Hari ini, saya memperoleh informasi dari surveilans puskesmas kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Katanya, ada kasus meninggal dengan diagnosa radang tenggorokan di wilayah kerjanya, tepatnya di Dusun Tanete Bulu, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu. Sebanyak 6 (enam) orang anak-anak dan balita meninggal akibat penyakit ini dengan gejala demam, batuk, sesak nafas. Informasi ini didapatkan dari warga setempat yang berobat ke puskesmas Tompobulu beberapa hari lalu.
Keenam korban meninggal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
NO
|
NAMA
|
SEX
|
UMUR
|
TANGGAL MENINGGAL
|
1.
|
A
|
P
|
2 TH
|
27 DES 2010
|
2.
|
E
|
P
|
8 TH
|
27 DES 2010
|
3.
|
I
|
P
|
10 TH
|
19 DES 2010
|
4.
|
J
|
L
|
10 TH
|
2 JAN 2011
|
5.
|
S
|
P
|
3 TH
|
30 DES 2010
|
6.
|
A
|
P
|
2 BL
|
23 DES 2010
|
Sangat saya sayangkan informasi ini baru diterima Dinas Kesehatan Kabupaten Maros hari ini (10 Januari 2011) yang mestinya kejadian yang dapat menimbulkan keresahan warga masyarakat seharusnya dilaporkan paling lama 24 jam sejak muncul kasus di masyarakat oleh puskesmas setempat. Seharusnya puskesmas melakukan respon pelaporan sesegera mungkin ke Dinas Kesehatan Kabupaten. Paling tidak, kabupaten dapat melakukan counter informasi apabila muncul keresahan akibat sumber informasi yang tidak jelas.
Nilai positifnya, saat menerima informasi awal, hari itu juga surveilans puskesmas Tompobulu melakukan investigasi di daerah kasus dan melakukan respon tata laksana kasus dan kesehatan masyarakat. Penderita baru radang tenggorokan yang ditemukan segera diobati dan telah dinyatakan sembuh hari ini. Namun seharusnya seluruh penderita sebelum diberi obat terlebih dahulu diambil spesimen atau langsung dirujuk ke Rumah Sakit untuk penegakan diagnosa.
Dari diagnosa awal penyakit, kemungkinan besar korban menderita pneumonia, atau pertusis, atau difteri, atau flu burung. Namun karena tak ada kontak dengan unggas, opsi flu burung dihilangkan. Sementara itu, pemeriksaan laboratorium sulit dilakukan karena selain seluruh penderita telah sembuh, fasilitas laboratorium di puskesmas Tompobulu masih jauh dari standar memadai.
Dari catatan kecil saya mengenai algoritma diagnosis penyakit, ciri masing-masing penyakit dan rujukan pemeriksaan antara lain :
Pneumonia :
Pada usia <5 tahun ditandai dengan batuk dan tanda kesulitan bernapas (adanya nafas cepat, kadang disertai tarikan dinding dada).
• <2 bulan: 60/menit
• 2-12 bulan: 50/menit
• 1-5 tahun: 40/menit Dan kadang disertai demam.
Pada usia >5 tahun ditandai dengan demam >38°C, batuk dan kesulitan bernafas, dan nyeri dada saat bernafas
Rujukan pemeriksaan : Rontgen dada
Pertusis :
Batuk lebih dari 2 minggu disertai dgn batuk yang khas (terus-menerus/ paroxysmal), napas dengan bunyi “whoop” dan kadang muntah setelah batuk
Rujukan pemeriksaan : Rontgen dada Difteri :
Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda selaput putih keabu-abuan (pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran kelenjar leher.
Rujukan pemeriksaan : Usap Nasofarings Tersangka Flu Burung :
Panas >38°C, dan ada riwayat kontak dengan unggas sakit/mati mendadak.
Rujukan pemeriksaan : Rontgen dada dan Usap Nasofarings
Karena beberapa kendala diatas, Puskesmas Tompobulu dan Dinas Kesehatan Kab. Maros hanya dapat melakukan monitoring dan pemantauan wilayah setempat dan tetap mewaspadai munculnya kembali penyakit radang tenggorokan ini. Dan, kepada masyarakat umum agar tetap menjaga kesehatan, tidak meremehkan gejala radang tenggorokan ini dan agar segera ke fasilitas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut apabila ada keluarga yang menderita radang tenggorokan.
catatan :
Konon.... wilayah desa Bonto Manurung termasuk desa terjauh kedua di Kecamatan Tompobulu setelah desa Bonto Somba. Selain jauh, jalan bebatuan membuat desa ini terisolir. Saking jauh dan beratnya medan perjalanan, saya tak pernah menginjakkan kaki di desa ini walaupun saya pernah bertugas di kecamatan Tompobulu selama 4 tahun (hehehe... alasan). Saya hanya dapat mendeskripsikan daerah ini dari cerita teman yang pernah kesana. Panorama indah dan tuntutan tugas hanyalah beberapa alasan untuk kesana. Saya lalu membayangkan mobil tak bisa masuk kesana dan Kotak Pemilu saat berlangsung pemilu dipikul dengan tenaga manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar