21 Mar 2011

Komunitas Sepeda Fixie Makassar



Komunitas Sepeda Fixie Makassar ---

Kota Makassar lambat laun mulai dikenal sebagai kota sepeda. Fenomena ini tidak lepas dari menjamurnya masyarakat yang akrab bersepeda di berbagai lintasan jalan-jalan kota. Seiring dengan itu, berbagai komunitas sepeda bermunculan satu per satu dalam lima tahun terakhir. Salah satunya adalah komunitas sepeda Fixie bernama Mafia Riders (Makassar Fixed Gear Activity). Komunitas ini mempunyai anggota sedikitnya limapuluh orang aktif, yang setiap pekan bisa dilihat ngumpul di depan Bank Indonesia Jalan Jenderal Sudirman.


Menurut salah seorang anggotanya, Ryan Hidayat, komunitas ini telah ada sejak 29 September tahun 2010 lalu. “komunitas ini sebenarnya komunitas yang memiliki sepeda city bike dengan ciri khas tanpa rem," ucapnya. Jika diamati dari dekat, sepeda ini memang tampak berbeda dengan sepeda kebanyakan. Perbedaan mencolok terlihat pada jenis stang, dan veleg yang berwarna-warni. Sepeda ini dirancang tanpa gear yang dinamis, dan hanya mengandalkan kekuatan pedal. Jika pedal didorong ke belakang akan tetap melaju ke belakang sehingga pengereman hanya bergantung pada kekuatan pedal. "Nah, uniknya disini. Sepeda ini sederhana, tanpa rem. Selain itu Stang (kemudi) juga lebih ramping. Kalau menyalip kendaraan bisa lebih mudah," jelasnya. Tapi, bukan itu yang membuat Ryan tertarik untuk bergabung dalam komunitas ini. Ryan mengaku, sulit mencari onderdil di Makassar. Apalagi untuk jenis sepeda Fixie, sangat jarang toko sepeda yang menjual suku cadang sepeda ini.

"Enaknya itu berburu suku cadang. Sangat jarang ada toko sepeda yang menjual satu set sepeda Fixie. Makanya mereknya itu berbeda-beda, dari veleg, stang hingga kerangka jarang yang satu jenis merek," katanya. Berawal dari situs-situs jejaring sosial, Ryan pun akhirnya diajak bergabung dalam komunitas ini. Saban Rabu malam, Jumat malam dan Minggu pagi mereka 'kopi darat' di depan Bank Indonesia di Jalan Jenderal Sudirman.

"Kami ngumpul setiap Rabu, Jumat dan Minggu pagi," katanya. Ryan mengaku, saat ini anggota komunitas sepeda Fixie mencapai lima puluh orang dari berbagai kalangan. "Saya sendiri dari mahasiswa, ada yang dari kalangan swasta dan pegawai negeri sipil. Pokoknya tua muda ikut gabung," kata Ryan, yang masih mahasiswa semester akhir di Sekolah Tinggi Ekonomi, STIEM Bongaya.

Abadi Gunawan mahasiswa Universitas Hasanuddin, yang juga anggota komunitas sepeda ini mengaku tertarik bergabung karena alasan informasi. Setiap kali Abadi mendapatkan informasi suku cadang terbaru berasal dari komunitas. "Saya bergabung sejak setahun lalu. Saya butuh informasi. Sebab peralatan sepeda ini dijualnya terpisah-pisah. Kita juga mesannya terpisah, dari veleg, stang, ban hingga rantai dipesan dari luar makassar via pos," katanya.

Harganya terjangkau, tapi pencarian yang sulit. Namun, jika duit di kantong belum memadai, ada saja anggota komunitas yang banting harga. "Saya pernah dapat kerangka dan stang yang bagus dengan harga murah dari teman komunitas," katanya. Harganya, kata Abadi bervariasi dari Rp 500 Ribu hingga jutaan rupiah. "Untuk satu veleg saja bisa sampai Rp 3 Juta, stang Rp 200 Ribu, dan kerangka ini yang paling mahal, ada yang mencapai Rp sepuluh Juta," jelasnya.

Acara 'kopi darat' tidak hanya dijadikan sebagai ajang berbagi informasi. Tapi juga berbagi keterampilan di antara para anggota komunitas. "Kalau sudah ada yang bisa mengendarai sepeda ini berjalan mundur, berarti sudah bisa dikatakan hebat," kata Abadi. Adalagi Akbar Nugraha, siswa SMA Al Azhar ini Jakarta memilih bergabung dalam komunitas karena faktor keamanan dan lingkungan. Sejak duduk di kelas dua, Akbar memilih bersepeda di lingkungan tempat tinggal dan berkeliling kota bersama komunitasnya.

