Tampilkan postingan dengan label foto n video. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label foto n video. Tampilkan semua postingan

15 Okt 2012

Wisata Bahari Pulau Samalona

Akhir pekan kemarin, kami sekeluarga berwisata ke pulau Samalona, Makassar. Pulau Samalona adalah sebuah pulau kecil di Selat Makassar, jaraknya sekitar 7 Km dari daratan Makassar, tepatnya di sebelah barat daya pantai barat Sulawesi Selatan, dapat dengan jelas dilihat dari Benteng Fort Rotterdam Makassar. Pulau Samalona merupakan salah satu obyek wisata bahari di Sulawesi Selatan yang wajib dikunjungi. Pasir  putih dan air laut yang jernih menjadikan pulau ini cocok untuk berjemur. Selain itu, kawasan pulau ini sangat bagus untuk snorkeling dan menyelam (diving), karena dikelilingi oleh keanekaragaman flora dan fauna yang indah. 

Sejarah

Konon Pulau Samalona menyimpan potensi benda bersejarah berupa peluru meriam yang digunakan pada zaman pendudukan kolonial di Indonesia. Sebagian peluru meriam kuno yang tersimpan di museum I La Galigo, Benteng Rotterdam, dulu ditemukan di Samalona. Menurut prediksi masih ada puluhan bahkan ratusan peluru meriam kuno yang belum ditemukan di pulau tersebut. 

Dahulu pulau Samalona dijadikan basis persenjataan ketika kolonial Belanda melawan benteng pertahanan Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa yang menghadap ke laut atau dikenal sebagai Benteng Pannyua (Rotterdam). Area benteng Rotterdam yang mencapai sekitar tiga hektar menjadi pusat pertahanan di wilayah Makassar, sedangkan di sekitar Pulau Samalona menjadi tempat penyerangan kolonial ke wilayah Makassar. 

Disekitar pulau ini, kita dapat menemukan jejak jejak kapal perang sisa peninggalan pada Perang Dunia II dulu, kurang lebih ada sekitar 7 bangkai kapal yang teronggok di sekitar perairan pulau Samalona, antara lainnya adalah kapal Maru, kapal selam pemburu/gunboat,yang merupakan kapal perang milik armada laut Jepang yang ada pada kedalaman sekitar 30 meter, kapal Lancaster Bomber, dan kapal Hakko Maru yang merupakan kapal perang buatan Belanda. Secara keseluruhan, keberadaan bangkai kapal-kapal perang tersebut kini telah berubah fungsi menjadi rumah bagi ratusan biota laut yang ada di pulau Samalona. 

Konon pula bahwa dahulu pulau kecil ini digunakan untuk tempat pengasingan penderita kusta. Semenjak saat itu, tak banyak orang yang berani mengunjungi pulau ini. Tapi kini pulau ini menjadi tempat yang sangat ideal untuk dikunjungi karena keindahannya dan jaraknya yang dekat dari pusat kota. 

Mitos
 
Dari mitos yang ada, kalo ke pulau-pulau di sekitar Makassar termasuk ke Pulau Samalona ini harus mengajak anak kecil. Kalo tidak, (katanya) bakal terjadi apa-apa. Percaya atau tidak, saya kembalikan ke Anda 

Wisata 
 
Segala informasi sejarah dan keindahan pulau Samalona tersebut membuat kami tertarik berwisata kesana. Jadilah kami pagi menjelang siang, kami (Saya, Istri, Ayah, Ibu, Adik, Ipar, dan Ponakan) berangkat dari Dermaga POPSA yang berada di depan Benteng Fort Rotterdam. Catat, kami membawa anak kecil bukan karena percaya mitos. hehehe.


Setelah tawar-menawar dengan pemilik perahu penyeberangan dan persiapan lain, kami pun berangkat. Tarif sewa perahu nelayan (perahu dengan mesin tempel) mulai 300 ribuan jika tidak menginap, dan 400 ribuan jika menginap. Jika diberi harga diatasnya, anda dapat menawarnya, para pemilik kapal ramah dan baik, bisa diajak negosiasi. Kami berencana menginap semalam.

Sebelumnya tak ada seorangpun dari kami yang pernah kesana dalam waktu dekat ini. Ayah pernah kesana tahun 80-an, dan saudara ipar tahun 90-an, tentu suasananya sudah berbeda, termasuk sewa penginapan dan fasilitas lain di pulau Samalona. Kata Ayah, dulu di Samalona belum banyak penduduk, hanya satu-dua rumah saja yang ada disana. Sebelum melaut, motor kami parkir di dermaga, semalam dengan tarif 10 ribu per motor.


Perjalanan cukup mendebarkan, kapal kecil yang kami tumpangi membelah lautan dengan kecepatan cukup tinggi. Tak sampai 30 menit, kami tiba di pulau Samalona setelah transit sebentar di pulau Lae-Lae. Sesaat sebelum berlabuh, tampak air laut yang sangat jernih dengan hamparan pasir putih ditepi pulau. Garis-garis cahaya matahari terlihat jelas menyusup masuk ke dalam air. Sangat indah. Belum ada wisata laut lain yang saya kunjungi yang mengalahkan bersih dan jernihnya air laut disini. Sepertinya akan jadi pengalaman wisata pulau yang menyenangkan. Entahlah, saya hanya pernah berwisata ke Tanjung Bira, Kuta Bali dan Pulau Kayangan. Secara keseluruhan pantainya memang indah, landai dengan pasir putih dan air laut yang jernih berwarna biru kehijauan. Cocok buat snorkeling karena terumbu karangnya masih bagus, banyak anemon-anemon laut dan ikan-ikan berwarna-warni, yang berseliweran. 

Sesampai di pulau, kami disambut oleh warga pulau yang menawarkan rumahnya untuk ditinggali. Rumah kayu sangat sederhana dihargai 300 ribu untuk kami tinggali sekeluarga sehari-semalam. Setelah beristirahat sejenak, saya sempatkan keliling pulau. Pulau ini sangat kecil, konon penduduk pulau ini terdiri dari dua rumpun keluarga yang turun temurun menempati pulau. Pulau Samalona dimiliki oleh 7 orang yang saling bersaudara. Hampir seluruh rumah disana dapat disewakan untuk wisatawan, rumahnya ada yang bergaya tradisional (rumah panggung) dan modern (rumah batu). Tarif menginap berkisar Rp. 300.000 – Rp. 400.000 per rumah dan Rp. 150.000 – Rp. 200.000 kalau tidak menginap. 

Setelah berbincang sejenak dengan warga pulau, diketahui tidak ada sekolah di pulau ini. Sejak kelas Sekolah Dasar, anak-anak Samalona sudah mulai dititipkan atau kost di rumah saudara di Makassar, dan buat ibu yang akan melahirkan disana melahirkan di rumah hanya ditolong oleh saudara. Banyak juga anggota keluarga yang menetap di daratan Makassar, untuk bersekolah dan bekerja. Tak ada orang luar yang boleh menempati pulau kecuali menikahi penduduk asli. 

