17 Jan 2011

Bisnis Cacing dalam Pengelolaan Sampah

 


Malam ini sebuah acara di TV pemerintah membahas sebuah topik yang cukup menarik bagi saya (tak biasanya saya betah di channel TV ini). SAMPAH. Menyoroti bagaimana upaya pemerintah Kota Makassar dalam menanggulangi sampah yang selama ini masih menjadi momok yang memprihatinkan dan menakutkan.  Dibahas panjang lebar mengenai hal ini dan sampailah pada suatu titik, jangan memerangi sampah tapi bersahabatlah dengan sampah. Ini sedikit mengganggu saya, bukankah sampah itu kotor? berpenyakit? mesti diperangi?

Ternyata tidak selamanya demikian, kita sebagai masyarakat umum hendaklah mengubah paradigma berpikir kita (yang tentunya harus didahului oleh perubahan pola pikir pemerintah) bahwa sampah itu adalah asset, bukan lawan. Naluri homoeconomic saya kemudian menuntun untuk terus mengikuti dialog ini, terlebih ditampilkan contoh kisah sukses "pengusaha sampah" di bilangan jalan Borong Makassar yang telah beberapa kali naik haji karena jasa sampah.



Ternyata banyak sektor "pengusaha sampah". Di jalan Borong Makassar hanya sebagian kecil dari bidang usaha, yakni jual beli barang bekas. Sektor lain yang tak kalah menarik adalah "pengolahan sampah". Dan sub lain dari pengolahan sampah adalah pemanfaatan cacing dalam pengelolaan sampah. Dalam dialog dibahas secara singkat bahwa cacing dapat mengolah sampah, dan sebaliknya sampah dapat menghasilkan cacing, dan tentu saja cacing dapat menghasilkan uang.

Cacing ini dapat dijual dan sisa sampah dapat dijadikan pupuk. Harga cacing basah mencapai Rp. 25 ribu per kilo, dan cacing kering bisa mencapai Rp. 2 juta per kilo. Wooooww. Karena penasaran, saya lalu googleing dan mendapatkan artikel tentang sampah dan cacing, siapa tahu suatu saat saya atau temans sekalian berminat berbisnis sampah. Selain untung, secara tidak langsung kita dapat menjaga kelestarian lingkungan. Berikut ini hasil googleing saya dengan sedikit editan.

Sampah, Sungai, Kanal, dan Kota Makassar

Hampir seluruh sungai dan kanal di Kota Makassar telah tercemar oleh limbah domestik maupun limbah industri. Industrialisasi mendorong terjadinya urbanisasi yang meningkatkan beban pada daya dukung lingkungan. Kesadaran masyarakat untuk mempertahankan lingkungan sungai dan kanal masih sangat rendah. Penduduk masih menggunakan sungai/ kanal sebagai tempat buang hajat dan tempat pembuangan sampah.

Hampir seluruh limbah domestik yang dibuang ke saluran air merupakan bahan organik yang akan membutuhkan oksigen untuk membantu penguraian oleh bakteri. Hal ini menyebabkan penurunan oksigen terlarut dalam air sehingga dapat menimbulkan kondisi anoksik di perairan. Sungai dan kanal akan kehilangan keanekaragaman hayati dan kehilangan fungsinya. Akibatnya biaya yang dibutuhkan untuk memurnikan air sungai / kanal kan menjadi lebih mahal dan penduduk harus membayar lebih mahal untuk mendapatkan air bersih dari pemerintah.

Cacing, Pupuk, dan Sampah 

Bagian terbesar dari limbah domestik adalah limbah organik yang dapat digunakan untuk membuat kompos. Kompos dapat dibuat dengan memanfaatkan aktivitas cacing tanah (Lumbricus rubellus) untuk menguraikan bahan organik dengan membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan proses pembuatan kompos secara konvensional.

Kotoran cacing (casting) atau faeces yang dihasilkan cacing tanah merupakan bahan yang kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan disebut vermicompost. Vermicompost mudah diserap oleh tumbuhan, lebih seragam, dan lebih stabil daripada kompos konvensional.