Sepeda Fixie berkelir putih miliknya, dikendarai selepas pulang sekolah. Pada hari tertentu, remaja berusia 17 tahun ini, berkumpul bersama komunitas sepeda fixed. Selama bergabung di komunitas fixed Makassar, anak tunggal ini, mengaku mendapatkan banyak manfaat positif. "Ya, pokoknya bukan hanya gaya-gayaan. Tapi lebih kepada pertemanan dan menambah keterampilan bersepeda Fixie," ungkapnya.

Anggaran sebanyak Rp 11 juta dihabiskannya untuk utak-atik sepeda yang identik dengan corak warna warni ini. Dikalangan komunitas, lelaki ceking ini dikenal sebagai fast rider yang senang memacu sepeda dalam kecepatan tinggi. "Ini butuh keterampilan. Sebab, kita memacu sepeda tanpa mengandalkan rem yang biasa kita gunakan. Tapi mengandalkan kekuatan untuk menahan pedal," katanya. (Icchankamin)

17 Mar 2011

Bom Buku dan Polisi Teledor

15 Maret 2011 heboh dengan pemberitaan mengenai meledaknya bom buku yang ditujukan kepada aktifis JIL, Ulil Abshar Abdala. Herannya, bom tidak memecahkan kepala target (Ulil), namun memutuskan tangan seorang perwira polisi.

Paket bom yang dikirimkan untuk Ulil, tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga merupakan ketua DPP Partai Demokrat, diterima resepsionis pada pukul 10.00 WIB. Pada pukul 13.30 WIB, surat baru disetorkan office boy ke kantor JIL yang terletak di kompleks yang sama. Jubir Komunitas Utan Kayu, Saidiman, mencurigai kiriman itu karena terdengar bunyi mencurigakan dan ada kabel menjuntai. Polisi lalu ditelepon. Polisi dari Polsek Matraman dan Polres Jaktim lalu datang. Lantas upaya penjinakan dilakukan oleh Kasat Reskrim Kompol Dodi Rahman dkk tanpa pengamanan, dengan petunjuk manual lewat ponsel. Duar! Pukul 16.05 WIB, bom meledak.

Paket (bom) buku ini ditujukan kepada Ulil. Si pengirim atas nama Sulaiman Azhar dengan Judul buku "Mereka Harus Dibunuh". Dalam suratnya, Sulaiman ingin meminta waktu kepada Ulil untuk wawancara dan memberikan kata pengantar dalam buku karyanya. Di dalam surat itu, Sulaiman mengaku sedang menulis sebuah buku berjudul 'Mereka harus dibunuh karena dosa-dosa mereka terhadap Islam dan kaum Muslimin'. Surat itu terdapat di dalam paket bom yang meledak di kantor KBR 68 H. Paket bom itu dikirimkan untuk Ulil melalui kantor KBR 68 H di Jl Utan Kayu 68, Jakarta Pusat. Paket itu berisi buku setebal 412 halaman. Namun, saat paket itu diperiksa dengan metal detector, ternyata alat itu berbunyi.

Tangan satu anggota polisi yakni Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan putus saat berusaha menjinakkan bom lewat petunjuk temannya via HP. Seorang sekuriti KBR 68 H juga terluka akibat peristiwa itu.

Dari peristiwa ini, terlepas dari motif dan proses pengiriman bom, Kepolisian Resort Jakarta Timur telah melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan membuka paket bom di Kantor Jaringan Islam Liberal (JIL). Seharusnya, Polres Jaktim menunggu hingga tim Gegana datang. Entah apa motovasi Kasat Reskrim Polres Jaktim untuk membuka bom tersebut. Yang berhak membuka setiap benda yang dicurigai bom, tidak boleh disentuh oleh siapa pun, kecuali Gegana. Tindakan Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan, terlalu berani.

Prosedur yang harus dilaksanakan kepolisian selain Gegana ketika menerima ancaman bom, tugas pertama adalah datang ke lokasi. Setelah datang ke lokasi, Polsek wajib mensterilisasi lokasi dengan menggunakan police line, lalu evakuasi semua orang yang berada di lokasi. Anggota polisi selain tim Gegana dilarang menyentuh benda-benda yang dilaporkan mencurigakan hingga tim yang berkompeten (Gegana) datang. Yang berhak mengidentifikasi benda mencurigakan hanyalah Gegana.

Naifnya, dalam kasus ini Gegana mendapatkan laporan setelah bom meledak. Gegana merupakan satuan yang berada di bawah Brimob. Saat kejadian, baik Polsek Matraman maupun Polres Jakarta Timur tidak ada yang melapor kepada Gegana perihal adanya ancaman bom di Kompleks Komunitas Utan Kayu, Jl Utan Kayu 68 H, Jakarta Timur.

Bom buku melawan polisi teledor tentu saja dimenangkan oleh bom buku. Lawan mi itu bom....

12 Mar 2011

10 Penyebab Kemacetan Jalan di Makassar

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQwASLV2ddTPV62dfrMwURiZzv2XCoOOxqA0CEtIou7bu1N5lHFYU0NePqaQmDYV6CnFTBfchmlH2ogvTKd-uumrjtzxxY-k6CVkvfTu-TkVVh41ttMhTNwu4uhdm5fjlB3dfyl5Zk7phs/s1600/Makassar-Macet-10-Jam-Sehari.jpg

Makassar adalah kota besar yang sangat pesat perkembangannya. Kemacetan lalulintas setiap hari terutama pagi dan sore hari menjadi indikasinya. Seperti halnya Jakarta yang kemacetan telah mencapai titik puncaknya, jika tidak ditangani secara serius maka kota Makassar akan mengalami hal yang sama, bahkan dengan durasi yang lebih singkat. Mungkin, Makassar di tahun 2017-an telah seperti Jakarta sekarang ini. Macet total

Sebagai rakyat jelata kota Makassar, saya mempunyai beberapa pandangan sendiri akan penyebab kemacetan di jalan, antara lain :


1. Pete-pete
Pete-pete dituding sebagai penyebab utama kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas kota Makassar. Pete-pete bisa seenaknya pindah jalur, menurunkan dan menaikkan penumpang di tempat-tempat yang tidak seharusnya atau berzig-zag dengan cueknya di jalan raya. Maklum kejar setoran.

2. Becak
Karena lambatnya, becak membuat mobil antri di belakangnya karena jalan sempit dan tak bisa menyalip. Maklum tenaga betis.

3. Motor
Jika arus lalu lintas melambat, pengendara motor memotong jalan dan mengambil lajur kanan yg membuat kemacetan semakin parah. Maklum body langsing.

4. Mobil
Saya paling sering mendapati pengemudi mobil menelpon sambil nyetir. Bayangkan saja mengularnya antrian kendaraan di belakang si besar karena melambat. Maklum, telpon bisnis trilyunan.

5. Sepeda
Ah, ini sepertinya tidak memacetkan jalan, kecuali ada acara sepeda santai yg sampai menutup jalan. Maklum saya suka naik sepeda. hahaha

6. Pejalan kaki
Ah, sambarang tong. Mana ada pejalan kaki yg memacetkan jalan? Kecuali jika ada pejalan kaki sexy yg membuat pengendara mobil dan motor tiba-tiba berhenti di tengah jalan. Atau, ada pejalan kaki yang ingin bunuh diri ditengah jalan.

7. Demonstrasi
Mahasiswa Makassar terkenal akan prestasinya memblokir jalan apabila sedang berdemonstrasi. Tiang listrik hingga truk kontainer jadi palang sakti yang mampu memacetkan jalan beberapa jam, beberapa kilometer. Maklum ingin "terdengar".

8. Jalan Rusak
Jalan yang berlubang menjurus hancur hampir dapat ditemukan di seluruh sudut kota Makassar. Terutama di kompleks perumahan saya, beda tipis dengan kubangan. Tak perlu saya gambarkan proses macetnya jalan karena jalan rusak, anda dapat membayangkannya sendiri.


9. Jalan sempit
Tentu saja lebar jalan yang tidak sesuai dengan volume kendaraan otomatis memacetkan jalan

10. Jalan banjir
Inilah yang paling unik. Setiap hujan, ada beberapa jalan poros di Makassar yang tergenang air hingga sebetis. Penyebabnya adalah saluran air yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ini jalan atau sungai ?



Tiga poin terakhir adalah tugas pemerintah memanjakan rakyatnya. Terlepas dari sarana serta prasarana jalan yang buruk, tentunya kemacetan tidak akan terjadi jika seluruh pengguna jalan mematuhi aturan lalu lintas.

Bagaimana dengan anda? Apakah sudah patuh aturan lalu lintas? Apakah kota anda jarang macet?

Gambar : 
ujungpandangekspress.com  
swatt-online.com

9 Mar 2011

Waktu dalam Hidupmu

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCyak8hbCeG5CmLL_DxDgDgnLNvWWbs8b5ngGVk4fOdSQZlXB7DAzQVwzcNjk9F8CADGgCbGAiyg29Jb3jPUDlXxn5uG_TzeGANd5F3wg92qewHxrO9XNMvWZtVHsnMTV3uUOhpG5yIOQ/s1600/Green-Day-Time-Of-Your-Life-404590.jpg


pada sebuah putaran hidup, menembus batas keabadian, sehembus nafas bertiup di jalan
sang waktu merenggut dengan sentuhannya, menuntun mengarahkan kemana jiwa ini
berikanlah yang terbaik untuk hidup ini, jangan tanyakan kenapa
karena tak ada guna pertanyaan itu, tapi belajarlah menghargai sang waktu
karena segalanya tak dapat diramalkan, yang benar akhirnya benar adanya
kuharap kamu memanfaatkan waktu dari hidupmu
simpanlah kenangan itu, tetap simpan dalam benakmu
simpan pada jiwa yang suci dan jiwa yang baik
ukirlah kenangan akan kematian dengan keadilan
karena yang berharga, berhargalah selamanya
kuharap kamu memanfaatkan waktu dari hidupmu
kuharap kamu memanfaatkan waktu dari hidupmu
syukurlah, mereka telah tiada, aku masih meng-ada

inspired from: time of your life – green day



SYUKURLAH, MEREKA TELAH TIADA, AKU MASIH MENG-ADA
pernah diposting di http://yaszerone.blogspot.com/ tanggal 6/27/2006 01:41:00 AM |

Pacaran : Cinta, Nafsu, atau Sekedar Status ?

http://lh3.ggpht.com/_Dq9EckaDpR8/TG-As4coGpI/AAAAAAAAAZ8/xmpY74qMrTA/pacar-selingkuh.jpg


Sebutlah namanya Budi, dia orang yang biasa-biasa saja, namun entah mengapa disukai oleh (beberapa, tidak semua) wanita, mungkin dia disukai karena kesederhanaannya, keluguannya. Budi termasuk orang yang pemalu, dia sering kikuk bila berhadapan dengan lawan jenisnya (standar pemalu dapat diukur salah satunya lewat cara ini), tapi jangan salah, dia termasuk disegani oleh teman-temannya. Pemalu (mungkin) adalah kekurangannya (walaupun sebagian orang menganggap bahwa memiliki rasa malu adalah sebuah kelebihan). Mungkin kekurangan dalam berkisah mengenai latar belakang sosiologis, psikis, antropologis, merupakan kekurangan juga dalam menilai (secara subjektif) mengenai tokoh Budi ini.


Kemarin (menurut penanggalan jawa), Budi di "tembak" oleh seorang cewek, sebutlah namanya Mawar. Lucunya, Mawar menembak si Budi tanpa pernah melihat wajah si Budi (si Budi pun tak pernah melihat wajah Mawar), mereka baru berhubungan lewat telpon dan SMS-an. Kata Mawar, dia mengenal Budi lewat adiknya. Tentu saja, walaupun Budi sebenarnya sangat butuh "sentuhan" wanita, menolak dengan halus permintaan Mawar. Budi mungkin takut blunder, trauma, takut mengecewakan, takut dikecewakan, ataupun beribu pertimbangan lainnya. Walaupun mungkin si Budi dengan sedikit menyesal mengambil keputusan tersebut. Siapa tau cewek ini sangat baik, cantik, tajir (kata hati Budi). Tapi sudahlah, keputusan itu diambil Budi tentunya dengan berbagai pertimbangan. Rasa sesal ataupun ketepatan dalam mengambil keputusan baru bisa Budi rasakan besok (kembali dalam penanggalan Jawa), setelah Budi dan Mawar bertemu langsung. Mungkin saja mereka berdua akan merasakan "Cinta pada pandangan pertama" besok, semoga. Sekian dulu mengenai Budi.
Banyak orang memberi defenisi tentang pacaran, defenisi ini memang rumit karena tidak ada satu kesepahaman umum mengenai pacaran. Menurut asal katanya, pacaran berasal dari kata "pacar". Entah dari bahasa apa, namun secara etimologis, artinya adalah sejenis bahan pewarna kuku (daun pacar). Namun secara terminologis, pacar adalah teman hidup yang berlainan jenis sebelum diikatkan secara sosial (melalui pernikahan), lebih radikal lagi dalam bahasa inggris (girlfriend/boyfriend) pacar dapat berarti teman hidup yang berlainan jenis yang dapat kita menyalurkan hasrat seks padanya (secara fisik = senggama kelamin). Satu yang pasti defenisi mengenai pacaran tergantung pada konstruk budaya pemberi defenisi.
Orang (Indonesia) kebanyakan memberikan pengertian mengenai pacaran dengan arti saling mengenal antara dua jenis kelamin yang berbeda, sebagian meneruskan ke jenjang pernikahan sebagai akhirnya, ataupun sampai tahap pengenalan saja. Entah, dalam defenisi ini mungkin Budi sesepahaman dengan defenisi pertama, makanya dia menolak dengan halus "tembakan" si mawar karena pacaran adalah sesuatu yang sakral, serius, sedangkan Mawar mungkin menganggap pacaran hanyalah saling mengenal, tak lebih.
Walaupun samar-samar, tidak pasti, dan berubah-ubah, namun Mengapa banyak orang yang pacaran ? Saya menganggap bahwa motif pacaran itu berbeda-beda dari tiap individu, motif inilah yang kemudian membuat banyak orang yang pacaran dan mempunyai "gaya pacaran" yang berbeda-beda. Motif tersebut antara lain:
Status
Sebagian orang berpacaran dengan dalih status, minimal status "tidak menjomblo". Status tertinggi (menurut hedonisty) adalah selebritis, bayangkan jika kita pacaran dengan artis atau orang terpandang, otomatis status kita juga akan terangkat.
Biasanya orang ini pada awalnya memilih pacar terserah saja, sembarangan, asal ada, asal status tidak menjomblo, asal orang tahu bahwa dia bisa juga punya pacar. Ataupun sebaliknya, dengan cara pemaksaan, kekerasan, ancaman.
Gaya pacaran umumnya acuh tak acuh, asal dia dilihat oleh orang lain dan pacaran dapat mengubah image orang lain mengenai statusnya.
Nafsu
Sebagian lagi menganggap bahwa pacaran adalah ajang pelampiasan nafsu (sex) belaka, walaupun tingkatan nafsu berbeda pada tiap individu, namun penyaluran nafsu paling minimal adalah bersentuhan fisik dan maksimal adalah (maaf) berhubungan kelamin.
Nafsu disini dapat berupa perasaan suka dan sayang. Suka berarti menyenangi sesuatu, ada suatu hal yang didapatkan dari rasa suka itu, baik nyata maupun abstrak. sayang berarti mengasihi sesuatu, walaupun tidak mendapatkan apa-apa, dia tetap puas dengan memberi sesuatu pada hal yang dikasihinya. Walaupun suka dan sayang tidak dibatasi secara khusus, namun kebanyakan model penyalurannya adalah dengan bersentuhan (secara fisik).
Gaya pacaran model ini biasanya saling bersentuhan, sering sekali berhubungan (ketemuan). intensitas bersentuhan ini semakin lama semakin membosankan sehingga kualitas maupun kuantitasnya seringkali ditingkatkan. Apabila telah "menembus batas" kebosanan, biasanya putus.
Cinta
Pandangan ini mungkin agak naif karena defenisi "cinta" juga tidak jelas. Bagi yang tidak tahu mengenai kata ini biasanya sulit mendefenisikannya atau mengatakan bahwa cinta itu abstrak, sulit diungkapkan, hanya dapat dirasakan oleh yang mengalaminya. Defenisi cinta ini biasanya tumpang tindih dengan defenisi "sayang" dan "suka". Namun tanpa bertele-tele, saya menyamakan cinta itu sejatinya adalah sesuatu yang hakiki, yang hakiki hanyalah DIA, PEMILIK SEMESTA ALAM. Bertolak dari pengertian ini, sejatinya setiap rasa yang indah ditujukan pada DIA, namun rasa ini dapat pula di transformasikan lewat ciptaan-NYA (yang akhirnya berpusat dan berujung pada DIA).
Dari defenisi ini, maka apabila kita mencintai-NYA, taruhlah kita mencintai lawan jenis kita (yang merupakan makhluk-Nya), maka bagaimanapun modelnya, cara mencinta tersebut tidak boleh keluar dari ketetapan-NYA, aturan-NYA, hukum-NYA. Tak ada motif lain yang dominan pada diri kita kecuali mendapat ridho-NYA.
Dikaitkan dengan "pacaran bermotif cinta", apabila dikaitkan dengan hukum-NYA, maka motif "nafsu" bertentangan dengan motif ini.
Gaya pacaran model ini biasanya hanya saling mengetahui, yang akhirnya ke jenjang pernikahan.
Karena keterbatasan model pacaran seperti ini, maka biasanya konstruk sosial tidak menganggap hal ini sebagai pacaran.
Beberapa jenis motif ini dapat bergabung, ataupun berubah motif dari motif yang satu ke motif yang lain. Tak jarang ketiga motif ini bergabung ataupun dijalani sekaligus atau berurutan pada satu individu. Bagaimana dengan anda ?
Akhirnya, walaupun pandangan mengenai pacaran berbeda bagi setiap individu, kembali ke diri kita masing-masing bagaimana kita memaknai pacaran itu. Mungkin benar adanya pendapat kalangan Islam Radikal mengenai pacaran, bahwa pacaran itu sia-sia, dosa, dan haram, apabila kita salah memaknai pacaran tersebut. Bahkan lebih ekstrim lagi, tidak ada istilah pacaran (dalam Islam).
WallaahuA’lam Bisshawab. yakusa

