15 Mar 2012

Rekam Jejak Walikota Makassar dari Masa ke Masa

Sejarah orang nomor satunya kota Makassar, Walikota Makassar membentang panjang sejak zaman kerajaan Gowa-Tallo, zaman penjajahan dan zaman pasca kemerdekaan. Berdasarkan sumber catatan sejarah tentang kota Makassar, terdapat 26 pemimpin yang pernah menjadi pemimpin setara walikota dalam enam periode zaman. Konsep visi dan misi setiap pemimpin akan berbeda-beda sesuai dengan keadaan zaman pada saat mereka memimpin demikian pula tingkat kesuksesan mereka dalam melaksanakan roda pemerintahan akan berbeda-beda pula.



Bila dihitung sejak tahun 1918 sampai sekarang, maka Kota Makassar telah diperintah oleh sebanyak 24 walikota. Sedangkan bila dihitung dari sejak pemerintahan RI tahun 1951 sampai sekarang tahun 2012, Makassar telah diperintah oleh 12 walikota. Walikota pertama sejak zaman pemerintah RI ialah walikota Sampara Dg Lili, yang memerintah tahun 1951-1952. Walikota yang terlama memangku jabatan ialah HM Dg Patompo, yang memerintah selama 14 tahun (1962-1976).

Apa-apa saja yang telah mereka perbuat? apa perannya bagi Kota Makassar? Berikut ini rekam jejaknya saya himpun dari berbagai sumber, semoga dapat menjadi inspirasi bagi Walikota Makassar selanjutnya.

Pemerintahan Kolonial Belanda

J.E. Dambrink (1918-1927)

Pemerintah Belanda waktu itu memang sangat beralasan membentuk pemerintahan kota Makassar, karena Makassar sudah masuk kedalam 20 besar kota dunia di bawah kerajaan Gowa-Tallo.

J.H.De Groot (1927-1931)

G.H.J. Beikenkamp (1931-1932)

Ir. F.C.Van Lier (1932-1933)

Ch.H.Ter Laag (1933-1934)

J.Leewis (1934-1936)

H.F.Brune (1936-1942)

Pemerintahan Jepang 

Yamasaki (1942-1945)

Pemerintahan NICA 

H.F. Brune (1945)

D.M. Van Zwieten (1945-1946)

Abdul Hamid Dg. Magassing (1946-1947) --Foto Nomor 1--

Pemerintahan R.I.S 

J. M Qaimuddin (1950-1951) --Foto Nomor 2--

J. Mewengkang (1951)

Pemerintahan Republik Indonesia 

Sampara Dg. Lili (1951-1952) --Foto Nomor 3--

Achmad Dara Syachruddin (1952-1957) --Foto Nomor 4--

M. Junus Dg. Mile (1957-1959) --Foto Nomor 5--

Latif Dg. Massikki (1959-1962) --Foto Nomor 6--

Arupala (1962-1965) --Foto Nomor 7--

Konsep administrasi pemerintahan kota mulai ditata dengan baik, sehingga memberi arah yang jelas tentang pembagian kerja bagi tata pemerintahan kota Makassar. Selain itu, mengganti gelar Hamentee menjadi kotapraja.

Kol. M. Dg. Patompo (1962-1976) --Foto Nomor 8--

HM Dg Patompo dengan pangkat kolonel TNI, adalah walikota ke-6 sejak masa pemerintahan RI. Dia selain sebagai walikota terlama, dia juga sebagai walikota yang dinilai telah melakukan perubahan di Makassar secara spektakuler. Master plan Kota Makassar dirancang yang melahirkan blue print kota Makassar. Di depan sidang DPRD Kotamadya Makassar, Patompo menawarkan ide dengan slogan “Pola dasar pembangunan kota Makassar” dengan tiga sasaran utama yakni memberantas 3K : kemiskinan, kebodohan dan kemelaratan. Menurut Patompo, tercapainya peletakan dasar pembangunan kota Makassar akan terwujud apabila tiga sasaran utama tersebut dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.  Di masa pemerintahan Patompo, dengan berkantor di Jl.Balaikota pada bangunan tua yang kini dijadikan museum kota, dia telah membawa perubahan di Makassar yang luar biasa. Di era Patompo, perluasan kota yang mengambil sebagian wilayah kabupaten Gowa dan Maros, memberi tambahan tiga kecamatan bagi Makassar, yakni kecamatan Tamalate, Panakkukang dan Biringkanaya, meskipun dengan konsekwensi harus mengubah nama Makassar menjadi kota Ujung Pandang. Pada masa ini, nama Kota Makassar diubah menjadi Kota Ujungpandang. Pengubahan nama itu mengundang reaksi keras dari masyarakat dan sejumlah sejarawan dan budayawan di Sulawesi Selatan.