Jumlah rumah di pulau ini tak sempat saya hitung, sepertinya berjumlah 10 rumah saja, termasuk kamar penginapan. Konon luas pulau ini 2.34 hektar saja. Dulu, Pulau ini luasnya 6.7 Ha tapi makin lama makin menyusut dan mungkin seperti Pantai Kuta, dimasa depan pulau ini akan menghilang. Pulau ini diperkirakan hilang/tenggelam pada tahun 2020. Setelah berkeliling, ada bangunan kecil di tengah pulau yang difungsikan sebagai Mushalla, ada juga bangunan makam pendahulu pulau yang bersebelahan dengan pohon besar, tampak beberapa orang membawa kemenyan dan sesajen kesana, ada juga minimarket kecil disana, selain minuman ringan saya lihat ada minuman keras dijual disana. 

 

Sebelum berendam, bekal makanan dari rumah yang dibawa ibu dan adik saya siap kami santap. Untunglah kami membawa bekal makanan dan minuman yang cukup banyak, karena masyarakat pulau mematok harga yang sangat mahal untuk segala fasilitas yang ada. Saya wajarkan karena jauh dari kota dan makanan serba terbatas, dan itulah penghasilan mereka selain melaut. Namun ada juga harga yang menurut saya kebangetan. Fasilitas buang air kecil disini dihargai 5 ribu rupiah sekali kencing, 10 ribu rupiah untuk BAB atau ganti pakaian, dan 15 ribu rupiah untuk mandi. Tapi jangan kira anda akan mandi air tawar, hanya disediakan air laut untuk itu semua. Alat bakar ikan sederhana pun dihargai dengan biaya sewa 50 ribu rupiah. 

Sore hari, kami menyewa alat snorkeling seharga 50 ribu rupiah sampai puas. Kami pun berendam sambil melihat keindahan bawah laut. Banyak karang dan koral yang rusak di tepi pantai, namun masih banyak yang indah jika berani agak ke tengah dekat mercusuar. Ikan berwarna warni sangat indah dipandang mata. Tapi, hati-hati jangan sampai menginjak hewan Bulu Babi, kadang bersembunyi atau mengelompok di dasar laut. 

Setelah asyik snorkeling, kami beristirahat sejenak dan membersihkan badan, menunggu sunset yang tak kalah indahnya. Sayang, batere kamera saya lobet dan tak dapat digunakan. Listrik disini berfungsi dengan bantuan genset. Listrik baru dapat dinikmati mulai jam 6 sore hingga jam 6 pagi, saya tak sempat lagi mengisi batere sebelum matahari terbenam. 

Malam hari, kami tidak dapat tidur dengan nyaman. Selain pengunjung lain yang begadang dan ribut, anak muda Samalona sepertinya mencari ikan di malam hari. Kami yang menyewa rumah tepat di bibir pantai pun tidak dapat tidur nyenyak. Kegaduhan berhenti menjelang subuh. Pagi hari, sunrise dapat dinikmati di sebelah timur pulau. Tak sempat saya abadikan karena tidur lagi selepas Shalat Subuh. 

Pagi hari Minggu, mulai banyak lagi pengunjung. Sepertinya mereka memilih tidak menginap karena sudah tahu situasinya. Banyak yang datang menyewa perahu beberapa jam saja untuk diving dan snorkeling. Ada juga yang datang dengan kapal agak besar dan melakukan kegiatan kumpul bareng di pulau ini. Ada pula yang ber speed boat disini, mancing dan sesi foto-foto. 

Menjelang siang kami kembali ke daratan Makassar. Semalam di pulau Samalona terasa menyenangkan. Kalau tak ingin jatuh miskin atau berkurang kekayaannya saat berwisata di pulau ini, berikut ini tips dan trik wisata di Samalona.

  • Bawa Tenda bagi yang ingin menginap 
  • Bawa alat snorkeling dan diving sendiri
  • Bawa bekal makanan dan minuman yang cukup
  • Bawa uang kecil yang banyak, untuk buang air dan ganti pakaian
 
sumber : wikipedia , kompas , puppytraveller  

11 Mar 2012

Setahun Gempa dan Tsunami Jepang

Gempa bumi dan Tsunami dahsyat terjadi di Jepang, 11 Maret 2011, tepat setahun yang lalu. Menurut saya terbesar kedua setelah tsunami yang menerpa Aceh 7 tahun yang lalu. Dari dampak bencana yang ditimbulkan hingga hari ini, meledaknya reaktor nuklir PLTN Fukushima, hampir saja saya batal kesana setelah kejadiantersebut. Ketakutan akan kontaminasi nuklir terus menghantui hingga hari ini. Tanpa bermaksud mengorek luka warga jepang akan bencana ini, saya posting fakta seputar gempa dan tsunami Jepang tahun 2011 yang lalu sebagai bahan pembelajaran kepada kita agar lebih waspada, dan bersabar apabila bencana datang tiba-tiba : 





  1. Gempa berkekuatan 9 Skala Richter, Gempa ini dianggap sebagai yang terbesar yang mengguncang Jepang dalam 1.200 tahun terakhir. Gempa ini berkekuatan 7 berdasarkan skala intensitas seismik Badan Meteorologi Jepang di utara Prefektur Miyagi, Jepang. Laporan awal menyatakan kekuatan sebesar 7,9,sementara peringatan tsunami JMA menyebutkan 8,4,dan akhirnya 9,0. Kekuatan tersebut merupakan yang terbesar kelima dalam sejarah sistem pencatatan gempa setelah gempa Kamchatka (1952) dan Chili (1960) 9,5, Alaska (1964) 9,2, serta Sumatera (2004) 9,1. 
  2. Fokus gempa Bumi dilaporkan berada di lepas pantai Semenanjung Oshika, pantai timur Tōhoku pada 11 Maret 2011, pukul 05:46 UTC (14:46 waktu setempat) pada kedalaman 244 kilometer (152 mil). 
  3. Salah satu faktor penyebab gempa dan tsunami sedahsyat ini adalah runtuhnya lempeng Pasifik sepanjang 500 kilometer dan selebar 100 kilometer jatuh hingga setinggi 8 meter. 
  4. Gempa bumi tersebut mengakibatkan gelombang tsunami setinggi 10 m (33 kaki). Tsunami mencapai ketinggian 10 meter di daerah Provinsi Miyagi, Pulau Honshu. Para ilmuwan mencatat sebuah kecepatan arus tsunami seperti yang terjadi di Jepang bisa mencapai 1.000 km/jam. Sementara energi dorongan yang dihasilkan bisa mencapai ribuan ton. Karena itu, bobot mobil yang rata-rata hanya 1,5 ton tidak berarti sama sekali bagi energi tsunami.
  5. Energi seismik gempa tersebut 180 kali lebih besar dari gempa di Kobe pada tahun 1995 yang menewaskan 6000 jiwa lebih.
  6. Japanese National Police Agency (JNPA) menyatakan bahwa 15.269 tewas dan 8.526 lainnya hilang di enam prefektur, meski dikhawatirkan jumlah korban tewas jauh lebih tinggi.
  7. Selain berdampak buruk pada seluruh kegiatan perekonomian daerah yang terkena bencana, gempa ini juga mengakibatkan meledaknya beberapa reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) seperti pada reaktor PLTN Fukushima Daichii. 
  8. Pulau Honshu di Jepang bergeser kira-kira 2,4 meter akibat gempa ini.
  9. Dampak dari gempa meliputi kebakaran di sebuah bangunan di Pelabuhan Tokyo dengan sebagian wilayah pelabuhan banjir, termasuk pencairan tanah di lapangan parkir Tokyo Disneyland, Layanan kereta peluru Shinkansen dihentikan di dalam dan luar Tokyo meski tidak terjadi kecelakaan, Bandar Udara Internasional Narita dan Bandar Udara Haneda menghentikan operasi setelah gempa, dengan sebagian besar penerbangan dialihkan ke bandara lain sampai pemberitahuan selanjutnya. Berbagai jasa kereta api di seluruh Jepang dibatalkan, termasuk JR East yang menghentikan semua layanan pada hari itu.
  10. Tidak ada penjarahan barang-barang seusai bencana terjadi dan para korban bencana juga masih mempunyai sikap sabar dan tertib menanti distribusi logistik, hal ini mencerminkan masyarakat Jepang mempunyai mentalitas peradaban sangat maju.
  11. Indeks Nikkei Jepang mengalami penurunan 5% setelah perdagangan ditutup. Pasar saham lain di seluruh dunia juga terkena dampaknya, DAX Jerman jatuh 1,2% hingga 6.978 poin dalam hitungan menit, Bursa Efek Mumbai atau BSE SENSEX (India) juga jatuh 0,84%. Harga minyak juga jatuh sebagai akibat dari gempa di Jepang dan kerusuhan di Libya dan demonstrasi di Saudi Arabia, dengan nilai minyak mentah AS turun hingga $99,01 dari $100,08 per barel pada siang hari dan minyak mentah Brent turun $2,62% dari $112,81 per barel.
  12. Kerugian ekonomi akibat gempa dan tsunami ini ditaksir mencapai lebih dari 100 miliar dollar AS 
  13.  
  14. Jepang adalah negara paling siap dalam menghadapi bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami. Walaupun demikian, bantuan masih mengalir dari berbagai penjuru negeri. 
  15. Hampir semua penulis maupun blogger di dunia mayantara memuji ketabahan warga Jepang dalam menghadapi ujian bencana ini.