PACARAN : CINTA, NAFSU, ATAU SEKEDAR STATUS ?
Pernah di posting di http://yaszerone.blogspot.com/ pada tanggal 6/27/2006 02:08:00 AM

Judul Film Bahasa Makassar

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaBc7L7u9KoCAtpclEjYquWwxHIH80nmG831tWiLhKzKBOOgf599O_zE5Lrw0TC-BiVYZsNlhkK7X-gpNz3g9srNsyH81tdN4pqMU7tLJYUdxGCCTwPaQ-ONNKAkO-wy_DjAUWZp-weK4/s400/Pelesetan+Poster+Film+Lucu+Tuan+Dan+Nyonya+Kacang.jpg

Dalam rangka menghindari pajak impor pemerintah RI, maka produsen-produsen Hollywood mengganti judul film-filmnya dengan Bahasa Makassar (Mangkasara'), iaminne judulna :
  • Die Hard – Tena mate na
  • Die Hard II – Ku kana memang  tena Mate na
  • Rocky – Bantimurung,
  • Dumb and Dumber - Tau Dongo
  • Mission Impossible – Jama-jamang Bukku',
  • Liar Liar - Pabote'
  • Silence of The Lambs – Bembe Garring,
  • Bad Boys - Anak Kumbala,
  • Home Alone – Setang Balla',
  • Lord of the Ring - I Dato' Cingcing
  • The Awakening – Parondayya
  • After The Sunset – Sa'ra' Allowa
  • The End of Days – Allo Kiama',
  • Hulk – Daeng Gassing
  • Independence Day – Maradekayya,
  • Romeo and Juliet - I Baco na I Basse
  • Blow Fish - Juku Buntala
  • Farenheit 9/11 – Kabussangngang,
  • Heroes - Tolo' na,
  • Fearless - Tubarani
  • Twins - Uping siagang Iping
  • Lost – Lingu,
  • Bandits - Tau Bajingang,
  • Storm – Gunturu' na Kila',
  • Take The Lead – Cinna dudu acCaleg
  • XMen – Kawe-kawe,
  • Men In Black – Tau Le'leng,
  • Gone With The Wind – Aging Mamiri,
  • The Terminal – Sentral-Daya',
  • Shaolin - Tau Gondolo'
  • 2012 - Carita Campur Attu'
Itulah judul film Hollywood yang beralih nama ke Bahasa Makassar, siapa tahu ada yang menjumpai DVD bajakannya atau ada judul lain yang terlewat, tolong diberitahukan sama saya. Hehehe



Catatan terjemahan :

  • Tena mate na = Tidak ada matinya
  • Ku kana memang tena Mate na = Saya katakan memang tidak ada matinya
  • Bantimurung = tempat wisata air terjun di Maros
  • Tau Dongo = orang bodoh
  • Jama-jamang Bukku' = kerjaan bungkuk (ungkapan = kerjaan yang sangat sulit)
  • Pabote' = pembohong
  • Bembe Garring = Kambing sakit
  • Anak Kumbala = anak nakal
  • Setang Balla' = setan rumah
  • I Dato' Cingcing = raja cincin
  • Parondayya = peronda malam
  • Sa'ra' Allowa = suara hari ????
  • Allo Kiama' = hari kiamat
  • Daeng Gassing = ???
  • Maradekayya = Merdeka
  • I Baco na I Basse = Baco (anak laki-laki) dan Becce (anak perempuan)
  • Juku Buntala = Ikan Kembung
  • Kabussangngang = kegerahan
  • Tolo' na = pahlawannya
  • Tubarani = orang berani
  • Uping siagang Iping = upin dan ipin
  • Lingu = bingung
  • Tau Bajingang = orang jahat
  • Gunturu' na Kila' = Guntur dan Petir
  • Cinna dudu acCaleg = Sangat ingin jadi Caleg
  • Kawe-kawe = Banci
  • Tau Le'leng = orang hitam
  • Aging Mamiri = angin semilir
  • Sentral-Daya' = Jurusan Sentral-Daya (angkot Makassar)
  • Tau Gondolo' = orang gundul
  • Carita Campur Attu' = cerita campur kentut
Sumber : 
BBMnya Waris
http://beritangumpul.blogspot.com/2010/05/nek.html

8 Mar 2011

10 Fakta Kondisi Geografis Kota Makassar

 Kota Makassar Berada di Tengah Indonesia
Center Point of Indonesia

10 Fakta Mengenai Kondisi Geografis Kota Makassar antara lain :
  1. Kota Makassar sendiri berdekatan atau berbatasan dengan sejumlah kabupaten yakni sebelah utara dengan kabupaten Pangkep, sebelah timur dengan kabupaten Maros, sebelah selatan dengan kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan Selat Makassar.
  2. Wilayah kota Makassar berada pada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1 sampai 25 meter dari permukaan laut.
  3. Posisi Kota Makassar berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia.
  4. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 sampai 5 derajat ke arah barat.
  5. Wilayah kota Makassar diapit dua muara sungai yakni sungai Tallo  yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. 
  6. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km² daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km². Sehingga bila di jumlah antara wilayah daratan dan lautan menjadi kurang lebih 275,77 Km².
  7. Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Diantara Kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.
  8. Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Kota Makassar terdiri dari tanah inceptisol dan tanah ultisol.
  9. Pada wilayah perkotaan Kota Makassar sudah jarang terdapat lahan kosong milik negara atau lahan-lahan mentah lainnya. Kota Makassar direkomendasikan sebagian besar untuk kawasan pengembangan budidaya karena tidak ada syarat yang memenuhi sebagai kawasan lindung. 
  10. Pembagian lahan dalam wilayah Makassar dibagi dengan peruntukan Kawasan Mantap 38 %, Kawasan Peralihan 11 %, dan Kawasan Dinamis 51 %.

Sumber : http://bahasa.makassarkota.go.id/index.php/component/content/article/85

Peta Administratif Kota Makassar

Peta administratif kota Makassar




DOWNLOAD PETA

Sumber : http://bahasa.makassarkota.go.id/index.php/component/content/article/86

1 Mar 2011

Sabung Ayam, Penyebab Perang Gowa - Bone ?

129704279732857975
Raja Gowa XVI, I Mallombasi Daeng Mattawang Sultan Hasanuddin, digelari “Haaantjes van het Oosten” yang berarti “Ayam Jantan dari Timur”. Lambang Universitas Hasanuddin pun adalah gambar ayam. Hal ini membuat saya sering bertanya sendiri, mengapa dilambangkan dengan hewan ayam? mengapa bukan singa, harimau, singa, gajah, atau burung garuda yang secara simbolis jauh lebih "jantan" dari seekor ayam? Teringat  kata teman saya, kalau orang "barat" mengolok-olok orang lain, akan memanggil dengan sebutan "chicken" atau "chick" saja. Mungkin, sebagai perumpamaan saja kalau "barang" (alat kelamin pria) orang yang di olok kemampuannya hanyalah seperti ayam, bukan elang atau bahkan singa. Sehingga (di Barat sana), kata-kata "you chicken" sebenarnya untuk menyatakan orang yang diolok adalah seorang yang lemah, bahkan pengecut. Saya membatin, jangan sampai orang Belanda sebenarnya tidak memuji, namun sebaliknya mengolok-olok Sultan Hasanuddin.


Namun, setelah membaca ulasan yang lengkap soal ayam dari M. Farid W.Makkulau (budayawan, penulis), saya sedikit tercerahkan dan membuang jauh-jauh (untuk sementara) persoalan ayam sebagai "umpatan" atau "pujian".

Kata, Manu’ (Bugis) atau Jangang (Makassar) yang berarti ayam, merupakan kata yang sangat lekat dalam kehidupan masyarakat Bugis Makassar. Menurut orang Bugis - Makassar, ayam adalah simbol kejantanan. Ayam merupakan hewan simbolis sekaligus pertaruhan gengsi laki-laki. Mungkin jika diambilkan perumpamaan, sekarang ini tidak disebut seseorang itu laki-laki jika tidak menggemari bola dan kalau dahulu, tidak disebut seseorang itu laki-laki jika tidak menggemari sabung ayam. Hanya saja, kini terjadi pergeseran cara pandang, apa-apa dijudikan. Sabung ayam dijudikan, Sepak bola dijudikan. Padahal dulunya, sabung ayam malah menjadi tontonan yang sangat menarik, termasuk para bangsawan dan raja.

Masyarakat Bugis Makassar selain menjadikan ayam sebagai ternak peliharaan juga menjadikannya sebagai hewan aduan. Karena keakraban dengan ayam ini dengan senantiasa memperhatikan tanda-tanda fisik, bulu dan bunyi kokoknya, orang Bugis Makassar pun memiliki kepercayaan, firasat, alamat atau pertanda dari ayam ini.

Dalam kitab La Galigo diceritakan bahwa tokoh utama dalam epik mitik itu, Sawerigading, kesukaannya menyabung ayam. Dahulu, orang tidak disebut pemberani jika tidak memiliki kebiasaan minum arak (angnginung ballo), judi (abbotoro’), dan adu ayam (massaung manu’), dan untuk menyatakan keberanian orang itu, biasanya dibandingkan atau diasosiasikan dengan ayam jantan paling berani di kampungnya (di negerinya). Bahkan, awal konflik dan perang antara dua negara adikuasa, penguasa semenanjung barat dan timur jazirah Sulawesi Selatan, Kerajaan Gowa dan Bone diawali dengan “Massaung Manu”. (Manu Bakkana Bone Vs Jangang Ejana Gowa).