Selain itu, Patompo membangun kawasan jalan Pangeran Pettarani, Tanggul Patompo, pembuatan jalan-jalan dalam kota, dan sejumlah gedung SD Pembangunan. Patompo juga mendorong investor menanamkan modalnya di Makassar dalam berbagai sektor ekonomi. Restoran Bambooden misalnya, yang sekarang masih eksis, oleh Patompo diberi fasilitas bebas pajak selama lima tahun pertama. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan usaha di Makassar. Gaya kepemimpinan Patompo dinilai aneh-aneh, lucu-lucu, dan bahkan ada yang menggelarnya ‘walikota gila’. Namun dari gayanya itu, Patompo mengubah Makassar secara luar biasa.

Pada tahun 1970, di era Patopo ini, Kota Makassar merupakan kota terpadat penduduknya di seluruh dunia. Tercatat pada tahun 1960, penduduk Kota Makassar berpenduduk 350.000 orang, dan di tahun 1970 sudah berjumlah 600.000 orang. Itu berarti, selama 10 tahun, Kota Makassar bertambah penduduknya sebanyak 70 persen. (Sumber: Majalah Versi, Hasil research UNDP tahun 1970)

Kol. Abustam (1976-1982) --Foto Nomor 9--

Abustam dalam memerintah kota Makassar menonjolkan pembangunan taman di hampir semua sudut kota. Sepanjang tepi jalan dalam kota rimbun dengan pepohonan. Karena itulah, Abustam digelar Walikota Taman.

Kol. Jancy Raib (1982-1988) --Foto Nomor 10--
Jancy Raib adalah seorang walikota yang terbilang pendiam. Tidak banyak bicara, namun satu kelebihannya, ialah dia diam-diam namun sibuk membayar utang pemda yang masih tersisa sejak dari Patompo hingga Abustam. Pada pemerintahan Jancy Raib semua utang pemda dapat dilunasi.

Kol. Soewahyo (1988-1993) --Foto Nomor 11--
Soewahyo cukup memberi perhatian terhadap olah raga di Makassar. Dan untuk kepentingan olah raga, Soewahyo melakukan perbaikan lapangan Karebosi dan sejumlah infrastruktur di kota ini. Pada masa ini, PSM (Persatuan Sepakbola Makassar), Klub sepakbola kebanggaan Makassar dan Sulawesi Selatan berhasil meraih juara Indonesia.

A. Malik B. Masry  (1994-1999) --Foto Nomor 12--
Zaman ini, walikota sudah tidak mesti dari kalangan militer, bukan lagi kolonel. Saat dilantik, Malik B. Masry langsung mengumumkan akan membuat Makassar seperti kota Abu Dhabi di Timur Tengah, yang menyala terang di malam hari. Malik kemudian merealisasikannya dengan membuat Makassar terang-benderang di malam hari. Prinsip Malik, biarlah Makassar hidup 24 jam, agar pertumbuhan ekonomi dapat terpicu lebih cepat. Pada masa ini, disusun visi Kotamadya Ujung Pandang (KMUP) melalui pendekatan dan penanganan terpadu secara fungsional maupun strategis melalui konsep “Teduh Bersinar” (Tekad dan disiplin untuk hidup bersih, sehat, aman dan rapi), --masih ingat lagu Ujung Pandang Teduh Bersinar?-- kemudian dioperasionalkan dengan “sapta tertib” yang merujuk dari gerakan disiplin nasional dan tri konsep pembangunan Sulawesi Selatan. Dengan program ini KMUP (Kota Makassar) dapat tercitrakan sebagai kota bersih dengan beberapa kali berturut-turut menerima “Adipura” (1995, 1996, 1997).

Baso Amiruddin Maula  (1999-2004) --Foto Nomor 13--

Dalam masa kepemimpinan H.B.Amiruddin Maula sebagai walikota Makassar, nama Kota Ujungpandang dikembalikan menjadi Kota Makassar (PP Nomor 86 Tahun 1999) dengan menetapkan hari jadi kota Makassar pada tanggal 9 November 1607. Dengan semangat ini dibuatlah visi dan misi menempatkan Makassar sebagai kota bandar niaga. Dengan Semangat, prestisius, kejayaan, kebanggaan dan jiwa kemandirian yang pernah dicapai Makassar sebagai kota bandar niaga dihidupkan kembali. Makassar sebagai komunitas masyarakat tumbuh dan berkembang dari berbagai ragam budaya, nuansa religiusitas masyarakat kota juga mulai terasa. Era otonomi daerah yang dimulai pada periode ini menjadi tonggak dan momentum seluruh warga kota untuk terlibat langsung dalam pembangunan, implikasinya juga memberikan kontribusi untuk kesuksesan kepemimpinan HB. Amiruddin Maula.

