Published with Blogger-droid v1.7.4
21 Sep 2011
16 Sep 2011
Bom Balawo, Film Barat Bahasa Bugis
Bom Balawo, Film Barat Bahasa Bugis...
Hahahahahaha... sebagai anak bugis yang besar di makassar, saya tentu saja mengerti bahasa yang ada di film tersebut, entah dengan anda. film (lebih tepatnya hasil dubbing) ini sangat menarik bagi saya karena mimiknya sangat sesuai dengan bahasa verbal walaupun sebenarnya film ini adalah film barat, dan keseharian hubungan antar orang bugis yang spontan dan banyak bercanda ditampilkan disini. temanya sangat sederhana : tikus, cara membasmi tikus dengan bom, hubungan tak harmonis ayah dan anak, candaan khas bugis, dan beragam tema lainnya. Hahahaha.. saya masih saja tertawa sehabis menonton filmnya. Entah siapa yang membuat dan mengunggah videonya, sangat kreatif.
Sinopsis :
Seorang anak (buah) datang bertamu ke rumah "ayah"nya, si anak berkeluh kesah tentang habisnya buah coklat di kebunnya karena dimakan oleh tikus besar (balawo). Sang ayah tidak percaya dan terkesan meledek anaknya. Muncul sentimen didalamnya, hanya si anak yang tidak berhasil, sama tikus saja koq kalah, badan si anak saja yang besar tak mampu membasmi tikus kecil. BOM saja, kata ayah sambil meledek seakan tidak percaya dengan omongan si anak. Si anak marah dianggap berbohong dan main-main, lalu menembak saudara-saudaranya dan bersisa si ayah saja.
12 Sep 2011
Sewa Tempat dan Gedung Resepsi Pernikahan di Makassar
Banyak orang menganggap bahwa pernikahan atau perkawinan adalah sesuatu yang sakral, sehingga sebaiknya diselenggarakan dengan baik, meriah, dan penuh kebahagiaan. Selain prosesi ijab qabul atau akad nikah, resepsi pernikahan merupakan momen yang tak kalah penting. Karenanya, banyak yang sampai rela menghabiskan uangnya untuk resepsi pernikahan yang ”sempurna”. Bahkan, biaya resepsi pernikahan bisa berkali-kali lipat dibanding biaya akad nikah. Padahal sebenarnya, inti dari pernikahan hanyalah akad nikah. Resepsi pernikahan ”hanya” berfungsi mengumumkan pasangan nikah dan membagi kebahagiaan kepada keluarga, teman, dan sahabat, yang lain hanyalah fungsi pengikut saja seperti ajang reuni atau pamer kekayaan.
Resepsi pernikahan bisa dilakukan langsung setelah akad nikah, diwaktu siang, sore, atau malam hari. Resepsi pernikahan bisa diselenggarakan di halaman rumah, jalan depan rumah, lapangan sekitar rumah, gedung, aula, rumah makan, restoran, tempat pertemuan, atau ballroom hotel. Budget untuk resepsi pun beragam tergantung hidangan makanan, konsep dekorasi, ataupun tempatnya. Menyoal pemilihan tempat resepsi, ini kadang menjadi salah satu hal yang sangat pelik dan rumit. Kalau undangan banyak, dapat memilih gedung yang agak luas dan strategis sebagai tempat resepsi pernikahan. Jika tak terlalu banyak, rumah pun dapat dijadikan tempat resepsi pernikahan.
Bagi orang Bugis-Makassar, pernikahan mengandung makna yang sangat penting. Pernikahan dipandang tidak hanya bertujuan sebagai legalisasi hubungan kawin antara suami-istri setelah melalui berbagai proses hukum formal negara dan agama. Pernikahan juga merupakan cara menyatukan dan membentuk keluarga. Karena berbagai alasan penting tersebut, tak jarang orang Bugis-Makassar sangat mensakralkan pernikahan, termasuk resepsi pernikahan. Apapun akan dilakukan agar resepsi pernikahan berjalan aman, lancar, dan kalau perlu, mewah dan glamour. Karena pandangan inilah, menurut saya biaya pernikahan di kalangan bugis-makassar menjadi mahal. Selain uang panaik (insya Allah akan saya bahas di kesempatan lain), resepsi pernikahan memegang peranan penting dalam masalah mahal tidaknya biaya pernikahan. Salah satunya adalah soal sewa gedung pernikahan di Makassar dengan harga selangit, coba bandingkan saja harga sewanya dengan di daerah lain, di Jawa atau Sumatera misalnya. Mungkin mahal karena banyaknya peminat yang menyebabkan hampir semua tempat dijamin penuh di waktu-waktu ramai pernikahan tertentu, sebelum dan setelah Ramadhan misalnya.
