandian Air Panas “Lemo Susu” * Pulau Kamarrang * Permandian Air Terjun Karawa * Rumah Makan Terapung * Benteng Paremba * Bendungan Benteng * Monumen Lasinrang * Permandian Balaloang Permai 

Hari 21 : Kota Pare-Pare * Hutan Kota (Jompie) * Pantai Lumpue * Pantai Cempae Sumur Jodoh * Hunting barang loakan di pasar Cakar Hari 22 : Kabupaten Barru * Pulau Dutungeng * Air Terjun Waesay 

Hari 23 : Kabupaten Pangkep * “Waterboom” di kaki bukit Karst Mattampa * Pulau Kapoposang * Taman Purbakala Sumpang Bita 

Hari 24 : Kabupaten Maros * Menikmati Pemandangan Alam Air Terjun Bantimurung, masuk ke Goa Jodoh dan Goa Mimpi * Taman Prasejarah Leang-Leang 

Hari 25 sampai Hari 30 : Kota Makassar * Pulau Kayangan dan Samalona * Trans Studio Makassar * Shopping mencari oleh-oleh khas Makassar di Pusat Perbelanjaan Souvenir di kawasan Jalan Somba Opu * Menikmati Sunset di Akkarena * Makam Pangeran Diponegoro * Makam Raja-raja Tallo * Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat * Mall Panakkukang  * Monumen Korban 40.000 Jiwa * Lapangan Karebosi dan Karebosi Link * Pelabuhan Paotere * Museum Kota * Masjid Raya Makassar * Masjid Al Markaz Al Islami (Masjid M. Yusuf). 

Ini baru ke lokasi wisata yang diketahui, belum soal tempat wisata tersembunyi yang hanya penduduk lokal yang tahu, belum juga soal kisah mencicipi kuliner Sulsel yang khas dan menggugah selera. Tapi saya yakin 30 hari tidak akan cukup keliling Surga wisata di Sulsel. Surganya terlalu luas! 

Mimpi saya kemudian adalah saya bisa keliling Sulsel dengan budget yang terbatas. Kasihan kan orang Sulsel sendiri jika tidak tahu bahwa di tanahnya ada gambaran surga hanya gara-gara keterbatasan dana? Surganya hanya dinikmati turis lokal luar Sulsel dan Mancanegara. 

Itulah mimpi saya, namun ada beberapa hal yang sangat saya butuhkan untuk mewujudkan mimpi ini antara lain. 
  1. Akses transportasi yang aman, murah dan nyaman... Saya membutuhkan alat transportasi umum berupa bus atau kereta api, bukan taksi ataupun mobil wisata agar dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat Sulsel (konon masyarakat Sulsel berkarakter keras namun ramah, karakter yang sangat menarik untuk diselami). Namun kereta api belum ada di Sulsel, Cuma ada bus atau pete-pete (angkot mikrolet). Pilihan selanjutnya untuk berkeliling adalah motor. Saya teringat dengan Bali dan rental motornya. Tak sulit mendapatkan transportasi murah berupa rental motor di Bali ini. Tentunya turis pengendara motor butuh rasa aman dan nyaman berupa etika berlalulintas yang baik dari masyarakat lokal dan fasilitas jalan yang memadai.
  2. Peta Objek Wisata... Masih dengan Bali, saya takjub dengan informasi akurat yang tersaji dalam bentuk peta objek wisata dalam bentuk selebaran. Peta ini disediakan oleh asosiasi hotel di Bali sehingga seluruh hotel jenis apapun mempunyai peta wisata Bali. Perlu dicatat, peta ini mudah didapatkan dan gratis. Andai pengelolaan wisata Sulsel seperti Bali. 
  3. Masyarakat yang ramah... Sepertinya masyarakat Sulsel terkenal ramah. Baguslah. Namun perlu lagi sosialisasi mengenai letak objek wisata di masyarakat lokal agar wisatawan yang sekedar bertanya tidak tersesat karena tidak segan bertanya pada masyarakat lokal. Bagaimana kita mau bertanya jika masyarakat lokal sendiri tidak tahu lokasi wisatanya? 
  4. Fasilitas tarik tunai ATM... Sepertinya semua Kabupaten di Sulsel telah memiliki fasilitas ini. Baguslah. 
Saya percaya sepenuhnya dengan pemerintah pusat maupun daerah mengenai komitmen pengembangan wisata di Sulawesi Selatan. Ini terbukti dengan terbitnya berbagai peraturan untuk mendukung hal tersebut, antara lain : 
  • Undang-Undang nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan 
  • Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.59/pw.007/MKP/2010 tentang Penetapan Benda Cagar Budaya di Makassar (Sulawesi Selatan) 
  • Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 – 2029. 
Namun demikian, sedikit saya sarankan agar pemerintah propinsi dan kabupaten/kota lebih bersinergi dalam pengembangan obyek wisata ini. Jangan ada tumpang tindih pengelolaan yang ujung-ujungnya membuat obyek wisata menjadi terbengkalai dan salah urus. Belum lagi soal akses transportasi yang aman, nyaman, dan murah bagi wisatawan perlu dibenahi oleh sektor lain di luar Dinas Pariwisata. Memang butuh kerja keras untuk mengesplorasi dan membangun obyek wisata di Sulsel, namun dengan kemauan keras dan komitmen semua pihak termasuk masyarakat Sulsel, surga di Sulawesi Selatan dapat diwujudkan.

