14 Agu 2010

Naik Pangkat, Semoga Kinerja Lebih Baik

Alhamdulillaah... Itulah yang dapat saya ucapkan sebagai ungkapan syukur atas pertolongan-NYA. Inilah anugerah yang selama ini sangat saya harapkan, naik pangkat. Tentu saja, semua PNS pernah merasakan yang namanya naik pangkat, pun jika belum, Insya Allah nantinya bakal merasakannya. Namun, saya anggap kisah saya adalah kisah yang termasuk unik dalam kalangan per-PNS-an yang bisa jadi sharing yang bermanfaat khususnya bagi PNS lainnya. Berikut kisah saya.

Saya mendaftar ikut tes CPNS pada tahun 2004. Tahun itu, saya belum lulus kuliah sehingga saya menggunakan ijazah SMU. Saya mendaftar dalam formasi tenaga administrasi teknis umum. Sebenarnya saya ikut tes hanyalah iseng-iseng saja mengikuti (menemani) sepupu saya yang ikut tes, namun dengan dorongan yang sangat kuat dari orangtua. Maklum, orang tua saya seorang guru PNS dan merasa masa depan yang baik dan aman jika saya juga menjadi PNS.

Walhasil, pengumuman tiba melalui media massa, alhamdulillah saya dinyatakan lulus, namun sontak kaget melihat pengumuman bahwa saya lulus dalam formasi Polisi Pamong Praja (Pol.PP). Siapa yang tidak kaget, saya mendaftar dalam formasi tenaga administrasi teknis umum namun diluluskan dalam formasi Pol.PP. Seketika saya membayangkan tubuh kecil saya (saat itu body saya masih kecil, kurus, pendek) memakai seragam Pol.PP, musibah, pikir saya.

Mungkin ada kesalahan disini, harapan saya. Benar saja, syarat untuk mendaftar (ujian) dalam formasi Pol.PP adalah minimal sudah 5 tahun mengabdi sebagai tenaga honor Pol.PP dan saya tidak masuk dalam kategori tersebut. Walaupun tak ada klarifikasi resmi, saya pikir yang salah memasukkan nama adalah BKN pusat yang tidak melihat persyaratan lokal untuk menjadi CPNS Pol.PP. Namun BKN tidak dapat disalahkan juga sepenuhnya, karena aturan saat itu adalah pemeriksaan berkas dan hasil ujian dilakukan di pusat, dan Daerah tidak boleh campur tangan mengintervensi hasil kelulusan.

Untuk diketahui, tes CPNS tahun 2004 adalah gebrakan awal SBY-JK dalam penerimaan CPNS yang massif dan jujur, banyak kemudian kalangan biasa (maaf -- anak tukang becak, buruh, dll) yang cerdas lulus dalam tes CPNS ini dan banyak keluarga pejabat termasuk anak bupati dan sekda yang tidak lulus.

Bisa dibayangkan konflik yang terjadi setelah "kesalahan" pengumuman kelulusan. Minimal konflik antara saya bersama 12 teman senasib lainnya (yang lulus Pol.PP) dengan "senior" Pol.PP. Konflik batin pun terjadi pada saya. Satu sisi saya sangat tidak ingin jadi Pol.PP, sisi lain orangtua yang sangat senang dan tetap menginginkan saya jadi PNS (walaupun seorang Pol.PP).

Waktu berjalan, melalui perdebatan sengit dan perjuangan panjang kami (13 orang lulus Pol.PP versi BKN) akhirnya dipending kelulusannya oleh Bupati, dan akan otomatis diluluskan sebagai CPNS pada penerimaan tahun selanjutnya tanpa tes lagi. Yang mengisi formasi tersebut akhirnya adalah Pol.PP senior (yang belakangan di gosipi membayar sejumlah uang untuk kelulusan mereka, entahlah.)