Sebagian penduduk di dua kabupaten penyangga Kota Makassar (Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa) bekerja sebagai petani yang membutuhkan pupuk untuk menyuburkan tanah yang ditanaminya. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah di kebun dan sawah atau dijual kepada petani di daerah lain. Kelebihan cacing yang didapatkan dari proses vermikompos dapat digunakan atau dijual sebagai umpan cacing, pakan ternak ayam dan bebek.


Metode Pembuatan Kompos

Membuat kompos cacing di rumah kita adalah salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah dengan memanfaatkan sampah organik menjadi kompos yang merupakan pupuk organik ramah lingkungan dan cacing yang bernilai ekonomis tinggi. Cacing merupakan tabung pencerna sampah yang sangat efisien. Sampah organik masuk dari ujung depan dan kotoran yang keluar dari ujung belakangnya merupakan pupuk yang sangat baik bagi tumbuhan.

Cacing mencerna hampir seluruh sampah organik, dan lebih menyukai sampah organik yang telah melalui tahap pengomposan pendahuluan. Cacing sangat menyukai sampah organik jenis sampah dapur, sampah kebun, kertas, potongan tumbuhan, bubuk teh dan bubuk kopi bekas, kotoran ternak, dll.

Kelebihan Kompos cacing dari kompos biasa adalah :
  1. Waktu penguraian sampah lebih cepat karena tidak hanya diuraikan oleh kumpulan mikro organisme tetapi juga dibantu oleh cacing
  2. Cacing menghasilkan bahan nutrisi yang lebih mudah diserap oleh tumbuhan.
  3. Tidak memerlukan panas dan tidak perlu dibolak-balik.

Pembuatan kompos sebenarnya tidak terlalu rumit, hanya dimulai dari pengelolaan sampah dari rumah tangga yaitu sampah organik (sampah basah). Untuk pembuatannya kita memerlukan perlengkapan serta bahan-bahan yang diperlukan.
  1. Cacing Lumbricus rubellus
  2. wadah kompos : kotak kayu/plastik
  3. kompos jadi untuk bedding
  4. talam
  5. ayakan
  6. termometer
  7. pencacah sampah : penggiling kelapa/cabe/kopi

Cacing Kompos

Jenis cacing tanah Lumbricus rubellus mampu hidup dalam populasi yang padat. Lumbricus rubellus sering ditemukan di bawah guguran daun atau tumpukan kotoran ternak dan tidak menggali jauh ke dalam tanah seperti Allolobophora caliginosa (field worm) atau cacing tanah besar Lumbricus terrestris.

Ciri Khas Lumbricus rubellus
  1. Bagian atas merah kecoklatan atau merah ungu
  2. Permukaan bawah berwarna pucat
  3. Menempati tanah lapisan atas, kawin dan bertelur di dalam tanah dengan
  4. membuat liang di dalam tanah bermineral
  5. Berbiak dengan cara reproduksi seksual
  6. Panjang 60-150 mm, diameter 4-6 mm
  7. Dewasa dalam 179 hari dengan masa hidup 682-719 hari
  8. Menghasilkan 79-106 cocoons pertahun perekor cacing
  9. Diapause dalam bentuk bola pada kedalaman 0.45 m di dalam tanah

Pemanfaatan Cacing untuk Membuat Kompos

Salah satu metode pembuatan kompos adalah dengan memanfaatkan cacing tanah terutama dari jenis Lumbricus rubellus yang secara alami berperan dalam penguraian bahan organik. Metode kompos cacing (vermikompos) ini ternyata lebih efektif dibandingkan metode kompos biasa yang hanya mengandalkan aktivitas bakteri pengurai.

Dalam sistem kompos cacing, bakteri pengurai terutama bakteri aerob tetap aktif menguraikan sampah dan penguraian lanjutan dilakukan oleh cacing tanah yang mencerna sampah tersebut. Penguraian dengan cacing ini tidak menimbulkan bau seperti pada pembuatan kompos biasa karena terjadi secara aerobik. Disamping itu waktu yang dibutuhkan untuk menguraikan sampah juga lebih cepat dan kotoran cacing (kascing) yang menjadi kompos merupakan pupuk organik yang sangat baik bagi tumbuhan karena lebih mudah diserap dan mengandung unsur makro yang dibutuhkan tanaman.

