idealisme adalah ideal, muncul dari seorang idealis. Merujuk dari paham bahwa manusia itu baik, apa yang berlawanan dari kata hati adalah salah. Maka seorang idealis akan berusaha sekuat tenaga untuk mengejawantahkan kata hatinya dalam setiap kata, sikap, dan perbuatan. Namun demikian akan sangat sulit d
ipahami apabila sikap dan perbuatan yang ideal itu tidak dibarengi dengan pengetahuan yang cukup mengenai sesuatu hal. Bagaimana menilai sikap dan perbuatan kita benar jika kita tidak mengetahui apa yang benar itu? Inilah yang saya namakan idealisme buta. Bahkan sebagian orang (mungkin) mengatakan bahwa ini bukan idealis, tetapi bodoh. Parahnya lagi jika "idealisme buta" ini dipertahankan sekuat tenaga oleh sang "idealis", maka semua orang dianggap salah.
Bagaimana dengan pragmatisme? Pragmatisme adalah paham yang mendahulukan kepentingan sendiri dengan berbagai cara entah dengan cara benar ataupun salah. Pragmatisme pun menurut saya bermacam-macam, tergantung dari tujuan si "pragmatis" ini, apakah baik atau buruk. Dalam hal ini saya agak mengabaikan proses benar ataupun salah. Yang baik menurut saya adalah jika kepragmatisan ini untuk kebaikan bersama.
Pertanyaan sekarang apakah "idealisme buta" dapat dipertemukan dengan "pragmatisme realis"? Sepertinya akan sangat sulit untuk dipertemukan untuk kemudian kita katakan tidak dapat dipertemukan. Terlepas dari tingkat ego masing-masing individu, kedua "paham" ini tidak bisa disatukan. (bersambung...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar