13 Mar 2012

Perubahan Zona Waktu Indonesia

Menurut saya waktu itu mutlak, namun hitungannya relatif, bisa diubah sesuai kesepakatan. Saat ini, kita "dipaksa" sepakat akan hitungan waktu tersebut. Satu tahun mengikuti gerak bumi mengitari matahari, 365 hari (tahun Miladiyah mengikuti perputaran matahari, tahun Hijriyah mengikuti  perputaran bulan). Satu tahun terdiri dari 12 bulan, satu bulan terdiri dari 29 sampai 31 hari, satu hari terdiri dari 24 jam, 1 jam adalah 60 menit, 1 menit adalah 60 detik, begitu kesepakatannya. Kita juga dipaksa sepakat jika pusat jam dunia (GMT 0) ada di London, Inggris.


Saat ini, kita juga sepakat Indonesia terbagi atas tiga zona waktu, Timur, Tengah, dan Barat.

  • Waktu Indonesia Barat atau WIB yang mencakup pulau Jawa, Sumatera, serta Kalimantan Barat dan Tengah (GMT+7). 
  • Waktu Indonesia Tengah atau WITA yang mencakup Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil, serta Kalimantan Selatan dan Timur (GMT+8). 
  • Waktu Indonesia Timur atau WIT yang mencakup Maluku dan Papua (GMT+9). 
Penulisan zona waktu Indonesia dalam singkatan bahasa Inggris dapat membingungkan dan sering terjadi salah arti. WIT dalam singkatan bahasa Inggris adalah Western Indonesian Time, sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah Waktu Indonesia Timur. Contohnya dalam sistem operasi Linux, penyetelan format waktu (etc/localtime) mengikuti standar instalasi dimana zone Asia/Jakarta menggunakan WIT.

Saya teringat saat pergantian tahun baru kemarin, saat itu saya berada di Surabaya (WIB), berkumpul bersama keluarga. Saat tepat jam 12 malam (pergantian tahun), zona waktu Makassar (WITA), daerah asal saya sudah melewatkannya sejam yang lalu, zona waktu  WIT malah dua jam telah memasuki "tahun baru". Sedikit lucu saja rasanya, secara logika saya telah melewatkan "tahun baru" selama sejam namun baru "merayakannya", merasa telat sejam. Begitu juga saat "berulang tahun" di zona waktu berbeda dengan tanah kelahiran, zona waktu mana yang digunakan?

Untuk meminimalisir "kelucuan" ini, Pemerintah berencana menyatukan zona waktu dari semula tiga menjadi satu. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, penyatuan ini akan menghemat keuangan negara dan secara ekonomi mendatangkan keuntungan. "Ada penelitian yang menyatakan penyatuan zona waktu menjadikan pengaturan lebih mudah sehingga bisa memangkas biaya hingga triliunan rupiah," kata Hatta. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat dan Promosi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Edib Muslim menyatakan, zona waktu tunggal ini akan menambah transaksi perdagangan Rp500 miliar sehari. Peningkatan itu terjadi karena pedagang dari kawasan Waktu Indonesia Tengah (Wita) dan Waktu Indonesia Timur (WIT) bisa satu waktu dengan Jakarta, sehingga tak ada waktu terbuang karena menunggu satu atau dua jam perdagangan di Jakarta dibuka.


Rencananya, penyatuan waktu ini akan mengikut ke WITA.GMT+8 dipilih karena berada di tengah-tengah antara WIB dan WIT. Dengan penetapan zona waktu tunggal menjadi Greenwich Mean Time (GMT) +8, waktu Indonesia akan sama dengan waktu Malaysia dan Singapura. "Kalau zona waktu sama dengan negara-negara tetangga, ada penghematan besar dalam jam kerja, traffic, maupun aktivitas ekonomi," ujar Hatta. Kesamaan waktu dengan Singapura, Malaysia, dan Hong Kong juga membuka kesempatan bisnis baru. Keuntungan penyamaan zona dapat pula dirasakan oleh Bursa Efek Indonesia karena tidak lagi menjadi pengikut bursa Singapura. Belum diketahui secara pasti kapan rencana ini bisa direalisasi. 

Penyatuan zona waktu--WIB, Wita, dan WIT--diperlukan untuk meningkatkan produktivitas nasional. Selisih satu jam di antara tiga zona waktu di Indonesia ini tidak efektif. Contoh, transaksi perdagangan di Jakarta dimulai pukul 09.00 dan berakhir pukul 17.00 WIB. Ini berarti waktu efektif untuk aktivitas perdagangan antara dunia usaha di zona barat dan timur cuma empat jam. Melalui GMT+8, penduduk Indonesia yang tinggal di kawasan timur dan tengah bakal memiliki waktu transaksi yang lebih banyak dengan masyarakat yang tinggal di kawasan barat. 

Namun demikian, pemerintah harus mempertimbangkan faktor alamiah sebelum menyatukan zona waktu. Terdapat perbedaan permulaan waktu yang signifikan antara barat dan timur. Misalnya, perbedaan waktu terbit dan tenggelam matahari yang berselisih hingga dua jam. Penyamaan zona waktu tentu akan menyamakan waktu kerja dan kegiatan perekonomian. 

Perubahan zona waktu pernah terjadi pada 1987 untuk Bali. Dengan mempertimbangkan sektor pariwisata, Bali yang semula masuk ke zona bagian barat diubah masuk bagian tengah. Apa yang dilakukan Indonesia sudah didahului Rusia dua tahun silam. Pada 29 Maret 2012 Negara beruang merah itu berniat mengurangi 11 zona waktu yang ada. Alasannya serupa. Kata Presiden Medvedev perubahan jadwal Rusia dapat membantu untuk memberi nafas kehidupan baru dalam kegiatan bisnis. "Ini mungkin juga dapat membantu memperkuat posisi Rusia sebagai jalur dalam infrastruktur informasi global." Perubahan ini akan mempengaruhi dua wilayah Rusia Eropa dan tiga wilayah di Siberia. Warga Rusia, yang tinggal di sana akan bisa menahan diri karena jarum jam harus diundurkan beberapa jam sebelumnya, sehingga mereka dapat 'mengejar' dengan zona waktu tetangga mereka. 

Penyatuan zona waktu tidak akan mengganggu pelaksanaan salat lima waktu. Umat Islam mudah menyesuaikan sebab salat lima waktu patokannya matahari, bukan jarum jam. Waktu salat menyesuaikan waktu setempat.

Bagaimana menurut anda? Kira-kira hal "lucu" apa yang terjadi jika zona waktu Indonesia benar-benar diubah menjadi satu waktu?

Sumber: tempo, wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...