Salam Mimpi Surga.

2 Apr 2012

Award Blog Pertama? Mungkin

"A Blog award is an award for the best blog in a given category. Some blog awards are based on a public vote and others are based on a fixed set of criteria applied by a panel of judges. Various organizations have started blog awards with varying degrees of success. Some have become defunct." (wikipedia)
Namun award yang umum disini (Indonesia) adalah tidak berbentuk demikian. Bukan award untuk blog terbaik (seperti grammy award untuk musik dan lagu terbaik, -pen-) yang menyertakan piala berupa fisik dan disertai uang atau hadiah lainnya. Award Blog yang umum adalah suatu pemberian dari blogger lain berupa gambar atau suatu link. Tujuan pemberian award ini adalah  meningkatkan traffic blog, ajang pertukaran tautan, ajang silaturahim antar blogger, serta perhatian, persahabatan, dukungan, dan solidaritas antar blogger.

Pemberian award ini sesuai dengan pertimbangan masing-masng pemberi award. Biasanya yang paling menginspirasi sebuah blog, atau paling banyak berinteraksi dengan blog tersebut (misalnya paling banyak komentar).

Lantas siapakah pencetus award untuk blogger?  Dari mana awal ide award blog ini?

Huldas Verden (Hulda's World?). Seorang wanita Norwegia, pecinta bunga dan interior bergaya romantic-shabby chic. Dia membuat logonya dari kertas dan pita, dan memberikan pada 4 orang temannya di dunia crafting, dan 3 orang di dunia interior, dan meminta mereka meneruskannya. Mungkin tidak terbayang sama dia kalau sampai 3 bulan berikutnya award buatannya masih diteruskan, estafet ke ribuan blogger kreatif di berbagai bidang.  

Disinikah award blog berawal? Mungkin saja.

Biasanya, award ini berupa link yang kemudian diteruskan lagi ke blogger lain, begitu seterusnya hingga award tersebut berhenti sendiri, putus sendiri karena bosan atau sampai di blogger selebritis yang tak menghiraukan award blog.

Setelah sekian lama, akhirnya blog ini akhirnya dapat award. Award ini saya dapat dari blog gamazoe, award buat blogger manis katanya. Saya suka award ini karena tanpa harus meneruskannya lagi (dengan konsekuensi tidak mendapatkan link tentunya). Berikut ini saya pajang awardnya. Terima kasih.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...