Banyak yang lebih memilih gedung sebagai tempat resepsi pernikahan karena praktis dan tidak perlu lagi repot menyiapkan segala kebutuhan pernikahan yang dibutuhkan. Kalau mau sewa gedung bonafid di Makassar, pesanlah jauh hari sebelumnya, minimal tiga bulanlah jika tidak ada ”orang dalam” yang mengurus segalanya soal gedung. Mungkin ini juga yang menyebabkan agak lamanya rentang waktu antara prosesi lamaran (ma’duta) dengan akad nikah (resepsi pernikahan) di Makassar. Tempat atau gedung pernikahan memegang peranan penting dalam penentuan akad nikah dan resepsi pernikahan. Tidak jarang calon mempelai kemudian mengundur waktu pernikahan karena tidak mendapatkan gedung (resepsi) pernikahan yang sesuai. Sesuai dengan kantong dan ”hari baik”.
Bagi anda khususnya warga Makassar yang akan mengadakan pesta resepsi pernikahan di gedung atau hotel, mulailah hunting (mencari) tempat tersebut beberapa bulan sebelum pernikahan agar tidak kehabisan tempat (full booked). Bahkan (entah isu atau fakta), sebuah gedung hotel (sebut saja Clarion hotel makassar) harus dipesan setahun sebelum hari H !! Jika anda tidak punya ”orang dalam” atau kurang pandai melobi. Anda dapat menelepon pengelola gedung/hotel saja untuk memesan tempat tanpa membayar tanda jadi. Tanda jadi baru dapat anda bayar jika telah pasti hari penggunaannya sesuai pemesanan, atau ada juga orang yang ingin menggunakan gedung di hari yang sama dengan anda. Disinilah biasanya dilemanya bila belum ada hari H-nya, apakah membayar tanda jadi atau melepasnya saja. Siapa yang membayar tanda jadi lebih awal, dia yang dapat. Tanda jadi biasanya 10% dari total harga paket sewa gedung/hotel. Pintar-pintarnya anda lah melobi pengelola gedung.
Nah, Berikut ini daftar beberapa tempat atau gedung hotel tempat resepsi pernikahan di Makassar.
- Gedung IMMIM Islamic Centre, Jl Jenderal Sudirman No. 33 (dekat lapangan Hasanuddin)
- Balai Prajurit TNI M.Yusuf (Manunggal), Jl Jenderal Sudirman (dekat lapangan Karebosi, depan RS Pelamonia)
- Gedung Manunggal Mini, Jl Urip Sumoharjo, Tello (depan SPN Batua)
- Lasharan Garden, Jl. Abdullah Daeng Sirua No.106
- Gedung Lestari 45, Jl Urip Sumoharjo (samping Masjid 45, depan UMI)
- Balai Kencana 45, Jl Urip Sumoharjo
- Baruga Lappo Ase
- Gedung PWI, Jl. AP. Pettarani
- Gedung Pertanahan, Jl. AP. Pettarani
- Gedung Universitas Negeri Makassar (UNM), Kompleks UNM
- Gedung Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Jl Sultan Alauddin (Kompleks Unismuh)
- Lantai Dasar Masjid Al Markaz Jenderal M Yusuf, Jl. Masjid Raya
- Gedung Kartini, Jl. Masjid Raya No.10 (dekat Masjid Al Markaz)
- Gedung Juang 45, Jl. Sultan Alauddin (dekat Makro)
- Balai Kencana, Jl Nikel Raya (Belakang PU)
- Gedung Rehabilitasi Cacat Depsos, Jl. AP. Pettarani (dekat Fly Over)
- Clarion Hotel, Jl. AP. Pettarani
- Hotel Horison, Jl Jenderal Sudirman
- Hotel Sahid Makassar, Jl Dr. Ratulangi (Samping Mall Ratu Indah), Tlp 0411-875757, 876300
- Imperial Arya Duta, Jl Somba Opu No.297 (tengah pantai Losari)
- Makassar Golden Hotel (MGH), Jl Pasar Ikan No.52 (tepat di ujung pantai Losari), Tlp 0411-3633000
- Hotel Pantai Gapura, Jl Pasar Ikan No.10 (sekitar 5 ruko dari MGH) , Tlp 0411-350222
- Singgasana Hotel, Jl Kajaolaliddo no 16, atau Jl Sultan Hasanuddin no 3-5 (depan gelael), Tlp 0411-3627051