15 Feb 2012

Maulid, Telur, Ember, dan Hari Senin





Hari ini digelar peringatan perayaan maulid Rasulullah Muhammad SAW di kantor. Walaupun tidak tepat di 12 Rabiul Awal (5 Februari 2012), perayaan ini tetap dilangsungkan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan maulid tahun 2012 ini cukup meriah. Di tempat saya, orang beramai-ramai menghias telur (rebus) dengan hiasan warna-warni. Beberapa (kelompok) orang membawa "upeti" berupa ember yang berisi ketan (songkolo) dan lauk pauk (ikan, ayam, dan telur hias). Setelah ceramah "Hikmah Maulid" oleh penceramah "terkenal", peserta maulid yang terdiri dari orang-orang sekantor dan puskesmas se-Kabupaten berebutan telur dan kue-kue tersebut. Orang-orang berebut telur, sementara bos-bos diberi jatah "ember". Kalau orang-orang bertukar kado saat valentine (kemarin), bos-bos bertukar ember satu sama lain. Maklum, tiap bidang dan puskesmas diberi "tugas" membawa upeti masing-masing satu buah-ember, jadilah ember-ember tersebut cukup untuk masing-masing bidang dan Puskesmas. Sungguh meriah.

Tradisi seperti ini tentu saja tidak pernah didapati waktu jaman Rasulullah dulu. Tidak ada acara makan-makan, apalagi menghias makanan (telur) tersebut. Makanya, sebagian kelompok Muslim menyatakan bahwa perayaan maulid itu haram. Walaupun demikian, walaupun tidak menganjurkan maulid, saya juga tidak menganggapnya haram. "Upeti" ini bukan sesajian, bukan pula persembahan untuk pemujaan setan, kata boss saya. Tokh, ini hanya bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kemudian, saya mendapati komentar mengenai Maulid nabi yang saya posting tahun lalu. Isi komentarnya sangat menarik dan lumayan panjang lebar. Berikut ini saya kutip ulang komentar tersebut.

Memperingati hari kelahiran Nabi tiap hari senin

Abû Qatâdah al-Anshârî meriwayatkan bahwa Nabi saw. pernah ditanya mengenai puasa di hari Senin. Beliau kemudian menjawab, "Hari itu adalah hari saya dilahirkan dan hari saya menerima wahyu". Pernyataan Rasulullah ini berarti hari ulang tahun boleh diperingati? Tentu saja bukan dengan cara dirayakan atau dipestakan. Nabi tidak mencontohkan begitu. Yang Nabi lakukan hanyalah mengenang sejarah: hari kelahiran dan hari penerimaan wahyu, dengan cara berpuasa.

Mengenang hari kelahiran adalah sebuah pertanyaan tentang eksistensi, untuk apa saya ada? Apa yang sudah saya lakukan sampai hari ini? Apa yang akan saya lakukan pada hari-hari ke depan? Nabi sendiri mengkaitkan antara kenangan terhadap hari kelahiran dan kenangan saat menerima wahyu. Sebuah upaya untuk mengingatkan diri pada misi kehidupan yang diemban, bahwa ia dilahirkan bukan sebagai manusia biasa, tetapi sebagai manusia yang menerima wahyu yang harus disampaikan kepada seluruh manusia. Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS. Al-Anbiyaa’ [21] ayat 107). Dari kata arsalnaaka ‘Kami mengutus kamu’ kita memahami bahwa Nabi mengemban sebuah Risalah yang harus disampaikan kepada seluruh manusia agar kehidupan semesta alam ini menjadi kehidupan yang dirahmati Allah. Sebuah misi yang teramat berat, karena itu Nabi berasa perlu memperingatinya setiap hari senin, bukan bulan atau tahun.

Lalu, mengapa kita, yang mengaku cinta kepada Nabi, hanya memperingati hari kelahirannya setiap tahun saja. Kenapa tidak setiap hari senin seperti yang Nabi lakukan? Jadi, ada baiknya kita memperingati maulid Nabi Muhammad saw setiap hari senin secara berkelanjutan. Hari itu kita kenang tidak sebatas hari kelahiran Nabi Muhammad saw aja, tetapi juga hari penerimaan wahyu. Rangkaian kegiatannya bisa diisi dengan: puasa sunnah, buka puasa bersama sambil melantunkan shalawat, mengkaji wahyu ilahi, dan mempelajari sejarah kehidupan Nabi.

Dengan begitu, barangkali kita tidak perlu lagi larut dalam perdebatan merebut klaim sah atau tidak sahnya peringatan maulid Nabi Muhammad saw. Yang kita lakukan, sebagaimana Nabi sendiri lakukan, adalah mengenang hari kelahiran seorang Nabi terakhir pengemban risalah Islam. Kenangan yang dilakukan dalam kerangka evaluasi dan edukasi untuk memperbaiki hari ini dan menata hari esok. Sudah sejauh mana Risalah Islam tersebar sebagai rahmat dalam kehidupan seluruh manusia? Atau jangan-jangan, kita sendiri belum termasuk ke dalam kelompok manusia yang mendapatkan rahmat? Apakah ada persyaratan yang harus kita penuhi agar kita sukses menjadi manusia penuh rahmat , dan oleh karenanya kita mampu menebar rahmat dalam kehidupan sesama.
 

