7 Agu 2010

Coto Rasa Indomie


Alhamdulillah, sudah kenyang. Begadang begini tak lupa isi perut, walaupun penampakan perut sudah oversize. Biarpun cuma mie, itu sudah lebih dari cukup untuk membuat perut kenyang. Menu dini hari ini, sebungkus Indomie Rasa Coto Makassar. Memang jauh dari rasa coto sebenarnya, tapi lumayanlah rasanya, lumayan mengenyangkan maksudnya.

Saya cuma terpikir betapa hebatnya team marketing dan research dari Indomie, sampe kepikiran membuat mie namun selera tradisional Nusantara. Walaupun rasanya sangat jauh berbeda, namun makanan tradisional tersebut seakan melekat pada satu produk : MIE INSTANT, INDOMIE.

Nah sekarang, dimana anda tinggal? Di Medan, Banjar, Bandung, Jakarta, ataukah seperti saya di Makassar? Semua ada "rasa Indomie-nya". Mungkin dalam beberapa tahun akan ada lagi rasa Indomie yang lebih spesifik lagi, seperti Rasa Lebak Bulus, Tanah Abang, Pantai Losari, atau apalah (hahaha...lebay), bahkan bukan tidak mungkin ekspansi ke Mancanegara mampu melahirkan Indomie rasa baru : Rasa Pizza, Hamburger, atau Kaktus Afrika. Hehehe.

Iklan Indomie di Afrika (sumber: Kaskus)

Saya bukan ahli ekonomi, namun menurut saya inilah strategi pasar yang cukup berhasil, khususnya "merajai" pasar Indonesia. Dan yang tak kalah pentingnya adalah Inovasi. Setahu saya belum ada makanan khususnya produk mie instan yang tingkah lakunya seperti Indomie. Makanya (mungkin) keseharian kita sudah menyebut "Indomie" sebagai kata ganti dari "mie". Saking terkenalnya. Mari Makan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...