- Dll
Untuk fasilitas gedung, bervariasi tergantung harga. Namun rata-rata yang dicari user adalah tempat parkir yang luas dan makanan yang enak. Untuk harga gedung biasanya dipaketkan dengan makanan yang dihitung per pax (per piring). Sekedar rujukan, harga paket pernikahan biasa untuk 500 orang di hotel Singgasana adalah Rp 75.000,- per orang. Di Hotel Sahid Rp 100 ribuan per orang. Di Hotel Clarion Rp 120 ribuan per orang. Semakin banyak paket yang dibeli, semakin murah harga per pax nya. Untuk gedung, setahu saya paling murah Gedung Rehabilitasi Cacat Depsos (Rp. 3 jutaan belum dekorasi dan makanan). Untuk informasi lebih lengkap, silahkan menghubungi langsung pihak pengelola gedung atau hotel. Semoga bermanfaat.
Gambar : Hotel Sahid Makassar tampak depan, di foto dari Hotel Bumi Asih, koleksi pribadi.
Sewa Tempat dan Gedung Resepsi Pernikahan di Makassar, alamat gedung makassar, alamat hotel makassar, nomor telepon, paket pernikahan
8 Sep 2011
Apa Beda Pamong Praja dengan Satpol PP ?
Alumni IPDN, representasi Pamong Praja
Pamong berasal dari bahasa Jawa yang kata dasarnya adalah among. Kata ini serupa dengan momong yang artinya mengasuh. Kata momong, ngemong dan mengasuh merupakan kata yang multidimensional. Sedangkan praja adalah Pegawai Negeri Pangreh Praja atau Pegawai Pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pamong Praja berarti Pegawai Negeri yang mengurus pemerintahan Negara.
Sejarah Korps Pamong Praja
Keberadaan korps pamong praja sudah ada sejak jaman Hindia Belanda sebagai korps binnen landsbestuur, yakni korps pejabat bumiputera yang bertugas menjaga kepentingan kerajaan Belanda di tanah Nusantara. Pada masa awal kemerdekaan, korps ini berubah namanya menjadi Korps Pangreh Praja, yang kemudian diganti namanya menjadi Korps Pamong Praja, karena istilah pangreh mengandung makna memerintah dengan paksaan.
Keberadaan Korps Pamong Praja mencapai puncaknya pada saat berlakunya UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Korps Pamong Praja diartikan sebagai pejabat pemerintah pusat yang berada di daerah dengan tugas utama menjalankan TUGAS PEMERINTAHAN UMUM (TPU), yang meliputi koordinasi, pembinaan dan pengawasan serta urusan residual. Pada masa UU Nomor 5 Tahun 1974, yang masih merujuk pada UUD 1945 yang asli, Presiden merupakan satu-satunya mandataris MPR, yang kemudian membangun jaringan pemerintah pusat di daerah yang dinamakan Kepala Wilayah yang berkedudukan sebagai PENGUASA TUNGGAL DI BIDANG PEMERINTAHAN.
Keberadaan Korps Pamong Praja mencapai titik nadir setelah berlakunya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang bersifat sangat desentralistik, sehingga pelaksanaan asas dekonsentrasi sangat dibatasi di daerah. Fungsi dekonsentrasi dibatasi hanya pada tingkat provinsi saja. Konsekuensi logis dari perubahan kebijakan desentralisasi tersebut, maka definisi tentang Pamong Praja perlu disusun ulang. Pada UU Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian dilanjutkan oleh UU Nomor 32 Tahun 2004, tidak ada lagi pengertian Tugas Pemerintahan Umum, yang ada istilah baru yakni TUGAS UMUM PEMERINTAHAN (TUP), yang isinya berbeda dengan pengertian TUGAS PEMERINTAHAN UMUM (TPU) yang selama ini digunakan.
Dalam pelaksanaan UU Nomor 32 Tahun 2004, terdapat dua pengertian TUP, yakni yang tertuang dalam PP Nomor 3 Tahun 2007 dan PP Nomor 19 Tahun 2008. TUP menurut PP Nomor 3 Tahun 2007 adalah tugas kepala daerah provinsi, kabupaten dan kota, diluar pelaksanaan asas desentralisasi dan asas tugas pembantuan. Sedangkan menurut PP Nomor 19 Tahun 2008, Camat juga melaksanakan TUP dengan isi yang berbeda dibandingkan TUP yang diatur pada PP Nomor3 Tahun 2007.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah yang dimaksud dengan Pamong Praja dan siapakah yang termasuk kedalam Korps Pamong Praja itu? Apakah mereka yang menjalankan Tugas Umum Pemerintahan?
Dilihat secara etimologis, Pamong Praja adalah mereka yang bertugas “mengemong” negara atau bangsa. Tugas mengemong artinya mencakup aktivitas melayani, mengayomi, mendampingi, memberdayakan. Apabila cakupan itu yang akan digunakan, maka yang masuk ke dalam Korps Pamong Praja menjadi sangat luas, karena dapat mencakup pejabat pusat yang ada di pusat, pejabat pusat yang ada di daerah maupun pejabat daerah yang ada di daerah.
Yang masuk kategori Korps Pamong Praja adalah mereka yang dididik secara khusus untuk melayani masyarakat serta konsisten menjaga keutuhan bangsa dan negara, dengan bidang keahliannya sebagai generalis yang mengkoordinasikan cabang-cabang pemerintahan lainnya. Masuk dalam kategori ini adalah para Lurah, Camat, Polisi Pamong Praja, Asisten Sekda, serta Sekretaris Daerah, ditambah dengan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) sebagai tindak lanjut dari PP Nomor 19 Tahun 2010.
Pamong Praja telah memiliki kode etik (code of conduct) yang dinamakan Hasta Budi Bhakti, yang artinya Delapan Nilai Pegangan UntukBerbakti. Kode Etik ini sebenarnya merupakan pegangan moral bagi siapapun yang masuk kategori Korps Pamong Praja. Kode etik ini juga merupakan sebuah komitmen moral.
HASTA BUDI BHAKTI (KODE KEHORMATAN KORPS PAMONG PRAJA)
- Korps Pamong Praja sebagai pengamal Pancasila dan pembela Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi pengayom dari seluruh rakyat tanpa membedakan golongan, aliran dan agama.
- Korps Pamong Praja berkewajiban memberikan petunjuk dan bimbingan kepada rakyat dalam pergaulan hidup bersama menuju ketertiban dan ketentraman umum.
- Korps Pamong Praja merupakan penyuluh dalam gelap dan penolong di dalam penderitaan bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga tercapai ketenangan dan ketentraman lahir dan batin.
- Korps Pamong Praja membina semangat kehidupan masyarakat sehingga terjelma sifat dan sikap dinamis, konstruktif, korektif.
- Korps Pamong Praja bertugas menumbuhkan dan memupuk daya cipta rakyat menuju ke arah kesejahteraan masyarakat.
- Korps Pamong Praja bertugas menampung dan mencarikan penyelesaian segala persoalan hidup dan kehidupan rakyat sehari-hari sehingga diperlukan sifat sabar, tekun, ulet dan bijaksana.
- Korps Pamong Praja menjadi penggerak segala kegiatan dalam masyarakat menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
- Korps Pamong Praja harus bertindak tegas, adil dan jujur dalam memberantas kejahatan dan kemaksiatan tanpa pandang bulu, sebaliknya harus menjadi teladan dalam kebaikan dan kemaslahatan.
Lalu seperti apa sosok POLISI PAMONG PRAJA ?