Apakah anda merayakan maulid? Apa yang menjadi ciri khas perayaan maulid Rasulullah Muhammad SAW di daerah anda? 

16 Sep 2011

Bom Balawo, Film Barat Bahasa Bugis



Bom Balawo, Film Barat Bahasa Bugis...
Hahahahahaha... sebagai anak bugis yang besar di makassar, saya tentu saja mengerti bahasa yang ada di film tersebut, entah dengan anda. film (lebih tepatnya hasil dubbing) ini sangat menarik bagi saya karena mimiknya sangat sesuai dengan bahasa verbal walaupun sebenarnya film ini adalah film barat, dan keseharian hubungan antar orang bugis yang spontan dan banyak bercanda ditampilkan disini. temanya sangat sederhana : tikus, cara membasmi tikus dengan bom, hubungan tak harmonis ayah dan anak, candaan khas bugis, dan beragam tema lainnya. Hahahaha.. saya masih saja tertawa sehabis menonton filmnya. Entah siapa yang membuat dan mengunggah videonya, sangat kreatif.

Sinopsis :
Seorang anak (buah) datang bertamu ke rumah "ayah"nya, si anak berkeluh kesah tentang habisnya buah coklat di kebunnya karena dimakan oleh tikus besar (balawo). Sang ayah tidak percaya dan terkesan meledek anaknya. Muncul sentimen didalamnya, hanya si anak yang tidak berhasil, sama tikus saja koq kalah, badan si anak saja yang besar tak mampu membasmi tikus kecil. BOM saja, kata ayah sambil meledek seakan tidak percaya dengan omongan si anak. Si anak marah dianggap berbohong dan main-main, lalu menembak saudara-saudaranya dan bersisa si ayah saja.


14 Agu 2011

Nomor Baru Jorge Lorenzo, 2




Pernah lihat gambar di atas ?

Ya, itulah nomor tunggangan Jorge Lorenzo pada musim balapan 2011. Karena juara pada tahun 2010, JL berhak menggunakan angka 1 pada musim 2011. Yang unik, angka 1 dimodifikasi sedemikian rupa hingga sesuai dengan inisial namanya, JL.

Nah, karena pesimis JL juara pada musim 2011 ini, saya berbaik hati merancang nomor tunggangannya untuk musim 2012, nomor 2. Kalau JL mau dia dapat menggunakan angka 2 rancangan saya ini, itupun kalau JL juara 2, bukan juara 3, 4, atau seterusnya. Saya merancang angka 2 ini dengan tetap mengikuti inisial namanya, JL. Menurut saya, rancangan ini tidak jelek-jelek amat, bisa JL pamer dan desainnya tidak kalah dengan inisial 1 yang lalu.

Nah berikut ini hasil rancangan saya, selamat menikmati dan tetap sportif.





Jorge Lorenzo With his new number 2



19 Jun 2011

Fasilitas Kamar Asrama Pelatihan yang Memadai

 

Banyak dari anda yang mungkin pernah mengikuti suatu pelatihan, entah itu pelatihan formal maupun non formal. Pelatihan diselenggarakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, membuat peserta pelatihan tahu dan terlatih mengenai yang dilatihkan. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya dibutuhkan suasana kondusif dalam pelatihan. Salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah fasilitas kamar asrama. Jika kamar dan segala fasilitasnya memadai, tentu saja peserta pelatihan akan merasa nyaman sehingga dapat mencapai tujuan pelatihan sesuai yang diharapkan.



Banyak pilihan tempat untuk mengadakan pelatihan mulai dari yang paling murah hingga yang mahal. Tentu saja semakin mahal, semakin baik fasilitas yang diberikan. Fasilitas termahal tentu saja dimiliki oleh hotel berbintang lima, tapi yang mahal belum tentu baik. Menurut saya ada beberapa standar asrama pelatihan (khususnya asrama) yang dapat dikatakan baik dan memenuhi standar, antara lain :

One man one room
Satu orang satu kamar. Saya dengan sangat senang hati memilih "hidup" sendiri di kamar daripada berbagi dengan orang lain apalagi orang yang tidak kita kenal. Tugas-tugas perorangan akan lebih mudah dikerjakan dan diselesaikan. Namun hal ini tidak berlaku pada tugas kelompok. Namun demikian menurut saya soal kamar pelatihan, jauh lebih nyaman sendiri daripada berbagi.

Toilet dalam kamar
Peserta pelatihan akan merasa sangat nyaman bila privasinya terjaga selama pelatihan. Soal mandi dan buang air merupakan hal yang sangat privasi. Dijamin peserta pelatihan akan malas mandi dan buang air jika tidak ada toilet di kamarnya. Yang lebih nyaman lagi adalah jika ada fasilitas air panas, bahkan bak mandi di toilet. Peserta pelatihan pastinya merasa sangat dimanjakan.

Fasilitas penunjang lain
Sebaiknya ada beberapa hal lain yang sebaiknya ada di kamar pelatihan, antara lain:
- penerangan lampu yang cukup
- fasilitas internet gratis
- televisi, sebagai sarana hiburan dan informasi
- telepon, minimal antar kamar dan petugas informasi
- meja belajar
- lemari pakaian
- brankas
- kulkas mini. Kalau tidak ada kulkas, minimal fasilitas air panas dan dingin siap minum selama 24 jam
- laundry, tidak perlu dalam kamar, namun satu mesin cuci untuk seluruh asrama saya rasa sudah cukup
- Tempat sampah
- pendingin kamar (AC atau kipas angin)
- hanger pakaian
- Rak buku dan dokumen
- Termos, gelas, dan perlengkapan minum.











Semangat mengikuti pelatihan, semoga lancar dan sukses!!!

7 Jun 2011

Mengintip Lokasi TPA Sampah Tamangapa Makassar



Saya tinggal dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Tamangapa Makassar, sekitar 3 km. inilah faktanya !!! Terkadang (walaupun tidak sering), bau sampah dan asap yang menyengat masuk ke dalam rumah, sangat mengganggu. Saya lalu membayangkan warga yang berada dalam radius 1 km dari TPA, hmmm.. Namun, tak ada pilihan lain, bukankah saya (orang tua saya tepatnya) memilih untuk tinggal di kompleks perumahan ini jauh hari sebelum pemerintah ”menyimpan” sampah kota di sekitar rumah kami ? Saya tinggal disini sejak tahun 1989. Antang (Perumnas antang, rumah saya), sekarang sudah sangat identik dengan sampah, pedalaman, kadang diolok-olok. Padahal jika tak ada TPA di sini, mungkin seluruh warga ”kota” sudah bingung dan pasti memilih membuang sampahnya ke laut. ”…….piko laut Boss!!!...” *masihmenggerutu*

Karena penasaran, di Hari Lingkungan Hidup Sedunia kemarin (5 Juni 2011) saya ”memberanikan” diri ke lokasi TPA, sekadar melihat-lihat dan mengambil gambar kondisi di dalam TPA. Sambil Nyopas, jadilah tulisan ini, berikut hasil ”intipan” saya.