Jenis cacing yang banyak digunakan untuk membuat kompos cacing adalah Lumbricus rubellus. Cacing ini merupakan cacing yang hidup di tanah lapisan atas, berwarna merah kecoklatan dan bagian bawahnya berwarna lebih pucat kekuningan. Cacing ini merupakan cacing yang rakus dan mampu hidup dalam populasi yang padat. Vermikompos adalah kotoran (tinja) cacing. Sampah organik diuraikan oleh mikroba dan dicerna oleh cacing.

Pembuatan vermikompos sangat mudah, yang penting disiapkan adalah tempat, kotoran ternak, sampah organik dan cacing tanah pemakan tumbuhan. Sampah organik antara lain adalah sampah perkebunan, kotoran ternak, potongan rumput, sampah dapur dan sebagainya.

Proses Pembuatan 

Bahan media dapat menggunakan bahan organik yang berserat tinggi seperti jerami, gedebog pisang, sabut kelapa, kertas, kompos cacing dan lain-lain. Media harus diangin-anginkan terlebih dahulu, disirami air dan dibalik sedikitnya 3 kali selama 2-3 minggu. Jika bahan media sudah agak lembut baru dapat digunakan sebagai media cacing. Wadah dengan ukuran 1 x 1 x 0,3 meter mampu menampung 30-40 kg media dan bahan makanan yang diisi dengan 1000 - 1500 ekor cacing. Kelembaban harus dijaga 40-50%, ph 6.3-7.5, dan suhu 20-30 derajat celcius.

Cacing tanah akan mencerna dengan aktif sampah yang diberikan dan mengeluarkan kotoran berbentuk butiran kecil. Biarkan cacing mencerna bahan kompos hingga terbentuk butiran-butiran kecil. Cacing tanah membutuhkan waktu 7 minggu untuk menjadi dewasa dan pada minggu ke-8 akan mengeluarkan telur (kokon). Satu ekor cacing dewasa dapat mengeluarkan 2 kokon perminggu dan tiap kokon dapat menetaskan 2-3 ekor cacing setelah masa inkubasi 5-10 hari. Populasi cacing akan berlipat ganda dalam waktu 1 bulan.

Panen Vermicompost

Pemanenan vermikompos dapat dilakukan secara manual dengan menumpahkan isi wadah kompos ke tanah yang diberi alas dan membentuk gundukan menyerupai gunung dan biarkan beberapa saat. Cacing akan pindah ke bagian dasar gunung untuk menghindari cahaya matahari. Vermikompos dapat diambil mulai dari puncak gundukan dan cacing dapat dipindahkan ke media baru yang sudah disiapkan sebelumnya.

Vermikompos yang diperoleh dikeringkan dan diayak untuk menjaring kokon dan cacing muda serta bahan organik yang belum terurai. Kokon dan cacing muda dimasukkan ke dalam media baru. Vermikompos yang sudah disaring merupakan pupuk yang kaya akan unsur hara makro dan bakteri pengikat nitrogen.

Hama dan Pemangsa 

Pemangsa cacing tanah antara lain burung, unggas, tikus, katak, ular dan semut. Lokasi penempatan sistem kompos cacing harus terlindungi dari pemangsa tersebut.

Penerapan Kompos Cacing 

Metode kompos cacing telah banyak dilakukan oleh beberapa instansi seperti Dinas Kebersihan DKI Jakarta Pusat dan Kebun Binatang Ragunan serta beberapa peternak cacing di Jawa Barat. Sistem penerapan yang dilakukan di kedua lokasi diuraikan sebagai berikut.

1. Rawa Sari Jakarta Pusat 

Intalasi pengolahan sampah di Rawa Sari menerapkan sistem pengolahan sampah terpadu dengan prinsip zerowaste management. Semua sampah yang diterima diupayakan untuk diolah dan dimanfaatkan hingga tidak ada sampah yang terbuang. Pengolahan terdiri dari pembuatan kompos cacing, pembuatan kertas daur ulang,
pencacahan plastik serta insenerasi. Jenis sampah yang diolah adalah sampah rumah tangga yang terdiri dari berbagai jenis sampah. Instalasi ini menampung sampah dari beberapa RT di sekitar lokasi pengolahan yang diangkut dengan gerobak sampah.