Tahun 2006 pun tiba, janji Bupati meluluskan kami secara otomatis ditepati. Saya lulus dalam formasi administrasi teknis umum bagian arsiparis (bukan Pol.PP lagi). Namun disini permasalahan baru muncul. Saya telah lulus kuliah pada akhir 2005 sehingga banyak yang berkata bahwa aturan tidak akan dapat menaikkan pangkat saya dengan "penyesuaian ijazah" karena ijazah (S1) saya mendahului SK pengangkatan (SMU) saya. Wah, saya pikir sangat gawat kalau begini, sia-sia dong saya kuliah selama 4 tahun. Saya sempat hampir putus asa menghadapi kenyataan ini, namun dengan dorongan orangtua, saya jalani saja dengan ikhlas dan sabar. Mungkin suatu hari ada jalan, inilah jalan yang harus saya tempuh.

Sayapun mulai bekerja dengan pangkat Pengatur Muda Golongan IIa. Saya ditempatkan di wilayah kecamatan nun jauh disana, Tompobulu (Tompo=puncak, Bulu=Gunung), Wilayah kecamatan di daerah gunung perbatasan Maros, Gowa, dan Bone. (Pengalaman kerja saya di daerah gunung, Tompobulu, akan saya ceritakan di lain kesempatan).

Di penghujung tahun ketiga, saya pindah ke daerah kota (Dinas Kesehatan), dengan bantuan pak Camat yang juga di mutasi jadi camat di daerah kota. Berbagai konflik muncul saat bekerja di Dinas Kesehatan (yang saya akan ceritakan juga di postingan yang lain). Disinilah rentetan "keajaiban" terjadi, saya diizinkan ikut ujian penyesuaian ijazah (PI) di kota Pare-pare bersama sekitar 200-an PNS lainnya. Ujian PI adalah salah satu syarat untuk mengikuti PI.

Saya anggap keajaiban karena entah aturan darimana saya bisa diizinkan ikut ujian PI . Ijazah S1 saya yang mendahului SK PNS (yang meniscayakan saya tidak dapat diberi izin belajar sebagai suatu syarat mengikuti ujian PI) saya anggap tak dapat lagi ditoleransi untuk mengikuti ujian PI. Belakangan saya ketahui bahwa aturan mengenai ujian PI dan PI adalah aturan internal daerah masing-masing, kebetulan aturan mengenai "SK harus mendahului Ijazah, dan persyaratan ujian PI dan PI ke golongan IIIa adalah PNS dengan pangkat minimal golongan IIc" tidak berlaku di Maros dan akan diberlakukan mulai tahun 2011. Hufftt..

Setelah mengikuti ujian PI di Pare-pare (pertengahan 2009), proses untuk PI-nya ternyata masih panjang. Saya mesti menunggu dengan penuh kesabaran dan ketidakpastian selama setahun (hingga Agustus 2010) untuk mendapat SK baru golongan IIIa. Setelah dihitung, saya bekerja sebagai PNS dengan Golongan IIa selama 4 tahun. Waktu yang cukup panjang dengan segala intrik yang saya hadapi.

Seandainya saya tidak PI, maka kenaikan pangkat saya akan berjalan secara reguler :
IIa = 4 tahun
IIb = 4 tahun
IIc = 4 tahun
IId = 4 tahun
IIIa
Sehingga butuh setidaknya 16 tahun dari Golongan IIa ke IIIa. Sangat lama. Jika menikah dan dikarudiai anak, mungkin anak saya sudah duduk di bangku SMP. Hahaha. Namun dengan PI, skenarionya menjadi begini
IIa = 4 tahun..... Mengikuti PI, langsung ke
IIIa
Ada waktu sekitar 12 tahun yang tereduksi dengan PI ini. Bayangkan saja.

Alhamdulillah, akhirnya dengan keikhlasan dan kesabaran saya naik pangkat juga. Syukur tak terhingga pada Sang Khalik, dan terima kasih sebesar-besarnya bagi yang telah mendukung dan membantu saya dalam segala hal mengenai PI ini. Semoga dengan naiknya pangkat saya ini bisa lebih memacu kinerja sebagai aparat pemerintah pelayan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...