Dengan jumlah penduduk lokal mencapai sekitar 1,3 juta jiwa, kota Makassar menghasilkan sekitar 3800 m3 sampah perkotaan setiap harinya. Padahalkapasitas maksimum dari TPA Tamangapa hanya sekitar 2,800 m3 sampah perkotaan setiap harinya. Lahan TPA tambahan akan diperlukan untuk pembuangan 1000 m3 sisa sampah. Sebagian besar sampah berasal dari aktivitas penduduk seperti di pasar, pusat perdagangan, rumah makan, dan hotel.

Sekitar 87% sampah di Makassar merupakan sampah organik dan sekitar 13% adalah sampah anorganik, seperti plastik dan kertas. Dengan perkiraan jumlah penduduk yang akan mencapai sekitar 1,5 juta jiwa di tahun 2007 dan 2,2 juta jiwa pada tahun 2015, dan rata-rata produksi sampah tiap orang sekitar 0.3 m3 per hari, diperkirakan akan dihasilkan total 4,500 m3 sampah tiap hari. Ini akan menjadi masalah yang serius apabila tidak terdapat rencana dan pengelolaan sampah padat perkotaan yang memadai.

TPA Tamangapa bertempat di wilayah Tamangapa, Kecamatan Manggala, 15 km dari pusat kota Makassar. TPA memiliki luas lahan sekitar 14,3 ha dan hanya 70% dari kapasitas keseluruhan TPA yang digunakan. TPA Tamangapa didirikan tahun 1993 dan dipertimbangkan sebagai satu-satunya TPA di kota Makassar.

Sebagian besar sampah perkotaan yang diolah di TPA berasal dari sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah perkantoran, dan sampah pusat perbelanjaan. Secara administratif, TPA ini berada di wilayah Tamangapa, Kecamatan Manggala. Lahan TPA berlokasi sangat dekat dengan daerah perumahan sehingga sering timbul keluhan dari penduduk setempat terkait dengan bau tak sedap yang berasal dari TPA, terutama pada saat musim hujan. Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk setempat, sebagian besar mengeluh soal bau tak sedap.

Terdapat beberapa pusat aktivitas dan perumahan seperti tempat ibadah dan sekolah, dan perkantoran yang berlokasi di sekitar 1 km dari lokasi proyek. Semenjak tahun 2000, berbagai perumahan telah didirikan, seperti Perumahan Antang, Perumahan TNI Angkatan Laut, Perumahan Graha Janah, Perumahan Griya Tamangapa, dan Perumahan Taman Asri Indah yang berlokasi berdekatan dengan TPA Tamangapa. Terdapat dua buah rawa yang berdekatan dengan perumahan tersebut, yaitu Rawa Borong yang berlokasi di sebelah utara dan Rawa Mangara yang bertempat di sebelah timur. Air dari Rawa Mangara mengalir menuju Sungai Tallo dan air dari Rawa Borong mengalir menuju saluran air Borong.

Sebelum Tamangapa dibangun sebagai lahan TPA, pada tahun 1979, sampah padat perkotaan dibuang di Panampu, Kecamatan Ujung Tanah. Mengingat keterbatasan wilayah dan lokasinya yang dekat dengan laut, tempat pembuangan sampah itu dipindahkan ke Kantinsang, Kecamatan Biringkanaya pada tahun 1980, karena telah menurunkan kualitas air. Pada tahun 1984, pemerintah lokal membangun TPA baru di Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate. Akan tetapi, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan pendirian wilayah perumahan di sekitar Kecamatan Tamalate mendorong pemerintah lokal untuk membangun Tamangapa sebagai lahan TPA untuk kota Makassar pada tahun 1992.

TPA Tamangapa merupakan tempat pembuangan sampah utama bagi penduduk kota Makassar. Dengan memperhitungkan peningkatan volume sampah di masa depan, pemerintah kota Makassar berencana untuk memperluas lahan TPA. Kota Makassar telah mengalokasikan dana sekitar US$ 60,000 pada tahun 2007 guna mendapatkan 3-4 ha area tambahan untuk TPA. Dengan penambahan area tambahan ini, luas lahan TPA bertambah menjadi sekitar 18 ha pada tahun 2007.


Deskripsi
Lahan / Kondisi / Status
Nama Lahan
TPA Tamangapa

Lokasi
Kelurahan Tamangapa

Tahun Beroperasi
1993

Luas Wilayah
14,3 ha

Proses
TPA berdasarkan kebutuhan

Status Lahan
Dimiliki oleh Pemerintah Lokal

Jarak ke Perumahan Terdekat
0,50 km

Jarak ke sungai
3 km

Jarak ke pantai
14 km

Jarak ke lapangan udara
30 km

Topografi
Sebagian besar horizontal

Dokumen Lingkungan
AMDAL Tahun 1997

Metode Pengelolaan TPA
TPA yang terkontrol

Kapasitas
Kapasitas
Pembuangan
2.871,84 m3/hari

Penggunaan
70 % dari luas lahan
Lapisan Impermeabel
Padatan tanah liat

Total Sumur Pengamat
3 unit

Fasilitas Pengumpulan Gas
Pipa Gas (tipe PVC)

Kendaraan Berat
Bulldozer
4

Front End Loader
0

Excavator
1
Fasilitas Bangunan
Kantor
1 ( 2 x 4 m2)

Pusat Pengobatan
1

Kolam Renang
1 (100 m2)
Aktivitas Pemulung
Total pemulung
291
(95 % dari suku Makassar)

Total pengumpul
7 orang
Sumber: Dinas Kebersihan Pemerintah Makassar, 2007

Masalah yang paling signifikan yang timbul dari TPA adalah cairan lindi (leachate), bau yang tidak enak, lalat, dan asap dari pembakaran sampah, yang menimbulkan keluhan dari masyarakat setempat. Selama ini, tidak pernah terjadi kasus longsoran tanah dan longsoran sampah di lokasi TPA.

Nah, berikut hasil bidikan saya


Di "lubang besar" di ujung TPA, saya terkaget melihat banyaknya pemulung disini, mengais sampah yang baru terjun dari truk sampah.


Ternyata, sapi doyan makan sampah. Puluhan Sapi menyampah disini. Tiap hari datang pagi pulang sore.


Nun dekat disana rumah saya, entah tahun berapa TPA akan "menyentuh" rumah saya.



Sampah yang menggunung, bahaya longsor sampah senantiasa mengancam








Lihat Peta Lebih Besar

Referensi :
Pemerintah Kota Makassar 
Yasir

19 Feb 2011

Ada Kisah dibalik Foto Terbaik



Pernah lihat foto ini?


atau foto ini?

Ayam diatas pohon



Bagaimana dengan yang ini?

 Mari mengutuk kegelapan sambil menyalakan lilin

Ada yang tahu kisah dibalik foto-foto tersebut?

Foto 1

Mungkin selama ini banyak yang bertanya-tanya kenapa sang fotografer tidak membantu si anak kecil dalam foto itu.

Cerita dibalik obyek gambar maupun orang yg mengambil photo ini, ternyata sungguh tragis. Di foto tersebut mengisahkan seorang anak korban konflik di Sudan sekitar tahun 1993, sedang merangkak menuju ke tempat penampungan pengungsi milik PBB, yang berjarak 1 km. Sang anak diikuti oleh burung pemakan bangkai di belakangnya menunggu sang anak mati untuk memangsa bangkainya.

Cerita tragisnya adalah tidak ada seorang pun tahu nasib anak di photo tersebut, termasuk photografer yang mengambil photo tersebut, yang segera pergi setelah photo itu diambil, mengingat di daerah tersebut terdapat konflik bersenjata yang membahayakan jiwa sang photografer tersebut.

3 bulan setelah photo tersebut sang photografer tersebut akhirnya diketahui, setelah dia melakukan interview, dan photo tersebut akhirnya diterbitkan di koran The New York Times pada tangal 26 Maret 1993. Sang photografer tersebut adalah Kevin Carter.


Kevin Carter adalah photografer senior yang berasal dari Johanesburg, Afrika Selatan. Dia mengaku terpaksa meninggalkan anak tersebut, dikarenakan saat itu dia telah mendapatkan larangan untuk menyentuh para pengungsi tersebut, dikarenakan mereka dikhawatirkan membawa penyakit berbahaya.

Pada tgl 2 April 1994 akhirnya Kevin Carter memperoleh penghargaan tertinggi, Pulitzer untuk Feature Photograpy untuk karyanya ini. Segera setelah dia memperoleh penghargaan ini, dia mendapatkan banyak kecaman, dikarenakan dia tidak berusaha membantu anak ini.

Seminggu setelah dia mendapatkan penghargaan itu, dia akhirnya bunuh diri, dikarenakan rasa bersalah yang teramat dalam, yang menghinggapinya.

Bagian dari catatan bunuh diri Carter mencatat :
"I am depressed ... without phone ... money for rent ... money for child support ... money for debts ... money!!! ... I am haunted by the vivid memories of killings and corpses and anger and pain ... of starving or wounded children, of trigger-happy madmen, often police, of killer executioners...I have gone to join Ken [recently deceased colleague Ken Oosterbroek] if I am that lucky."

Foto 2

Foto ini adalah pemenang lomba foto internasional dari Museum Anne Frank, Belanda. Diabadikan oleh gadis pemulung asal Bali bernama Ni Wayan Mertayani (16) atau biasa dipanggil Sepi.


http://www.indonesiaberprestasi.web.id/wp-content/uploads/2011/02/niwayan.jpg

Kehidupan Sepi begitu memilukan. Kehilangan ayah dan rumah tinggal, Sepi bersama ibu dan adiknya pindah ke sebuah gubuk di tepi Pantai Amed, Kabupaten Karangasem, Bali bagian timur. Di gubuk itu, Sepi menjalani hidup sebagai penjual makanan dan sesekali memulung barang bekas setelah pulang sekolah untuk dapat membantu ekonomi keluarga, terlebih ibunya dalam kondisi sakit-sakitan.

Hingga suatu ketika, ia bertemu dengan turis asal Belanda bernama Dolly yang meminjami kamera untuk belajar memotret. Hasil "jepretan" Sepi kemudian didaftarkan oleh Dolly pada lomba foto internasional yang diadakan Yayasan Anne Frank di Belanda, dengan tema "Apa Harapan Terbesarmu". Tak disangka, foto Sepi yang berobjek ayam yang sedang bertengger di pohon singkong karet berhasil menjadi pemenang dan mengalahkan 200 peserta lain dari berbagai negara.

Objek foto Sepi berupa ayam, merupakan representasi diri Sepi. Bila hujan ia kehujanan begitu juga kala panas menyengat karena kondisi gubuk yang ditempatinya begitu memprihatinkan. Namun, Sepi tak pernah berhenti berupaya agar roda hidupnya bergulir menjadi lebih baik. Kisah Sepi ini bahkan dibukukan dalam "Potret Terindah dari Bali".

Foto 3

Foto hasil jepretan saya saja saat "mati lampu" beberapa malam yang lalu, tak ada yang menarik. Berharap saja ada yang "tertarik" dan mendaftarkan foto saya dalam sebuah lomba, ataupun paling tidak PLN meningkatkan kinerjanya dan tidak membuat mati lampu lagi.
hahahaha... ngarepp...


sumber:  wikipedia    houseofmiracle
kompas

gambar:
http://www.indonesiaberprestasi.web.id/wp-content/uploads/2011/02/niwayan.jpg
http://28.media.tumblr.com/tumblr_lgnvcgqS1v1qgrtqio1_500.jpg

20 Jan 2011

Hitler pun Benci Nurdin Halid (Download Video)




Ada-ada saja cara mengungkapkan ekspresi. Dan ini salah satu yang kreatif. Film Hitler diparodikan dengan teks yang nyeleneh. Intinya, Turunkan Nurdin Halid dari Ketua Umum PSSI !!!
Yang mau mengunduh sambil ketawa-ketawa, silahkan klik link di bawah ini

Hitler Benci Nurdin

14 Des 2010

Jenuh Jenuh Jenuh

Akhir tahun (Miladiyah) sudah makin mendekat, walaupun awal tahun (Hijriah) baru saja dimulai. Jika merujuk pada Hijriah, mestinya saya makin semangat dalam beraktifitas, menjalani hidup mempersiapkan akhirat. Namun entah mengapa semangat ini masih belum bangkit juga. Jika merujuk penanggalan Hijriah, awal tahun saya mestinya bersemangat, begitupun jika merujuk penanggalan Miladiyah mestinya saya lebih bersemangat lagi karena banyak pekerjaan yang mesti diselesaikan akhir tahun ini, baik pekerjaan rumah maupun kantor.

Namun, entah mengapa akhir-akhir ini saya mengalami kejenuhan, jenuh kerja, jenuh mikir, termasuk jenuh ngeblog. Kira-kira saya mesti apa untuk menghilangkan kejenuhan ini ? Jalan-jalan ke tempat rekreasi atau mall mungkin ? tiap hari saya jalan-jalan ! atau mendengarkan musik ? Tiap hari saya mendownload lagu baru ! Shalat dan berdoa ? boleh juga ! buat gambar atau corat-coret ? Lagi-lagi Jenuh.....

Biar jenuh sedikit berkurang, saya posting saja sebuah foto lama, entah apa judulnya. Foto saya comot saja dari flashdisc, sebuah foto lama di tepi pantai Tanjung Bira Bulukumba, Sulawesi Selatan, lima tahunan lalu. Dengan sedikit edit, mudah-mudahan saya tak jenuh melihat foto saya.

12 Okt 2010

Belum Terlambat Untuk Bertaubat

Judul
MEREKA BUKAN PENJAHAT, MEREKA HANYA TERSESAT, BELUM TERLAMBAT UNTUK BERTAUBAT

Lokasi
Blok G Lapas Maros

Kamera
Nokia N82 5 MP

Efek Gambar
Tidak Ada

Deskripsi
Gambar iseng diambil di dalam Lapas Maros, saat penyuluhan tentang HIV-AIDS bagi warga Lapas sedang berlangsung. Keunikan di dalam Lapas membuat keisengan memotret semakin besar dan melahirkan beberapa gambar yang sempat dipublikasikan. Gambar di atas semacam motivasi dan semangat bagi warga Lapas untuk kembali ke jalan yang benar. Keunikan dari Lapas antara lain dapat dilihat pada gambar-gambar selanjutnya.