Sebelumnya kita lihat dulu pengertian Polisi. Polisi berasal dari bahasa Belanda politie yang diambil dari bahasa Yunani politeia yang berarti badan pemerintahan yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum. Jadi dapat disimpulkan Polisi Pamong Praja adalah Polisi yang mengawasi dan mengamankan keputusan pemerintah di wilayah kerjanya. Satuan Polisi Pamong Praja, disingkat Satpol PP, adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Satpol PP dapat berkedudukan di Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
Kesimpulan
Polisi Pamong Praja hanyalah bagian kecil dari (Korps) Pamong Praja. Yah, bisa dibilang semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas melayani, mengayomi, mendampingi, memberdayakan masyarakat disebut Pamong Praja. Namun saat ini, sosok Pamong Praja hanya terwakili oleh Satpol PP yang saat ini citranya sangat terpuruk. Itulah Beda Pamong Praja dengan Satpol PP.
Entah dari mana asalnya tanggal 8 September diperingati sebagai Hari Pamong Praja, yang jelas wikipedia menyebut demikian. Berbeda dengan Satpol PP yang hari jadinya diperingati setiap tanggal 3 Maret. Nah, sekarang sudah jelas kan beda antara "Pamong Praja" dengan "Satuan Polisi Pamong Praja". Bagaimanapun, Semangat dan selamat Hari Pamong Praja 8 September 2011.
sumber: ipdn, tribunnews, suaramerdeka
5 Sep 2011
Makassar Pasca Lebaran Idul Fitri 1432 H
Setelah mudik lebaran 1432 H beberapa hari lalu, para pemudik dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan kini kembali memadati Kota Makassar, dan hari ini beraktivitas secara normal seperti sebelumnya. Ibukota provinsi inipun kembali "normal", menggeliat dengan berbagai problematikanya.
Seperti sebelum-sebelumnya, begitu arus balik berlalu, Makassar mulai dihantui berbagai masalah, utamanya soal urbanisasi. Jumlah arus balik cenderung lebih banyak dibanding jumlah arus mudik. Hal ini menimbulkan beragam efek, mulai pada bertambahnya jumlah pengangguran, rumah kumuh, penduduk tak beridentitas sampai kasus kriminalitas yang bakal bertambah secara signifikan.
Arus balik usai lebaran mencapai puncaknya malam tadi (Minggu, 4 September 2011). Ratusan ribu pemudik kembali dari kampung halamannya ke Makassar, tempat mereka hidup untuk mencari nafkah. Sebagian mereka yang telah sukses di kota ini, sekembalinya dari mudik tidak hanya kembali ke kota bersama keluarganya, tetapi juga membawa orang lain.
Sosiolog Universitas Hasanuddin, Muhammad Darwis mengatakan hal itu sebagai salah satu eforia tradisi mudik. Orang-orang sukses di kota kembali ke kampungnya untuk merayakan lebaran, Di sana mereka memperlihatkan kesuksesannya dan memberi motivasi kepada keluarganya di kampung. Kondisi ini dapat dimengerti karena kebanyakan urban ingin merubah nasibnya karena tersugesti kesuksesan sanak keluarganya yang lebih dulu merantau ke kota. Namun demikian, para urban jangan terlalu cepat terlena dengan iming-iming kesuksesan tanpa melihat kompetensi yang dimiliki. "Jangan impikan kehidupan yang serba wah ala sinetron, saat sampai di kota justru kenyataan terbalik. Inilah yang membuat mereka terkadang frustasi dan menjadi pengangguran. Intinya, jangan gampang tergiur dengan kehidupan orang kota," ungkap Darwis.
Volume arus balik di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin pada H+4 lebaran, Minggu, 4 September mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah penumpang pada H+3, Sabtu, 3 September. Diprediksikan, hingga penerbangan terakhir, jumlah pemudik pada H+4 hanya mencapai sekira 6.175 penumpang. Di hari sebelumnya, jumlah penumpang yang meninggalkan Makassar justru lebih banyak, yaitu mencapai 8.352 penumpang. Jumlah tersebut melonjak tajam dari perkiraan semula yang hanya berkisar di angka 6 hingga 7 ribu penumpang. Angka tersebut meningkat 20 persen dibandingkan pada H+3 tahun 2010
yang hanya mencapai 6 ribu penumpang."Kami perkirakan, H+3 kemarin adalah puncak arus balik penumpang di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Jumlah penumpang melebihi prediksi yakni di atas angka lima ribu penumpang. Untuk penerbangan hari ini justru mengalami penurunan dibandingkan hari kemarin," ungkap Bagian Data dan Laporan Posko Terpadu Lebaran Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Ernawati. Pada jam yang sama, yaitu pada puncak lalu lintas pesawat terpadat pukul 07.00-11.00 Wita, kepadatan penumpang pesawat di terminal 1 Bandara Internasional Sultan Hasanuddin hanya naik sekitar 12 persen daripada hari biasa. Sedangkan pada H+3, kepadatan pada jam puncak mencapai kenaikan 27 persen dibandingkan dengan hari normal. "Baru dapat tiket hari ini, Sabtu kemarin cukup sulit dapat tiket. Harganya cukup tinggi, ini agak sedikit longgar-lah. tetap padat tetapi mungkin tidak sepadat kemarin," ucap Nirwan penumpang tujuan Jakarta. Pantauan FAJAR, kemacetan di jalan menuju bandara sudah tidak terlihat. Ada beberapa saat terjadi sedikit hambatan, tetapi tidak sepadat pada puncak arus balik, Sabtu, 3 September. (dya)
Reporter : Sri Suryandari,
Editor : Faisal Syam, daengROMPA
Makassar Pasca Lebaran Idul Fitri 1432 H
sumber : fajar, mediaindonesia
4 Sep 2011
Download Buku Makassar Dalam Angka Tahun 2010
Buku Makassar Dalam Angka (MDA) Tahun 2010 adalah publikasi tahunan berisi kumpulan data statistik yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar. Publikasi ini menyajikan berbagai jenis data dari berbagai bidang sektor pembangunan dalam kurun waktu tahun 2009 yang merupakan database / data pokok yang resmi dipakai dalam wilayah kota Makassar.
Publikasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak terutama untuk mengetahui perkembangan kegiatan pembangunan yang telah dicapai. Disamping itu dapat digunakan sebagai salah satu bahan perencanaan, analisa, dan pengawasan serta evaluasi kegiatan pembangunan Kota Makassar.
MAKASSAR DALAM ANGKA 2010
Katalog BPS : 1102001.7371
Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm
Naskah : BPS Kota Makassar
Jumlah Halaman : 424 Halaman
Penyunting : Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
Gambar Kulit : Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Makassar
Dicetak oleh : “ UD ARESO “ Jl. Pongtiku no. 122 Telp (0411) 454068
‘Makassar Dalam Angka 2010’ merupakan publikasi yang memuat data dan ulasan yang lengkap tentang kondisi Kota Makassar dari berbagai macam sektor. Data yang terdapat dalam publikasi ini merupakan data primer dan data sekunder yang bersumber dari BPS maupun dinas instansi lainnya. Publikasi ini bertujuan untuk memberikan deskripsi tentang kondisi kota Makassar ditinjau dari aspek geografi, iklim, pemerintahan, kependudukan, sosial, pertanian, perindustrian, perdagangan, transportasi, dan perekonomian. Dengan terbitnya publikasi ini diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan data semua kalangan, dan menjadi sumber Perencanaan serta evaluasi kebijakan Pembangunan.
2 Sep 2011
Stres dan Jelang Pernikahan
Menjelang pernikahan, banyak hal yang mesti dipersiapkan. Mengurus segala sesuatu jelang pernikahan adalah momen yang sangat sibuk, apalagi bila dilakukan sendiri oleh calon pengantin. Tidak jarang, pada saat-saat itu calon pengantin merasa stres.
Namun terlalu stres dapat menyebabkan beberapa gejala negatif. Menurut situs StressFocus, tanda-tanda stres mencakup hilangnya nafsu makan, sesak napas, penurunan berat badan, sulit tidur, perubahan suasana hati, depresi, sakit kepala, lekas marah dan kurang konsentrasi.
Sedangkan pada hari pernikahan nanti, pasti calon pengantin membutuhkan kondisi fisik yang prima dan dapat menikmati momen bahagia tersebut. Banyak hal yang dapat memicu stres, seperti hal-hal berikut ini.