Kisahnya seperti ini.
Pada tahun 1562, Raja Gowa X, I Mariogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipalangga Ulaweng (1548 – 1565) mengadakan kunjungan resmi ke Kerajaan Bone dan disambut sebagai tamu negara. Kedatangan tamu negara tersebut dimeriahkan dengan acara ’massaung manu’ (Sabung Ayam = Adu Ayam). Oleh Raja Gowa, Daeng Bonto mengajak Raja Bone La Tenrirawe Bongkange’ bertaruh dalam sabung ayam tersebut. Taruhan Raja Gowa adalah 100 katie emas, sedang Raja Bone sendiri mempertaruhkan segenap orang Panyula (satu kampung). Sabung ayam antara dua raja penguasa semenanjung timur dan barat ini bukanlah sabung ayam biasa, melainkan pertandingan kesaktian dan kharisma. Alhasil, Ayam sabungan Gowa yang berwarna merah (Jangang Ejana Gowa) mati terbunuh oleh ayam sabungan Bone (Manu Bakkana Bone).

Kematian ayam sabungan Raja Gowa merupakan fenomena kekalahan kesaktian dan kharisma Raja Gowa oleh Raja Bone, sehingga Raja Gowa Daeng Bonto merasa terpukul dan malu. Tragedi ini dipandang sebagai peristiwa siri’ oleh Kerajaan Gowa. Di lain pihak, kemenangan Manu Bakkana Bone menempatkan Kerajaan Bone dalam posisi psikologis yang kuat terhadap kerajaan-kerajaan kecil yang terletak di sekitarnya. Dampak positifnya, tidak lama sesudah peristiwa sabung ayam tersebut serta merta kerajaan-kerajaan kecil di sekitar Kerajaan Bone menyatakan diri bergabung dengan atau tanpa tekanan militer, seperti Ajang Ale, Awo, Teko, serta negeri Tellu Limpoe.

Peristiwa itu menunjukkan betapa besar pengaruh psikologis ’Massaung Manu’ tersebut sehingga menjadi pangkal konflik dan perang Bone Vs Gowa. Bergabungnya Tellu Limpoe menjadi wanua palili Bone yang sebelumnya berstatus wanua palili Kerajaan Gowa dijadikan dalih oleh Gowa melancarkan serangan militer pertama ke Bone dalam tahun 1562. Tahun berikutnya, serangan militer kedua menyusul dengan jumlah pasukan yang lebih besar, Serangan militer ketiga dan keempat dilancarkan lagi dalam tahun 1565. Raja Gowa XI, I Tajibarani Daeng Marumpa Karaeng Data Tunibata yang hanya naik takhta selama 20 hari ini tewas dalam peperangan ini. Dalam setiap serangan militer Gowa ke Bone, Gowa tidak pernah menaklukkan betul Bone sehingga selalu diakhiri dengan perjanjian Perdamaian, namun Gowa selalu mengingkari perjanjian itu dan tetap menunggu kesempatan yang baik untuk menaklukkan Bone. Dalam tahun 1575, dilancarkanlah serangan militer kelima sampai akhirnya Bone benar-benar dikalahkan dan ditaklukkan dimasa pemerintahan Raja Gowa I Mangerangi Daeng Manrabia Sultan Alauddin Tumenanga ri Gaukanna dalam tahun 1611.

Sejarah konflik dan Perang Gowa Vs Bone ini menarik dicermati karena diakhir penaklukan Bone oleh Gowa, alasan perang yang dipakai Sultan Alauddin adalah alasan ”Bundu Kasallangan” atau ”Musu Sellenge”, yaitu memerangi suatu kerajaan supaya masuk Islam. Sementara dalam istana Bone, beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh Gowa merupakan satu pelanggaran kedaulatan negara atas negara lain sehingga setiap peperangan harus dibalas dengan peperangan. Di belakang hari, sebab inilah yang memicu kebangkitan semangat Arung Palakka untuk memerdekan Bone (Negeri Bugis) atas "penjajahan Gowa", terlebih lagi setelah pengerahan sekitar 40.000 tenaga kerja paksa orang Bone – Soppeng membangun benteng-benteng Makassar. (Makkulau, 2008).

Itulah sedikit riwayat tentang ayam di daerah Bugis-Makassar yang disimbolkan sebagai kejantanan dan keberanian. Dan, ayam pulalah penyebab perang antara dua negeri besar ini.
Wallahu A'lam bisshawab.



Sumber:
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...