Gambar Lain

Lapangan Futsal di dalam Lapas. Di "dunia bebas", sewa lapangan Futsal rata-rata diatas Rp.100.000,- per jam. Di Lapas, warga lapas gratis memakai lapangan futsal

Gedung (atau barak) yang berjejer merupakan blok sel tahanan. Nama blok (warna biru) diberi nama berdasarkan nama-nama maskapai penerbangan. Blok dalam gambar merupakan blok tahanan "istimewa" (narkoba dan korupsi)


Aula Lapas lumayan luas, cukup lapang untuk mengadakan ceramah ataupun sosialisasi. Dalam aula ada lapangan badminton.

Masih banyak fasilitas lain dalam lapas yang tak sempat saya abadikan (termasuk Masjid, dan suasana "makan gratis"). Yang pastinya, fasilitas dalam Lapas benar-benar sangat memanjakan penghuninya. Anda tertarik untuk masuk ?

9 Okt 2010

Rumitnya Menghadapi dan Mengurus Suspek Flu Burung

Anda akan diisolasi jika bersatus tersangka flu burung,

maka waspadalah, jaga kesehatan anda dan keluarga



Selasa lalu (05-10-2010), saya tiba-tiba dipanggil oleh boss bidang kesehatan keluarga (seorang dokter, sebut saja DRM). Saya diinformasikan bahwa tadi malam (senin malam) seorang pasien (sebut sajaj FZ)mendatanginya dengan gejala flu, setelah beliau mengorek informasi pada FZ, ternyata ada beberapa ekor ayam FZ yang mati mendadak beberapa hari yang lalu. Karena curiga dan khawatir flu burung, maka DRM melapor (maaf, menginformasikan) kepada saya perihal kejadian ini berhubung saya adalah salah satu staf pencegahan penyakit yang mana program yang dibebankan pada saya adalah mengenai zoonosis yang flu burung termasuk didalamnya.



Singkat cerita, berbekal ilmu yang saya miliki (dari bangku kuliah dan beberapa pelatihan), berangkatlah saya ke rumah FZ untuk melakukan pelacakan awal. Untunglah rumah FZ hanya beberapa ratus meter dari kantor, masuk lorong. Ternyata keluarga ini adalah keluarga agamis, FZ berjilbab besar dan memakai cadar. Saya diterima oleh suami FZ, seorang udztas (sebut saja AH) yang sangat ramah, beliau menerima saya dengan sangat baik. AH memiliki 8 orang anak (saking banyaknya, AH jadi sering lupa jumlah anaknya berapa, kadang dia menyebut anaknya sebanyak 9 orang, AH pun sering lupa urutan anaknya).



AH menginformasikan bahwa pada hari minggu (03-10-2010), ada ayamnya yang mati secara mendadak sebanyak 7 ekor. Dua hari sebelum mati, ayam-ayam ini mulai menderita sakit dengan gejala mencret, mata membengkak, flu, dan jenggernya berwarna ungu. Satu ayam sakit sempat dipotong dan dikonsumsi oleh keluarga ini. Adapun status beberapa anggota keluarga adalah

  1. AH/L/51 mulai demam pada tanggal 30-09-2010. Tanggal 29-09-2010 pergi melayat di daerah jauh (Mallawa, Maros) dan pulang naik motor hujan-hujanan. Tanggal 05-10-2010 demam mulai turun. Tanggal 08-10-2010 sudah tidak demam namun masih batuk.
  2. FZ/P/41, istri AH mulai demam pada tanggal 02-10-2010, menderita batuk sejak lama, ada riwayat mengolah ayam sakit pada tanggal 03-10-2010. Tanggal 08-10-2010 sudah tidak demam namun masih batuk.
  3. HD/P/11, anak ke-4 AH mulai demam tanggal 04-10-2010, ada riwayat kontak dengan ayam yang mati mendadak (memegang dengan memasukkan ke kandang dan mengubur). Demam mulai turun tanggal 08-04-2010 namun masih batuk dan kondisi tubuh lemah.
  4. UK/L/5, anak ke-8 AH mulai demam tanggal 04-10-2010. Demam mulai turun tanggal 08-10-2010 namun batuk makin parah. Tak ada kontak dengan unggas sakit dan mati.
  5. YK/L/3, anak ke-9 AH mulai demam tanggal 03-10-2010. Demam mulai turun tanggal 08-10-2010 namun batuk dan pilek makin parah. Tak ada kontak dengan unggas sakit dan mati.

  6. Selain ke 5 orang ini, ada juga tetangga AH yang juga merupakan saudara AH yang sakit dengan gejala demam, namun tidak ada kontak dengan ayam sakit dan mati mendadak.
Berdasarkan informasi tersebut saya selaku petugas surveilans melaporkan hal ini kepada atasan langsung saya yang diteruskan ke kepala Dinas Kesehatan Maros. Dan hari itu juga (selasa, 05-10-2010) Maros dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) tersangka/suspek flu burung. Kategori suspek flu burung untuk KLB ini adalah penderita demam (>38 C) dengan disertai batuk dan sakit tenggorokan dan dalam 7 hari terakhir pernah kontak dengan unggas yang sakit dan mati mendadak. Laporan KLB W1 <24>
  • Hampir seluruh petugas surveilans propinsi tidak berada ditempat. Sedang ada kegiatan Sosialisasi Flu Burung di beberapa daerah kabupaten dan mereka jadi fasilitatornya. Kebetulan Sosialisasi flu burung baru akan dilaksanakan di Maros pada minggu depan (12 dan 13 Oktober 2010). Di propinsi hanya ada tersisa beberapa tenaga administrasi.
  • Tidak ada persediaan alat dan bahan menghadapi KLB flu burung di Maros (Oseltamivir/Tamiflu expired, alat pelindung diri (APD) tidak memadai, alat pengambilan spesimen tidak ada) sehingga menunggu pasokan alat dan bahan dari propinsi.
  • Tidak ada biaya operasional KLB di segala tingkat Puskesmas dan kabupaten. Semua menggunakan biaya pribadi.


  • Dengan segala keterbatasan, saya sebagai petugas surveilans tetap melakukan tata laksana kasus sebaik mungkin. Selain melapor ke propinsi, saya juga menghubungi petugas peternakan hari itu juga (selasa) untuk dilakukan rapid test pada unggas. Namun rapid test tidak bisa dilakukan pada bangkai ayam yang sudah dikubur lebih dari 24 jam. Petugas peternakan hanya memberi desinfektan kandang dan mengambil sampel darah ayam yang masih sehat, kerabat ayam yang mati mendadak. Konon, hasil pemeriksaan darah baru dapat diketahui paling cepat 5 hari.