1. Vendor pesta pernikahan
Vendor pesta seperti pengelola gedung/hotel, tenda, katering, dekorator, desainer gaun pengantin, penata rias wajah dan sebagainya akan membuat tingkat stres calon pengantin bertambah. Berbagai penawaran dan tuntutan dari vendor pesta pernikahan akan membuat calon pengantin uring-uringan dan sakit kepala. Apalagi jika ada hal-hal yang terjadi diluar perkiraan dan rencana sebelumnya, seperti tidak ada gedung yang memadai (gedung sudah penuh) karena terlambat memesan, kehilangan barang vendor atau mesti tawar-menawar harga lagi, ataupun vendor terlambat datang. Solusinya adalah buatlah jadwal jauh hari sebelumnya. Untuk gedung yang terkenal minimal pesan 6 bulan sebelum acara. Aturlah jadwal untuk bertemu semua vendor tersebut, jangan sampai jadwalnya bersamaan. Misalnya, untuk katering, pilihlah waktu bertemu vendor dua bulan sebelum hari-H, sedangkan untuk desainer empat bulan sebelumnya. Dengan jadwal tepat, Anda tak akan merasa terlalu tertekan. Buatlah aturan bersama secara tertulis dari masing-masing vendor, semacam perjanjian untuk memastikan harga, jadwal, dan aturan main lainnya agar calon pengantin tidak kelabakan nantinya.
2. Keluarga dekat atau sahabat yang bercerai
Khusus calon pengantin perempuan, pasti akan banyak orang yang membagi kisah pernikahan mereka pada Anda sebelum hari-H. Termasuk mereka yang gagal menjalankan biduk rumah tangga. Kalau dibawa perasaan, anda akan stres sendiri memikirkannya. Solusinya, jadikan pengalaman mereka sebagai pelajaran. Percayalah bahwa Anda dan calon suami dapat menjalankan kehidupan rumah tangga dan tak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti pasangan-pasangan yang bercerai ataupun terlihat tidak bahagia. Jika ada yang terasa mengganjal bicarakan dengan pasangan untuk mencari solusinya.
3. Opini dari keluarga dan kerabat
Suatu hal yang pasti, bahwa dalam menyiapkan pesta pernikahan, calon pengantin membutuhkan banyak masukkan. Namun jangan sampai masukkan-masukkan itu justru membuat calon pengantin bingung lantas stres. Perkuat dulu tema yang ingin dipilih untuk pesta. Seperti ingin melakukan prosesi adat apa, dan sebagainya. Setelah itu, calon pengantin bisa memilih-milih masukkan dari kerabat dan keluarga dengan baik.
4. Orang tua
Entah mengapa banyak pengalaman dari para calon pengantin yang bersitegang dengan orangtuanya menjelang pesta pernikahan. Hubungan yang kurang baik dengan orangtua sebelum pernikahan membuat beban calon pengantin tambah berat. Namun yang perlu dimengerti, orangtua calon pengantin pun mengalami rasa stres yang sama dengan calon pengantin. Khusus untuk orangtua mempelai perempuan, mereka harus menerima kenyataan bahwa dalam hitungan waktu, putri kecilnya akan menikah dan tak lagi menjadi tanggung jawab mereka. Daripada bersitegang, lebih baik calon pengantin menghabiskan waktu dengan orang tua dengan saling berbicara dari hati ke hati.
5. Pasangan
Bisa jadi orang yang membuat calon pengantin stres justru pasangannya masing-masing, apalagi bagi pasangan yang sebelumnya menjalani proses pacaran. Ada-ada saja masalah yang dihadapi disebabkan oleh calon pasangan. Masing-masing calon pengantin harus menyadari bahwa stres pasti juga dialami pasangannya. Tambah dekat hari H, tambah banyak tekanan yang dirasakan. Tapi itu hanyalah perasaan masing-masing, jangan sampai tekanan-tekanan yang calon pengantin alami justru menjadi bumerang bagi hubungan. Jika perlu, batasi pertemuan antar calon pengantin, sehingga menjelang pernikahan, calon pengantin akan merasakan kerinduan yang teramat sangat terhadap pasangan masing-masing.
Bagaimana dengan anda ? Bagi yang ingin menikah tak perlu terlalu stres, bersabarlah, semua akan berlalu dengan sendirinya. Bagi yang sudah menikah, silahkan berbagi pengalaman anda disini.
referensi: wolipop
Langganan:
Postingan (Atom)