Untuk pembuatan kompos cacing, proses yang dilakukan adalah :
  1. Pemilahan sampah. Sampah harus dipilah untuk memisahkan sampah organik dari sampah anorganik. Sampah organik akan digunakan sebagai media cacing.
  2. Persiapan Media Cacing. Sampah diangin-anginkan selama 6 minggu dengan melakukan pembalikan dan
  3. penyiraman 2 kali dalam seminggu agar dicapai suhu homogen dan tidak panas.
  4. Peletakan Cacing Pada Media. Media kemudian diletakkan di atas bedengan kayu yang dilapisi plastik
  5. terpal dan diberi cacing Lumbricus rubellus
  6. Pemberian makan. Cacing dipelihara selama 6 minggu dan setiap 2-3 hari diberi makan
  7. sayuran segar yang digiling menjadi bubur kasar
  8. Pemanenan Kompos. Setelah seluruh sampah habis dimakan dan tampak butiran halus kotoran cacing memenuhi bedengan, kompos cacing dapat dipanen. 

2. Kebun Binatang Ragunan Jakarta 

Pengolahan sampah dengan membuat kompos cacing sudah dilakukan sejak tahun 1990 untuk memanfaatkan sampah tumbuhan yang jumlahnya sangat banyak seperti guguran daun, potongan rumput, dan sampah pengunjung kebun binatang serta sampah kotoran hewan.

Metode yang dilakukan adalah :
  1. Pemilahan Sampah. Sampah dipilah untuk memisahkan sampah organik dan sampah nonorganik
  2. Persiapan media. Sampah organik dicampur dengan kotoran gajah diaduk, ditumpuk dan dicetak persegi untuk tahap pengomposan awal selama 15-20 hari dan dilakukan penyiraman dan pembalikan setiap 3 hari
  3. Pemeliharaan Cacing. Media dimasukkan ke dalam bak plastik dan diberi 250 gram cacing Lumbricus rubellus. Bak plastik disusun di atas rak kayu tiga tingkat. Cacing diberi makan kotoran banteng atau gajah setiap 3 hari selama 1 bulan
  4. Pemanenan Kompos Cacing. Setelah 30 hari timbul butiran halus kotoran cacing (vermikompos), kompos
  5. dapat dipanen dan cacing dipindahkan ke media baru atau digunakan sebagai pakan satwa antara lain ikan dan unggas. Telur dipisahkan kompos dengan mengayak media cacing yang telah dipanen.

Manfaat yang Diperoleh 

Dengan menerapkan vermikompos, kita dapat mendaur ulang sampah dan menghasilkan pupuk organik. Cacing yang berlebih dapat digunakan sebagai pakan ternak dan ikan. Keuntungan dari teknologi vermikompos ini diuraikan sebagai berikut.
  1. Mendaur ulang limbah organik
  2. Mengurangi pencemaran lingkungan
  3. Menyediakan lapangan kerja baru
  4. perbaikan struktur tanah, pH dan perkolasi serta meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air
  5. Merangsang pertumbuhan sistem perakaran
  6. Sumber protein bagi ternak
Kotoran cacing (vermikompos) mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penambahan vermikompos pada media tanaman akan mempercepat pertumbuhan, meningkatkan tinggi dan berat tumbuhan. Jumlah optimal vermikompos yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil positif hanya 10-20% dari volume media
tanaman. Pemberian vermikompos pada tanaman secara teratur akan mengurangi kebutuhan pupuk kimia.


sumber artikel : http://www.mail-archive.com/jamaah@arroyyan.com/msg04429.html
sumber gambar : http://hamdanpastibisa.blogspot.com

1 komentar:

  1. Halo, nama saya Setiabudi, saya telah ditipu 8 Juta karena aku butuh modal besar dari 40 Juta, bisnis saya hancur sampai saya bertemu dengan seorang teman yang memperkenalkan saya dan suami saya ke Mrs Alexandra yang akhirnya membantu kami mendapatkan pinjaman dalam dirinya perusahaan, jika Anda membutuhkan pinjaman dan kontak pinjaman dijamin ibu yang baik Alexandra melalui email perusahaan.

    alexandraestherloanltdd@gmail.com
    atau alexandraestherfastservice@cash4u.com,

    Anda dapat menghubungi saya melalui email ini; setiabudialmed@gmail.com informasi atau saran yang perlu Anda ketahui.
    Harap bijaksana.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...