    Kamis, 07-10-2010 petugas propinsi sebanyak 2 orang turun ke lokasi mengambil data dan memberi oseltamivir serta Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pada keluarga AH. Direncanakan akan diambil spesimen HD keesokan harinya. Masih di hari yang sama, saya konsultasi ke propinsi dan propinsi menyarankan agar pasien yang suspek flu burung agar segera dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo Makassar (RS Rujukan Avian Influenza). Hal ini sesuai prosedur teknis penatalaksanaan AI, jika tidak maka segala yang terjadi di lingkungan AH menjadi tanggung jawab saya selaku petugas surveilans. Ada juga yang menyarankan agar saya menyiapkan surat pernyataan apabila AH tidak bersedia merujuk anaknya, yang jika AH tidak bersedia merujuk anaknya maka tanggung jawab yang dimaksud beralih ke AH.



    Jumat, 08-10-2010 saya menghubungi petugas surveilans puskesmas untuk membuat rujukan pasien suspek AI atas nama HD langsung ke RSWS (Catat, ini pengalaman pertama saya melakukan tata laksana AI, sebelumnya hanya praktek di pelatihan yang ternyata sangat jauh berbeda dengan kenyataan di lapangan). Surat rujukan telah dibuat, syukurlah AH bersedia merujuk anaknya. Kagum saya pada keluarga AH, sangat sabar dan pengertian, keluarga ini sangat bersahaja. Saya terangkan bahwa segala biaya ditanggung pemerintah.



    Disini, masalah lain muncul. Tak ada mobil ambulans untuk membawa HD ke RSWS. Ambulans tersedia di puskesmas namun sang kepala puskesmas banyak alasan ini itu dan tak mau meminjamkan mobilnya. Takut terkontaminasi alasan pamungkasnya. Ambulans untuk mengangkut suspek AI haruslah mempunyai sekat antara pengemudi dan pasien yang ada dibelakang. Sebelum dan sesudah mengantar pasien, mobil harus di desinfektan. Akhirnya saya merental mobil dengan uang pribadi saya, daripada pasien terlantar, pikir saya. Tak sesuai prosedur namun apa boleh buat, HD harus segera dibawa ke RSWS.



    Dengan komunikasi via telepon, Petugas propinsi bersedia standby di RSWS menunggu kami tiba. Pokoknya kami terima beres, katanya. Namun hanya kekecewaan yang saya dapat. Sesampainya di RSWS pada pukul 11.00, saya tidak mendapati petugas propinsi sepotongpun. Kami layaknya pasien biasa, dan parahnya saya tidak tahu apa-apa. Namun dengan style meyakinkan, saya meyakinkan AH dan keluarga untuk menunggu beberapa saat.



    Di RSWS tak ada yang melayani kami, setelah menunjukkan surat rujukan ke bagian Triage, mereka juga tak tahu apa-apa (ternyata mereka hanya dokter coas). Lama saya berdiri di bagian triage UGD akhirnya saya keluar ke bagian pendaftaran UGD, dengan sedikit nada tinggi petugas pendaftaran menyuruh saya langsung masuk (orang bertanya koq dimarahi ?). Dengan sabar saya kembali masuk dan menanyakan kepada dokter satu persatu. Akhirnya ada yang menunjukkan agar saya melapor ke triage anak.



    Setelah melihat surat rujukan suspek AI, sebagian yang jaga di triage anak jadi panik. Tiba-tiba ada yang mengambil surat rujukan tersebut dan membawanya ke sebuah ruangan. Lima menit kemudian sang perampas surat keluar ruangan dan menyuruh saya langsung ke bagian Infection Centre (IC), beberapa gedung dari UGD.



    Dengan sabar, kami (saya, sopir rental, AH, FZ, HD, UK, YK) keluar dari UGD mencari tempat yang dimaksud tanpa petunjuk. Dua kali kami mengelilingi RSWS (dengan dua kali keluar ongkos parkir juga), akhirnya kami menemukan bagian IC. Namun tak ada orang, tak ada petugas jaga (mungkin karena sudah masuk waktu istirahat shalat jumat, pukul 11.40). Akhirnya saya nekad ke lantai 2 IC, saya temui sepasang dokter yang asik bercerita. Singkat saja jawabannya, coba tanya di bawah (duh, apakah si dokter tak tahu saya sudah dari bawah, keliling ruangan tapi tak ada orang ? Ataukah dia tak mau diganggu bercerita dengan pasangannya ?). Akhirnya saya putuskan memboyong langsung AH dan keluarga masuk menunggu di lantai 2 IC, sambil duduk menunggu. Belum juga duduk, kami ditegur seorang petugas yang sedang membawa pasien. Ini kenapa ? Anak-anak dilarang masuk kesini ! Hampir saja saya emosi dan lepas kendali. Saya langsung memperlihatkan surat rujukan, si petugas kaget dan memberi pengertian ke saya agar membawa pasien ke UGD untuk di foto. Sedikit lagi saya kehabisan kesabaran. Dengan suara agak tinggi, saya jelaskan bahwa saya sudah dari UGD dan disuruh langsung ke IC. Namun dengan penuh keyakinan, si petugas meyakinkan saya dengan memberi catatan di surat rujukan untuk UGD. Akhirnya saya luluh, kamipun kembali ke UGD dengan mobil, kecuali AH yang bergegas ke masjid untuk shalat jumat. Di UGD saya bertemu satpam yang dengan sopan menunjukkan tempat foto thoraks (ternyata, disini security lebih sopan dan sabar daripada dokter apalagi coas. Tanya kenapa?). Tak ada petugas foto, Kembali satpam menjelaskan dengan sopan bahwa seluruh petugas istirahat shalat jumat.



    Dengan gamang, saya minta ijin shalat jumat kepada FZ. Untuk sementara FZ yang menjaga anaknya.



    Selepas shalat jumat, tiba-tiba semua urusan jadi lancar. Telah ada petugas yang melayani, hingga akhirnya HD ditempatkan di ruang isolasi IC. HD akan ditemani sang ayah, AH yang tidak boleh keluar ruangan paling tidak hingga 5 hari kedepan, saat hasil laboratorium sudah diketahui. Jika negatif AI, maka HD boleh pulang kerumah.



    Sebenarnya saya sangat iba dengan keluarga ini. Saya merasa bersalah telah "menjebloskan" HD dan AH ke penjara kecil yang mungkin kondisinya lebih parah daripada penjaranya penjahat, ruang isolasi. Betapa tidak, AH tidak dapat mencari nafkah beberapa hari ini, entah siapa yang menjaga keluarganya di rumah. Yah, semoga cepat sembuh semuanya, semoga tak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama. Pengalaman yang sangat berharga.



    Tapi, ngomong-ngomong petugas propinsi mana yah??





    Saat wawancara



    Kandang ayam, tepat di belakang rumah

    risiko tinggi flu burung






    Resiko tertular dengan memakai mobil tanpa sekat



    HD dan keluarga menunggu dengan sabar di depan UGD,

    di ujung lorong



    Nurse Station yang kosong



    HD dengan sabar menunggu



    Ruang Isolasi yang sangat sepi, beda tipis dengan penjara

    penjara lebih ramai daripada ruangan ini




    Berpamitan dengan keluarga sebelum dipenjara

    di ruang isolasi menemani anak tercinta









    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...