Zaman ini dimulai Pembangunan Pasar Butung, Pasar Terong dan Pasar Baru. Termasuk Pasar Pabaeng-baeng yang diklaim sebagai aset Pemkab Gowa. Masalah pembebasan tanah pembangunan Jalan Tol Reformasi, pembangunan Terminal Regional Daya, pembebasan Pantai Losari dari penjual K-5, pembangunan jembatan yang menghubungkan Barombong wilayah Makassar yang terpisah Sungai Jeneberang. Amiruddin Maula menjadi korban kebijakan pengadaan alat Pemadam Kebakaran (Damkar) oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian dalam Negeri di era kepemimpinan Mendagri Hari Sabarno, beliau sempat di bui beberapa tahun karena kasus ini. Pada masa ini juga mulai dibangun Menara Balaikota, “simbol terbaik” para koruptor di Pemkot Makassar (karena akhirnya hingga tahun 2012 ini belum rampung padahal mulai rusak.

Ilham Arief Sirajuddin  (2004 - 2008) --Foto Nomor 14-- 
Sebagai salah satu pemimpin termuda, IAS meluncurkan pencitraan baru dengan slogan Great expectation, Makassar Penuh dengan Harapan. Sebuah komitmen menjadikan kota tercinta harapan semua orang, harapan berinvestasi, harapan meraih sukses, harapan meraih masa depan, harapan memperoleh pendidikan yang bermutu. Walikota Ilham Arief Sirajuddin yang memerintah sejak 2004-2009, dan periode kedua tahun 2009-2014, oleh banyak orang dia digelar sebagai Patompo Jilid II. Ada anggapan bahwa Makassar mesti dipimpin oleh seorang yang sedikit ‘gila’, dan Ilhamlah orangnya. Ini ditandai dengan keberanian Ilham merevitalisasi lapangan Karebosi., dengan tanpa modal sepeser pun dari APBD. Dan ternyata akhirnya sukses. Bahkan Majalah Tempo memilih Ilham sebagai walikota sukses membangun, lantaran kesuksesannya merevitalisasi Karebosi. Dia juga sukses merevitalisasi Pantai Losari.

Andi Herry Iskandar (2008 - 2009) --Foto Nomor 15-- 
Tak banyak yang "terjadi" pada periode ini karena Herry "hanya" pengganti IAS yang mencalonkan diri menjadi walikota untuk kedua kalinya. Herry otomatis jadi walikota karena posisinya sebagai wawali yang menggantikan walikota IAS. Praktis, Herry hanya melanjutkan program kerja IAS.

Ilham Arief Sirajuddin (2009 s/d 2012) --Foto Nomor 16--
Pada periode ke-2 pemerintahannya, IAS tinggal melanjutkan konsep dan pemikirannya sejak periode pertama. Konsep lain yakni program Gemar Membaca. Kesadaran baru pada konsep ini dilandasi oleh semangat kesetaran dalam memperoleh pendidikan. Hal lain yang tak kalah menarik adalah penerapan aksara lontara sebagai indegeneus local. Program penerapan aksara lontara pada nama-nama jalan di Makassar merupakan bagian dari upaya pemerintah sebagai motivator membumikan budaya lokal untuk tidak terasing di daerah sendiri. Kota Makassar juga diplot tidak lagi sekedar pintu gerbang atau gateway kawasan timur Indonesia tetapi menjadi ruang keluarga (living room) bagi bisnis dan investasi dan mengembalikan kejayaan Makassar di pentas global.

Nah menurut anda, siapa walikota paling sukses? Kalau ada award pemilihan walikota terbaik, kira-kira siapa walikota  favorit,  walikota terbersih, walikota terkorup, walikota tersantai, walikota terinovatif, walikota tergila, walikota terlucu, walikota ter-ter Makassar lainnya?

sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Makassar#Walikota
http://www.bugis-pos.com/2012/catatan-hut-makassar-ke-404-dari-patompo-sampai-ke-ilham.html
http://aroelaidah.wordpress.com/2009/12/15/pemimpin-makassar-dari-masa-ke-masa/

1 komentar:

  1. Salawati Daud merupakan perempuan Indonesia pertama yang menempati posisi Walikota. Ia menjadi Walikota di Makassar, Sulawesi Selatan, tahun 1949. Tak hanya itu, ia juga tercatat sebagai Walikota Makassar yang pertama di bawah pemerintahan Republik Indonesia.[1]

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...